Pemaknaan Konsep Agama Perspektif Tarekat

Abstract
Hadirnya tarekat sebagai gerakan spiritual yang sering kali dipahami tidak memberikan ketepatan posisi antara kehidupan ukhrawi dan duniawi, menjadikan paham Tarekat, menurut Yudian, tidak menjadi tunggangan untuk mewujudkan kesejahteraan secara kongkret. Oleh sebab itu, dari pengertian posisi tarekat yang masih dianggap belum jelas, kemudian muncul gerakan Tarekat Sunan Anbia yang dicetuskan oleh Yudian pada 2015 yang bertujuan untuk memperjelas, bahkan menekankan bagaimana posisi antara duniawi dan ukhrawi menjadi seimbang. Lebih jauh lagi, dari tarekat ini kemudian terdapat paham yang menekankan tentang pemaknaan surga yang dijanjikan di akhirat, juga harus diusahakan hadir di dunia dengan menjelma  menjadi kesesuaian antara porsi pengetahuan, ekonomi, serta jabatan. Dalam paham tarekat ini, bahwa kesesuaian antara ekonomi, pengetahuan, dan jabatan, merupakan ajaran yang ditekankan di dalamnya. Dalam melihat fenomena ini, penulis menggunakan teori integrasi-interkoneksi sebagai pisau bedahnya, untuk memperoleh data, penulis melalui wawancara dan kajian pustaka sebagai metode penelitiannya. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa terdapat perbedaan antara tarekat Sunan Anbia dengan Tarekat pada umumnya. Selain itu, yang cukup menarik juga bahwa terdapat sentimen terhadap Tarekat ini di tengah masyarakat, karena disebabkan adanya perbedaan pandangan dan titik tekan pada tarekat ini dengan Tarekat lainnya.