Abstract
Pendidikan nasional masih mengalami kesulitan dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas, terampil, dan kreatif yang dapat berfungsi sebagai sumber penggerak di berbagai bidang pembangunan. Dan output hasil pendidikan sering menjadi beban pemerintah untuk memenuhi kebutuhan mereka untuk pelayanan sosial, ketenagakerjaan, subsidi, dan sejenisnya. Mereka lulus dan muncul sebagai warganegara baru yang tidak mampu menawarkan solusi, melainkan sumber masalah dan masyarakat kecemasan. Salah satu sumber masalah dalam pendidikan masih lemah pendidikan yang dapat menumbuhkan nilai-nilai penting kemanusiaan. Dimana saat ini telah terjadi pemisahan antara "pendidikan intelektual" dengan "nilai pendidikan". Dikotomi ini menunjukkan kekerdilan pikiran, karena nilai moral yang tidak berbeda dengan dimensi intelektual, tetapi merupakan dasar bagi pertumbuhan intelektual. Hal ini diperlukan untuk pelaksanaan kurikulum yang didasarkan pada peningkatan pendidikan karakter berbasis kompetensi selain itu dalam proses pelaksanaan harus sesuai dengan bagaimana menerapkan pendidikan karakter. Dalam hal ini kurikulum dinilai adalah kurikulum 2013.