Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan
Journal Information

ISSN / EISSN: 23384336 / 25806459
Published by:
Brawijaya University
Total articles ≅ 45
Latest articles in this journal
Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan, Volume 11, pp 20-27; https://doi.org/10.21776/ub.jurnalhpt.2023.011.1.3
Abstract:
Mikrohabitat merupakan suatu kondisi lingkungan yang cocok untuk ditempati oleh beberapa jenis organisme seperti serangga musuh alami maupun serangga hama tanaman. Salah satu upaya menciptakan mikrohabitat adalah dengan memanfaatkan tanaman refugia. Penggunaan tanaman refugia bertujuan untuk meningkatkan keberadaan dari musuh alami seperti parasitoid. Perlakuan yang digunakan pada penelitian ini yaitu penanaman tanaman refugia Turnera ulmifolia, Melampodium divaricatum, Sesamum indicum dan kontrol. Rancangan percobaan menggunakan RAK dengan 6 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tanaman refugia dapat meningkatkan keberadaan musuh alami seperti parasitoid Hymenoptera. Penggunaan tanaman refugia Melampodium divaricatum merupakan perlakuan yang terbaik dengan kehadiran 70 individu parasitoid yang tergolong dalam 14 famili.
Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan, Volume 11, pp 11-19; https://doi.org/10.21776/ub.jurnalhpt.2023.011.1.2
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keanekaragaman dan kelimpahan hama pascapanen yang menginfestasi beras di gudang Perum Bulog Kantor Cabang Cianjur. Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai dengan April 2022 di gudang beras milik Perum Bulog Kantor Cabang Cianjur yang terletak di Jl. Ir. H. Juanda No. 110, Desa Bojong Herang, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Identifikasi serangga dilakukan di Laboratorium Hama Tumbuhan, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Penelitian dilakukan dengan pengambilan sampel beras, pemasangan perangkap cahaya, perangkap lekat kuning, perangkap jatuhan, perangkap umpan, dan perangkap kubah di dalam gudang. Data dianalisis menggunakan perangkat lunak R statistics versi 4.2.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Indeks Keanekaragaman (H’) adalah 0,15 yang berarti bahwa keanekaragaman hama pascapanen di gudang beras rendah dan ekosistem gudang tidak stabil. Terdapat tujuh spesies serangga hama yang ditemukan yaitu Sitophilus oryzae, Rhyzopertha dominica, Tribolium castaneum, Alphitobius laevigatus, Cryptolestes pusillus, Cadra cautella, dan Liposcelis sp.. Nilai Indeks Dominansi (D) termasuk kategori tinggi dengan nilai 0,94 yang berarti bahwa terdapat spesies yang mendominasi yaitu Liposcelis sp.. Kelimpahan hama pascapanen berfluktuasi dari minggu pertama sampai minggu terakhir pengamatan.
Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan, Volume 11, pp 1-10; https://doi.org/10.21776/ub.jurnalhpt.2023.011.1.1
Abstract:
Praktik budidaya tanaman dan pengolahan lahan yang digunakan petani di lahannya biasanya dilakukan berdasarkan ilmu yang didapatkan, seperti belajar bertani turun temurun dari orang tua, belajar secara mandiri, belajar melalui diskusi sesama petani dan mengikuti pelatihan bertani. Hal tersebut menyebabkan petani memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap suatu ilmu pertanian. Sehingga setiap lahan pertanian memiliki kriteria yang berbeda seperti varietas tanaman yang digunakan, sistem tanam, pengendalian OPT, kondisi lingkungan dan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi petani terhadap konsep PHT dalam mengendalikan penyakit tanaman padi di daerah sentra produksi padi di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada bulan September 2021 di beberapa lahan padi di Kabupaten Bekasi. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi dengan metode survei, yaitu identifikasi penyakit tanaman padi dan wawancara dengan petani pemilik atau pengolah lahan untuk mengetahui persepsi petani terhadap konsep PHT dalam mengendalikan penyakit tanaman padi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi petani terhadap PHT dapat mempengaruhi cara petani dalam pengolahan lahan tanaman padi. 3 dari 4 petani yang menjadi responden, memiliki persepsi yang kurang baik mengenai PHT dan memilih untuk tidak menerapkannya.
Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan, Volume 11, pp 42-54; https://doi.org/10.21776/ub.jurnalhpt.2023.011.1.5
Abstract:
Hutan Cangar termasuk salah satu hutan yang ada di Indonesia yang memiliki banyak makro serta mikroorganisme yang hidup di dalamnya, salah satunya yaitu mikoriza. Mikoriza termasuk golongan jamur yang mampu berasosiasi dengan perakaran tanaman yang ada di hutan. Salah satu jenis mikoriza yaitu Vesikular Arbuskular Mikoriza (VAM). Dalam menginfeksi tanaman, VAM menggunakan propagul yang terdiri dari spora mikoriza itu sendiri, tanah yang terinfestasi dan akar yang terinfeksi oleh mikoriza. VAM berperan dalam siklus karbon karena mampu mengambil karbon dari tanaman untuk bertahan hidup serta mempengaruhi ketersediaan unsur P di tanah karena membantu tanaman menyerap unsur P dari tanah. Penelitian yang dilakukan meliputi pengambilan sampel tanah, penanaman tanaman kenikir, pewarnaan akar dan perhitungan nilai MPN. Hasil penelitian didapatkan bahwa nilai propagul jamur arbuskula mikoriza sebesar 12.961,897 propagul per gram dan berpengaruh terhadap kandungan C-Organik yang tinggi, P total sedang dan P tersedia tinggi. Tingginya nilai C-Organik ini dapat dipengaruhi karena mikoriza mengambil karbon dari tanaman untuk bertahan hidup dan sebagian karbonnya dialirkan ke tanah untuk membantu mikroba dalam mendekomposisi bahan organik yang mana akan menghasilkan karbon di tanah. Sedangkan tingginya kandungan P tersedia dapat disebabkan karena mikoriza mampu merubah kandungan P dari kondisi tidak tersedia menjadi tersedia dengan bantuan enzim fosfatase.
Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan, Volume 11, pp 28-41; https://doi.org/10.21776/ub.jurnalhpt.2023.011.1.4
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat keasaman media dan suhu penyimpanan terhadap pertumbuhan jamur Beauveria bassiana dan efektivitasnya dalam mengendalikan hama Spodoptera litura. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus – Desember 2022 di Laboratorium Terpadu Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro), Junrejo, Batu. Penelitian dilakukan dengan 3 tahap. Tahap pertama yaitu uji selektivitas dengan parameter pengamatan pertumbuhan diameter menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap Faktorial pada tingkat keasaman media 5,5; 7; dan 8 serta suhu penyimpanan 24°C; 28°C; dan 32°C. Tahap kedua yaitu uji tingkat keasaman media dan suhu penyimpanan terpilih dengan parameter pengamatan kerapatan dan viabilitas konidia. Tahap ketiga yaitu uji efektivitas jamur B. bassiana terhadap larva S. litura dengan parameter pengamatan mortalitas dan gejala kematian larva. Tahap kedua dan ketiga menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap. Analisis data menggunakan Anova dan uji lanjut BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan tingkat keasaman media dan suhu penyimpanan yang sesuai untuk pertumbuhan jamur B. bassiana adalah pada pH 5,5 dan suhu 28°C, dimana pertumbuhan diameter sebesar 8,77 cm dan kerapatan konidia sebesar 2,47×108 konidia/ml. Efektivitas jamur B. bassiana dalam mengendalikan larva S. litura mencapai 76,67% dengan gejala kematian berupa perubahan warna dan pertumbuhan hifa pada tubuh larva.
Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan, Volume 10, pp 174-186; https://doi.org/10.21776/ub.jurnalhpt.2022.010.4.3
Abstract:
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan jamur pada lahan jeruk yang tercemar fungisida propineb yang mampu beradaptasi pada berbagai konsentrasi dan berpotensi menurunkan toksisitas fungisida propineb. Penelitian dilakukan dengan 3 tahap. Tahap pertama yaitu eksplorasi jamur pada tanah tercemar fungisida propineb. Tahap kedua yaitu uji adaptasi jamur menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 kali ulangan. Parameter pengamatan yakni diameter koloni jamur dan Tingkat Hambatan Relatif (THR). Tahap ketiga yaitu uji degradasi fungisida propineb oleh jamur menggunakan Rancangan Acak Lengkap 3 kali ulangan dengan 9 perlakuan meliputi 7 perlakuan isolat jamur, 1 perlakuan kontrol positif dengan penambahan fungisida dan 1 perlakuan kontrol negatif tanpa penambahan fungisida maupun jamur. Parameter pengamatan yakni diameter Colletotrichum capsici. Jamur S2 (Trichoderma sp.) memiliki potensi sebagai agens bioremediasi yang baik dibandingkan dengan jamur lain yang ditemukan karena mampu beradaptasi dan mengurangi toksisitas fungisida berbahan aktif propineb.
Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan, Volume 10, pp 156-162; https://doi.org/10.21776/ub.jurnalhpt.2022.010.4.1
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tumbuhan liar berbunga terhadap keanekaragaman, kemerataan, kekayaan, dan dominansi musuh alami pada ekosistem tanaman tebu. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2021 – April 2022 di lahan tanaman tebu di Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP) Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas), Karangploso, Malang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan perangkap berupa yellow sticky trap dan farmcop. Hasil penelitian dianalisis menggunakan Indeks Keanekaragaman (H’), Indeks Kemerataan (E), Indeks Kekayaan (R), Indeks Dominasi (D), dan menggunakan Uji T dengan taraf kesalahan 5%. Hasil penelitian didapatkan sebanyak 16 jenis musuh alami pada lahan tebu dengan tumbuhan liar berbunga dan 9 jenis musuh alami pada lahan tebu tanpa tumbuhan liar berbunga. Indeks keanekaragaman pada lahan tebu dengan dan tanpa tumbuhan liar berbunga memiliki nilai H’ termasuk kategori sedang, nilai E termasuk kategori hampir merata, nilai R termasuk kategori rendah, dan nilai D kategori rendah. Berdasarkan hasil Uji T terdapat perbedaan rerata populasi musuh alami pada lahan tebu dengan dan tanpa tumbuhan liar berbunga yang berbeda nyata (t hitung > t tabel) yaitu t hitung sebesar 6,343 dan t tabel 2,144.
Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan, Volume 10, pp 187-193; https://doi.org/10.21776/ub.jurnalhpt.2022.010.4.4
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian konsentrasi POC-Plus terhadap serangan hama kedelai edamame dan mengetahui konsentrasi POC-Plus terbaik yang dapat mengakibatkan serangan hama kedelai edamame paling rendah. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2021 hingga Maret 2022 di Lahan Pertanian Pondok Pesantren Nurul Muhibbin, Kecamatan Binjai Punggal, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan. Penelitian dilaksanakan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas lima perlakuan konsentrasi POC-Plus, yakni k0 = tanpa pemberian POC-Plus (kontrol), k1 = POC-Plus 50 ml L-1 air, k2 = POC-Plus 100 ml L-1 air, k3 = POC-Plus 150 ml L-1 air dan k4 = POC-Plus 200 ml L-1 air. Hasil penelitian menunjukkan pemberian berbagai konsentrasi POC-Plus berpengaruh sangat nyata, dimana pemberian POC-Plus sebanyak 100 ml L-1 air merupakan konsentrasi terbaik dengan tingkat serangan hama berkategori sedang, baik terhadap variabel intensitas serangan hama perusak daun (36,66%; 46,89%; 50,28%) dan persentase polong terserang (22,34%; 37,44%).
Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan, Volume 10, pp 194-200; https://doi.org/10.21776/ub.jurnalhpt.2022.010.4.5
Abstract:
Proses budidaya tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) rentan terserang oleh hama. Salah satu upaya pengendalian hama adalah dengan menggunakan insektisida nabati berbahan dasar daun pepaya (Carica papaya L.). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pemberian ekstrak daun pepaya terhadap intensitas serangan hama pada tanaman tomat. Penelitian dilaksanakan pada bulan April–Juli 2020 di Desa Bukit Pinang, Kecamatan Pahandut, Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang terdiri dari empat perlakuan dan diulang sebanyak lima kali sehingga didapatkan 20 satuan percobaan. Tanaman tomat ditanam di lahan dan dilakukan pemeliharaan hingga berbuah. Pada 49 dan 67 hari setelah tanam, tanaman tomat disemprot dengan ekstrak daun pepaya. Setelah aplikasi, dilakukan pengamatan mortalitas hama selama lima hari berturut-turut. Berdasarkan hasil penelitian, pemberian ekstrak daun pepaya pada tanaman tomat dapat meningkatkan mortalitas dan menurunkan intensitas serangan hama lalat buah (Dacus sp.) dan ulat grayak (Spodoptera litura). Ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 600 mL/L efektif digunakan sebagai insektisida nabati untuk menekan serangan hama.
Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan, Volume 10, pp 163-173; https://doi.org/10.21776/ub.jurnalhpt.2022.010.4.2
Abstract:
Salah satu hama yang menyerang beras simpanan ialah Corcyra cephalonica. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan populasi dan perkembangan C. cephalonica pada beras hitam dengan proporsi bentuk yang berbeda. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Penelitian ini terdiri dari 12 perlakuan yang diulang sebanyak tiga kali untuk pengamatan pertumbuhan populasi dan sepuluh kali untuk pengamatan perkembangan. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Pada pengamatan pertumbuhan populasi diinfestasikan 100 butir telur pada 100 g pakan perlakuan, sedangkan pada pengamatan perkembangan digunakan 1 butir telur pada 6 g pakan perlakuan. Variabel yang diamati pada penelitian ini yaitu pengamatan jumlah larva, pupa, imago, fekunditas, fertilitas, stadium telur, larva, pupa, praoviposisi, oviposisi, pascaoviposisi, pradewasa, dan siklus hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan proporsi bentuk beras hitam tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah larva, pupa, imago, stadium telur, stadium pupa, praoviposisi, oviposisi, pascaoviposisi, fertilitas, dan lama hidup imago, namun berpengaruh nyata terhadap stadium larva, pradewasa, fekunditas dan siklus hidup.