Abstract
Proses pengembangan diri mahasiswa tidak dengan sendirinya dapat sampai ke tahap otonomi tanpa melalui proses yang seharusnya dilalui, seperti mengikuti kegiatan akademik dan non akademik secara seimbang. Untuk itu, dari ke sebelas aspek yang berhubungan dengan pengembangan diri (religious, perilaku etis, kematangan emosional, kematangan intelektual, kesadaran tanggung jawab, peran sosial sebagai pria atau wanita, penerimaan dan pengembangannya, kemandirian perilaku ekonomis, wawasan persiapan karir, kematangan hubungan dengan teman sebaya, serta persiapan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga) di beri ruang bagi mahasiswa. Sehingga ke 11 aspek yang ditentukan menjadi indicator pengembangan diri mahasiswa dapat terealisasi secara optimal.