Analisis Perilaku Pemberian ASI Eksklusif Di Puskesmas Bekasi

Abstract
UNICEF and WHO data showed that exclusive breastfeeding can reduce infant morbidity and mortality by 88%. The coverage of exclusively breastfeeding infants was 61.33%, the highest percentage was in West Nusa Tenggara (87.35%) and the lowest percentage was in Papua (15.32%). Exclusive breastfeeding is given when the baby is born until the age of 6 months. In Indonesia there are 31.36% of 37.94% of children sick because they do not receive exclusive breastfeeding. Aim of this study to determine the relationship of knowledge, work, and family support with the behavior of exclusive breastfeeding health center working area Bekasi City. This study was a cross sectional approach with a sample of 130 respondents. The sampling in this study using simple random sampling technique, analyzed by the chi square test conducted in July 2019 to April 2020. Results of this study there were 96 respondents (73.8%) mothers who did not provide exclusive breastfeeding and 34 resondents (26.2%) mothers who give exclusive breastfeeding to their babies. There was a significant relationship between knowledge (p = 0,000 and PR = 1,588), employment (p = 0,000 and PR = 1,995), family support (p = 0,001 and PR = 1,514) with exclusive breastfeeding health center working area Bekasi. It was concluded that knowledge, employment, and family support were related to exclusive breastfeeding. It was recommended for health workers to create innovations and new programs to increase exclusive breastfeeding, and in the family level should provide support for exclusive breastfeeding practices.Berdasarkan data UNICEF dan juga data WHO pemberian ASI eksklusif dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi lebih dari 88%. Cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif sebesar 61,33%, persentase tertinggi terdapat pada Nusa Tenggara Barat (87,35%) dan persentase terendah terdapat di Papua (15,32%). ASI eksklusif diberikan saat bayi mulai dilahirkan sampai pada usia 6 bulan. Di Indonesia terdapat 31,36% dari 37,94% anak yang sakit dikarenakan tidak dapat menerima ASI eksklusif. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pengetahuan, pekerjaan dan dukungan keluarga dengan perilaku pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Bekasi. Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional, dengan besar sampel sebanyak 130 responden. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling, dan analisis data menggunakan uji chis-quare yang dilakukan pada bulan Juli 2019 sampai April 2020. Hasil penelitian terdapat 96 (73,8%) ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif dan 34 responden (26,2%) yang telah memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan (p = 0,000 dan PR = 1,588), pekerjaan (p = 0,000 dan PR = 1,995) dan dukungan keluarga (p = 0,001 dan PR = 1,514) dengan perilaku pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kota Bekasi. Disimpulkan bahwa pengetahuan, pekerjaan, dan dukungan keluarga berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif. Disarankan untuk petugas kesehatan membuat inovasi dan program baru untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif, dan pada tingkat keluarga kiranya memberikan dukungan terhadap pemberian ASI eksklusif.