Hubungan Tingkat Kecukupan Gizi, Tingkat Pengetahuan Ibu, dan Tinggi Badan Orangtua dengan Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Tambak Wedi Surabaya
Open Access
- 18 June 2020
- journal article
- Published by Universitas Airlangga in Amerta Nutrition
- Vol. 4 (2), 95-102
- https://doi.org/10.20473/amnt.v4i2.2020.95-102
Abstract
Latar Belakang: Stunting merupakan masalah pertumbuhan fisik yang disebabkan oleh kurangnya kecukupan gizi, rendahnya pengetahuan gizi, serta tinggi badan orangtua. Puskesmas Tambak Wedi Surabaya merupakan salah satu puskemas yang mengalami peningkatan prevalensi stunting 2,7% dari tahun 2017. Meningkatnya angka prevalensi menandakan bahwa pencegahan dan penanganan stunting di Surabaya harus dioptimalkan agar prevalensinya dapat ditekan.Tujuan: Menganalisis hubungan tingkat kecukupan zat gizi (energi, protein, kalsium), tingkat pengetahuan ibu dan tinggi badan orangtua dengan stunting di Puskesmas Tambak Wedi.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain case control. Besar sampel adalah 48 balita yang terdiri dari sampel kasus (24 balita stunting) dan sampel kontrol (24 balita non-stunting). Variabel dependen adalah stunting. Variabel independen adalah tingkat kecukupan energi, protein, kalsium, tingkat pengetahuan ibu, dan tinggi badan orangtua. Analisis data menggunakan uji statistik chi-square dan regresi sederhana.Hasil: Terdapat hubungan antara tingkat kecukupan energi (p=0,02;OR=0,11), protein (p=0,018;OR=2,3), kalsium (p=0,023;OR=0,2), pengetahuan ibu (p=0,029;OR=‒0,265) dengan kejadian stunting pada balita. Tinggi badan ayah (p=0,77) dan ibu (p=0,76) tidak memiliki hubungan dengan kejadian stunting pada balita di Puskesmas Tambak Wedi.Kesimpulan: Tingkat kecukupan zat gizi dan tingkat pengetahuan ibu pada balita non-stunting lebih baik daripada balita stunting. Tingkat kecukupan zat gizi meliputi energi, protein, kalsium dan pengetahuan ibu memiliki hubungan dengan stunting pada balita usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Tambak Wedi Surabaya.Keywords
This publication has 8 references indexed in Scilit:
- FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS STUNTING ANAK USIA 24-59 BULAN DI WILAYAH KERJA UPK PUSKESMAS SIANTAN HULUPontianak Nutrition Journal (PNJ), 2019
- Faktor Penyebab Anak Stunting Usia 25-60 Bulan di Kecamatan Sukorejo Kota BlitarJurnal Ners dan Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery), 2018
- Perbedaan Kadar Zinc Rambut pada Anak Stunting dan Non Stunting Usia 12-24 Bulan di Kelurahan Tambak Wedi Kenjeran, SurabayaAmerta Nutrition, 2017
- FAKTOR LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 24–59 BULAN DI KECAMATAN MATAN HILIR SELATANJurnal Vokasi Kesehatan, 2017
- Low intake of calcium and vitamin D, but not zinc, iron or vitamin A, is associated with stunting in 2- to 5-year-old childrenNutrition, 2015
- Permasalahan Anak Pendek (Stunting) dan Intervensi untuk Mencegah Terjadinya Stunting (Suatu Kajian Kepustakaan)Jurnal Kesehatan Komunitas, 2015
- KORELASI STATUS GIZI, ASUPAN ZAT BESI DENGAN KADAR FERITIN PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN DI KELURAHAN SEMANGGI SURAKARTAJurnal Kesehatan Masyarakat (Journal of Public Health), 2014
- FAKTOR RISIKO KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24 – 36 BULAN DI KECAMATAN SEMARANG TIMURJournal of Nutrition College, 2012