PERANCANGAN MANGROVE REHABILITATION CENTER DI BENGKALIS DENGAN PENDEKATAN SIMBIOSIS KISHO KUROKAWA

Abstract
ABSTRAK. Kabupaten Bengkalis diperkirakan memiliki 40.916 Ha hutan magrove dan setiap tahun selalu mengalami penurunan dan kerusakan. Akibat dari rendahnya kesadaran masyarakat khususnya didaerah pesisir dan eksploitasi hutan Mangrove secara berlebihan serta keadaan sosial ekonomi masyarakat Kabupaten Bengkalis yang tersebar dipesisir pantai mengandalkan sumber daya alam kelautan dan pesisir pantai sebagai mata pencaharian masyarakat setempat. Masyarakat melakukan intrusi terhadap ekosistem hutan magrove dengan mengalih fungsikan lahan (magrove) menjadi tambak, pemukiman nelayan, industri dan penebangan untuk berbagai keperluan seperti bahan industri panglung kayu arang, dan sebagai cerocok bangunan. Akibatnya wilayah kabupaten Bengkalis mengalami kerusakan yang cukup parah tepatnya daerah yang berahadapan langsung dengan Selat Malaka yang memiliki gelombang laut yang cukup kuat. Untuk itu agar menyadarkan masyarakat akan pentingnya Mangrove diperlukan Pusat Rehabilitasi konservasi Mangrove yang mana Pusat Rehabilitasi ini berfungsi sebagai pusat pengembangan, penelitian, serta edukasi masyarakat didalamnya terdapat pusat riset, development, laboratorium indoor dan outdoor serta cultivation area. Mangrove Rehabilitation Center ini menggunakan pendekatan simbiosis Kisho Kurokawa yang pada dasarnya memiliki prinsip simbiosis antara alam dan manusia yang dapat memperbaiki pola pikir dan interaksi dalam rancangan yang mengacu pada fungsi pengembangan, penelitian, edukasi, serta rekreasi.