STRUKTUR DAN FUNGSI GORDANG LIMA DALAM KEBUDAYAAN MASAYARAKAT MANDAILING DI PAKANTAN KABUPATEN MANDAILING NATAL: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN

Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur, fungsi dan kontiunitas pada kesenian Gordang Lima di Pakantan. Penelitian ini mengkaji struktur, dan melihat kontiunitas dan perubahan Gordang Lima. Teori yang dipakai untuk mengupas permasalahan dalam penelitian ini adalah teori struktur bentuk musik, fungsi musik, kontinuitas dan perubahan. Hasil dari penelitian ini adalah struktur bentuk musik pada Gordang Lima versi baru dan versi lama, sarune gordang lima versi baru penggunaan nada dasar yang digunakan adalah D = do mengikuti nada dasar mayor melodi sarune. Sedangkan nada dasar sarune versi lama ada pada As = do. Kedua, penggunaan gordang lima pada masyarakat Mandailing memiliki beberapa fungsi selain dari ritual memaggil roh, yaitu antara lain: Kedua kontinuitas dan perubahan yang terjadi dalam ritual paturun sibaso pada masyarakat Mandailing dalam bentuk musik, instrumen, dan pertunjukkan akan berlangsung sampai masa yang tidak diketahui melihat sejauh mana masyarakat menilai bahwa ritual ini penting atau tidak pentingnya dilakukan. Hal-hal yang mengalami keberlanjutan sampai sakarang adalah alat musik yang dipakai dan bentuk ritem pada gordang jangat dan patolu.