Abstract
ABSTRAK Fenomena pemanasan gobal yang diiringi dengan terjadinya perubahan iklim, merupakan ancaman nyata bagi masyarakat di masa kini dan yang akan datang.Indonesia merupakan salah satunegara yang rentan terkena dampak perubahan iklim. Kabupaten Tasikmalaya menduduki urutan kelima peringkat indeks rawan bencana di Indonesia. Kecamatan Salawu di Kabupaten Tasikmalaya rawan bencana. Kampung Naga adalah kampung yang masih memegang kuat budaya dan adat di Kecamatan Salawu. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis potensi bencana terkait perubahan iklim di Kampung Naga dan menganalisis kemampuan mitigasi bencana masyarakat Kampung Naga terhadap perubahan iklim. Penelitian ini menggunakan metoda analisis deskriptif kualitatif. Potensi bencana dianalisis secara kualitatif berdasarkan kondisi geomorfologi dan lokasi kampung. Kemampuan mitigasi bencana dianalisis secara kualitatif berdasarkan adat istiadat. Bahaya akibat perubahan iklim yang berpotensi menjadi bencana di Kampung Naga adalah tanah longsor dan banjir. Kemampuan mitigasi bencana masyarakat Kampung Naga terhadap perubahan iklim dipengaruhi kearifan tradisional yang tercermin dari konservasi hutan, bangunan, infrastruktur dan pola ruang kampung yang dapat mengurangi ancaman bencanatanah longsor dan banjir. ABSTRACT The phenomenon of global warming which is accompanied by climate changed, is the real threat to the community in the present and future. Indonesia is one of the most vulnerable countries affected by climate change. Tasikmalaya is the district with rank of hazard indexes is 5th in Indonesia. Sub district Salawu in Tasikmalaya district is a disaster-prone districts. One kampong in Salawu which still holds strong culture and customs is Kampung Naga. The aim of the study were analyzed potential disaster that related of climate change in Kampung Naga, and analyzed the the abilities of Kampung Naga community in mitigating disaster of climate change. The study used a qualitative descriptive analysis method. Potential disaster analyzed qualitatively based on condition of geomorphologi and location. Disaster mitigation capabilities were analyzed qualitatively from customs. Based on geomorphologi condition and location, hazards of climate change that could potentially be disastrous in Kampung Naga were landslide and floods. The abilities of Kampung Naga community in disaster mitigation of climate change, is affected by the traditional wisdom that was reflected from forest conservation, building, infrastructure and spatial patterns of kampong which could prevent landslide and flood.