Dialog Kemanusiaan

Abstract
Apakah ada peluang bagi diskursus tentang dialog kemanusiaan antara kekristenan dan ateisme dalam tatanan diskursif, praktis dan lebih menukik pada relasi antarspiritualitas? Dalam tulisan ini saya akan mencoba mengupayakan peluang tersebut secara imajinatif. Saya berpendapat bahwa usaha menjembatani dialog kemanusiaan antara kekristenan dan ateisme dapat dilangsung dengan menerima posisi keduanya sebagai zona “spiritual” yang dapat diperbandingkan (commensurability) sekaligus tidak dapat diperbandingkan (incommensurability). Tesis tulisan ini dilahirkan dari usaha saya memantau perkembangan relasi keduanya, dengan menengok usaha André Comte-Sponville, yang memang sedang mengembangkan diskursus “spiritualitas tanpa Tuhan.” Dengan pendekatan kritis, spiritualitas tanpa Tuhan akan dibingkai sebagai diskursus bersama dengan spiritualitas trinitaris kosmis dalam rangka mengonstruksi perspektif dialog kemanusiaan. Arah dan manfaat konstruksi ini adalah untuk mengalami spiritualitas trinitaris setelah mempertimbangkan pesan kritis (dialog) dari spiritualitas ateisme sebagai usaha berteologi di tengah krisis kemanusiaan (dan juga ekologi), sebagai perkara historis masa kini dalam konteks Indonesia yang cukup diwarnai kekerasan dan disfungsi sosial agama.