PERILAKU COPING PENERIMA PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) MENJELANG EXIT PROGRAMDI JAKARTA UTARA

Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku coping penerima Program Keluarga Harapan (PKH) menjelang exit program di wilayah Jakarta Utara pada tahun 2012. Permasalahannya adalah ketika PKH mau diakhiri, bagaimana perilaku copingpenerima PKH? Sejalan dengan permasalahan ini, penelitian dikembangkan dengan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Informan dipilih secara purposif, yaitu penetapan informan berdasarkan kriteria yang relevan dengan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, FGD, dan studi dokumentasi. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) sejak awal RTSM sudah memiliki perilaku copingtersendiri dalam mengelola tekanan kebutuhan dan permasalahan dalam dinamika kehidupan keluarga dan atau rumah tangganya. Setiap RTSM senantiasa mengembangkan dua bentuk coping behaviour sekaligus, yaitu problem focused copingdan emotion focused coping, hanya saja emotion focused copinglebih dominan. (2) Memasuki program PKH, walaupun tidak merata perilaku coping RTSM mengalami perubahan berupa perkembangan positif. Mereka tetap mengembangkan dua bentuk coping behavior namun lebih berorientasi pada problem focused copingyang lebih rasional. Menjelang exit program emotion focused copingkembali dominan, terutama bagi peserta yang baru mengetahui issue exit program. Namun bersamaan dengan berjalannya waktu dan didukung dengan pendampingan, mereka kembali mengembangkan problem focused coping.(3) Ini berarti bahwa coping behaviourRTSM belum stabil. Indikasi ini menandakan ketidaksiapan RTSM untuk exit program. Sehubungan dengan hal ini pihak penyelenggara perlu mempertimbangkan kembali waktu dan cara yang akan ditempuh dalam proses exit programsehingga perilaku copingpeserta lebih berorientasi pada problem focused copingkarena bentuk copingini terlihat lebih siap.