Abstract
Anak pendek atau stunting, merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak yang terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir. Akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia dua tahun akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kasus stunting ditemukan di Sulawesi Tengah khususnya di Kecamatan Palu Utara. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memiliki peran penting dalam berkontribusi mengantisipasi dan menurunkan tingkat stunting pada anak. Data kesehatan anak pada lembaga PAUD, khususnya tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala anak, umumnya hanya dicatat tanpa dianalisis maupun dimanfaatkan untuk dimensi layanan kesehatan dan gizi dalam program Holistik Integratif (HI). Keterlibatan PAUD menghadapi fenomena stunting pada anak di Indonesia dapat dilakukan melalui penerapan PAUD berbasis HI secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui capaian perkembangan kognitif pada anak yang stunting dan normal. Kriteria stunting ditentukan berdasarkan indeks TB/U <-2 SD. Penelitian ini melibatkan 134 anak TK di Kecamatan Palu Utara. Analisis data dilakukan melalui analisis univariat untuk melihat distribusi frekuensi dan bivariat untuk melihat hubungan antar variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 13 orang anak (9,7%) mengalami stunting dan terdapat 121 orang anak (91,3%) dalam kategori normal. Dilihat dari pencapaian perkembangan kognitif anak stunting, 5,2% belum berkembang dan 5,7% mulai berkembang. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kejadian stunting dengan capaian perkembangan kognitif anak usia dini.