MEMAHAMI URBAN SPRAWL: ANALISA PERKEMBANGAN PERMUKIMAN KOTA SALATIGA DENGAN DIGITASI ARCGIS

Abstract
Pembangunan infrastruktur di Salatiga semakin meningkat, tidak hanya untuk keperluan aksesibilitas tapi juga karena semakin bertambahnya jumlah penduduk kota, baik penduduk asli maupun pendatang. Pembangunan tersebut juga dilakukan untuk memeratakan kegiatan ekonomi agar tidak tersentral di pusat kota. Contohnya adalah dibangunnya Jalan Lingkar Selatan (JLS) Salatiga yang memberikan dampak ekonomi, sosial, dan aksesibilitas terhadap perkembangan di daerah selatan kota karena melewati tiga kecamatan. Untuk mencegah perkembangan tidak terkendali yang akan timbul maka diperlukanlah kontrol perencanaan pembangunan di kawasan pinggiran tersebut. Penelitian ini mengambil satu contoh perumahan di setiap kecamatan yang berada di perbatasan Salatiga, yaitu Kecamatan Sidorejo (P1), Kecamatan Sidomukti (P2), Kecamatan Argomulyo (P3), dan Kecamatan Tingkir (P4). Metode yang digunakan adalah digitasi menggunakan software ArcGIS, sebagai alat bantu untuk memetakan kawasan perumahan sehingga bisa terlihat titik mana yang mengalami perkembangan paling pesat yang berpotensi menyebabkan terjadinya urban sprawl. Dari hasil digitasi tersebut terlihat titik yang mengalami perkembangan paling pesat adalah P3, dengan faktor preferensi bermukim paling banyak dikarenakan perumahan memiliki harga murah. Hal ini memungkinkan terjadinya urban sprawl di masa datang dengan berkembangnya infrastruktur yang semakin baik, dekat dengan fasilitas pelayanan umum seperti sekolah, kesehatan, keamanan, hiburan dan kemudahan aksesibilitas berupa jalur angkutan umum di titik tersebut.UNDERSTANDING THE URBAN SPRAWL: ANALYSIS RESIDENTAL DEVELOPMENT IN SALATIGA CITY WITH ARCGIS Infrastructure development at Salatiga is increasing, not only for needing accessibility but also for the growing urban population, both the natives and settlers. Such development is also being used to flatten economic activities not centralized in the urban core. An example is the development of Jalan Lingkar Selatan (JLS) Salatiga that has impact in economy, social, and accessibility for growth in the southern city of the city through three subdistricts. To prevent these uncontrolled developments requires control in building planning in the suburban. The study takes one sample housing in every district located on the Salatiga suburban, and those are Sidorejo district (P1), Sidomukti district (P2), Argomulyo district (P3), and Tingkir district (P4). The method used is digitized using ArcGIS software to map the region, so it can see which point is experiencing the most rapid growth that potentially causes urban sprawl. From that digitization, the most developed node is P3, with the most preference factor of settling because housing is cheap. It allows urban sprawl in the future with better infrastructure increase, near a public service facility like school, health, security, entertainment, and easiness accessibility such as public transport routes in this node.