Adaptabilitas Galur-galur Green Super Rice pada Kondisi Sawah Tadah Hujan saat Musim Kemarau di Kabupaten Pati

Abstract
Adaptability of Green Super Rice Lines under Dry Season of Rainfed Lowland Condition in Regency of Pati. Green Super Rice (GSR) is rice genotype which is designed to have high yield, tolerance to biotic and abiotic stresses, as well as efficient fertilization and water. GSR is expected to have good adaptability and results under rainfed conditions. Evaluation of GSR lines under rainfed egro-ecosystem had been conducted in the District of Jakenan, Pati, Central Java, which is representing of rainfed lowland condition in Java, during Dry Season 2014. The research was conducted in a Randomized Complete Block Design (RCBD) with two replications, consisted of 30 GSR rice lines and four check varieties, i.e. Inpari 13, Inpari 10, Inpari 23, and Situ Bagendit. Twenty one days old seedlings were transplanted into a 1 m x 5 m plot size, with 1-3 seedlings per hole with planting space of 20 x 20 cm. The watering depended on the rainfall and pumped water from water reservoir. The results showed that the lines had significant differences on yield and agronomic characters. HHZ2-SKI-2-7-0Kr-JK-IND (4.09 t/ha) had the highest yield, significantly higher than the best check Situ Bagendit (3.04 t/ha). Additionally, three genotipes, i.e. HHZ2-SKI-2-7-0Kr-JK-IND, HHZ4-SKI-5-4-0Kr-JK-IND (3.91 t/ha), and Zhonghua1-SKI-1-IND (3.85 t/ha) had higher yield compared to the second best check, Inpari 13 (2.88 t/ha). The selected GSR lines had equal characteristic to popular adopted varieties such as Situ Bagendit and Inpari 13 i.e. maturity around 100 DAS, plant height around 100 cm, and 1000 grain weight around 25 g. This results indicated that the lines had good prospect for further testing in the development of new varieties for rainfed lowland rice in Indonesia. Abstrak Green Super rice (GSR) adalah tanaman padi yang dirancang untuk memiliki daya hasil tinggi, toleran terhadap cekaman biotik dan abiotik, serta efisien pemupukan dan air. GSR diharapkan memiliki daya adaptasi dan hasil yang baik pada kondisi sawah tadah hujan. Evaluasi galur-galur padi GSR pada lahan tadah hujan telah dilakukan di Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati Jawa Tengah pada MK 2014. Penelitian menggunakan rancangan percobaan acak kelompok 2 ulangan dengan perlakuan 30 galur padi GSR dan empat varietas pembanding. Galur-galur GSR yang dievaluasi merupakan galur hasil seleksi di Indramayu pada musim sebelumnya. Varietas pembanding yang digunakan adalah Inpari 13, Inpari 10, Inpari 23, dan Situ Bagendit. Bibit umur 20 hari setelah sebar dari setiap galur dan varietas pembanding ditanam 1-3 bibit per lubang pada plot berukuran 1 m x 5 m dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm. Pengairan bergantung pada turunnya hujan dan pompa air dari embung penampung air hujan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa galur yang diuji memiliki perbedaan nyata dan sangat berbeda nyata pada karakter agronomi yang diamati. HHZ2-SKI-2-7-0Kr-JK-IND (4,09 t/ha) memiliki hasil tertinggi, nyata lebih tinggi daripada cek terbaik Situ Bagendit (3,04 t/ha). Selain galur tersebut, memiliki hasil lebih tinggi dari pada cek terbaik kedua, Inpari 13 (2,88 t/ha), yaitu HHZ4-SKI-5-4-0Kr-JK-IND (3,91 t/ha), dan Zhonghua1-SKI-1-IND(3,85 t / ha). Galur-galur GSR tersebut memiliki karakteristik setara dengan varietas-varietas yang telah diterima luas petani seperti Situ Bagendit dan Inpari 13, yaitu memiliki umur sekitar 100 HSS, tinggi tanaman sekitar 100 cm, dan bobot 1000 butir sekitar 25 g. Hasil pengujian tersebut mengindikasikan bahwa galur-galur GSR terseleksi memiliki prospek yang cerah untuk diuji lebih lanjut untuk mendapatkan varietas padi spesifik lahan sawah tadah hujan di masa yang akan datang.