Abstract
Doa merupakan sebuah aktivitas yang erat hubungannya dengan denyut nadi kekristenan; sehingga muncul semacam ungkapan, bahwa doa adalah nafas kehidupan orang percaya. Sejatinya, kegiatan doa bukanlah sebuah rutinitas ibadah belaka, melainkan pusat kehidupan itu sendiri. Dari zaman Yesus ada di muka bumi hingga pada pelayanan para rasul di Yerusalem bersama jemaat mula-mula, doa menjadi energi dari setiap pelayanan bahkan sendi kehidupan yang dilakukan. Artikel ini menyajikan sebuah telaah eksegetis tentang doa dalam Kisah Para Rasul 4:23-31, yang bertujuan menunjukkan secara biblikal sifat doa yang penting dan urgen. Pada akhirnya, gereja didorong untuk memahami esensi doa dan mulai berdoa dengan tekun. Pray is an activity most related to Christian’s life; so there is a saying that prayer is believers’ breath of life. Substantially, praying is not mere routinized of service, but also life center. From the time of Jesus was on earth untill the apostles’ ministry with early church in Jerusalem, pray becomes energy of every ministry even life. This article is giving an exegetical study of pray in Acts 4:23-31, which aim to show biblically character of pray, which is important and urgent. At least, it encourages church to understand the essence of pray and begin to pray on and on.