Abstract
Ketidakseimbangan antara demand dan supply lahan sering mendorong perluasan kota ke daerahpinggirannya sehingga mengurangi wilayah pertanian. Hal ini dapat diamati di Kelurahan MlatiYogyakarta yang diklasifikasikan sebagai zobidekot (kawasan didominasi lahan pertanian) tetapi telahkehilangan 301,9 acre wilayah pertaniannya dalam kurun waktu 1996‐2010. Studi ini mengkaji perubahanguna lahan pada masa itu, dan ketidaksesuaian antara pembangunan di lapangan dan dokumen RencanaDetail Tata Ruang. Studi ini menganalisis foto udara dan gambar satelit melalui proses overlay dananalisis input‐output, disertai analisis SWOT atas kebijakan‐kebijakan guna lahan. Hasil menunjukkanbahwa 10,32% guna lahan di Mlati berubah sepanjang kurun waktu tersebut, yang mengakibatkanhilangnya 290,67 acre area pertanian dengan 13,12% diantaranya berubah menjadi permukiman. Namundemikian, 65,9% dari guna lahan disana masih sesuai dengan dokumen perencanaan. Wilayah inikekurangan aspek hukum dalam penerapan kebijakan guna lahannya karena dokumen perencanaanbelum disahkan. Aspek kelembagaan menunjukkan konsistensi dan ketersediaan sumber daya, tetapi adakelemahan dalam implementasi terkait kontrol dan penegakan hukum. Investasi, kebijakan pajak danperubahan guna lahan ilegal menjadi ancaman bagi implementasi kebijakan.Kata kunci : guna lahan, perubahan guna lahan, RDTR Yogyakarta, Kelurahan Mlati