Abstract
Bantul adalah salah satu daerah di daerah istimewa yogyakarta yang kaya dengan kesenian tradisionalnya salah satunya adalah kesenian gejog lesung. Kesenian rakyat ini berasal dari suara alu yang dipukul-pukulkan secara teratur pada kayu besar yang dibuat seperti perahu yang disebut lesung. Pada umumnya, lesung dibuat dari kayu nangka atau munggur. Dewasa ini kesenian gejog lesung mulai ditinggalkan pencintanya karena kalah bersaing dengan kesenian modern. Oleh sebab itu, kami tergerak untuk melestarikan kesenian gejog lesung agar tidak punah. Salah satu caranya adalah mengadakan pelatihan gejog lesung pada pemuda pemuda dusun gunturan, triharjo, pandak, bantul. Metode pelaksaan pelatihan ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Tahap persiapan meliputi sosialisasi, pendataan peserta, dan desain pelatihan. Tahap pelaksanaannya meliputi penerimaan peserta, praktik pelatihan, pementasan kesenian gejog lesung. Hasil pelatihan ini ternyata dapat memupuk kembali rasa persaudaraan, kebersamaan, kerjasama, tanggung jawab, nasionalisme antar pemain gejog lesung itu sendiri. Pelatihan ini ternyata diikuti tidak hanya pemuda pemuda saja namun juga anak-anak, bahkan orang tua pun turut serta meramaikan kesenian rakyat tersebut. Pelatihan gejog lesung adalah sebuah media untuk kembali melestarikan kesenian Bantul yang hampir punah tergerus oleh perkembangan zaman.