Abstract
Laba menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan dan mengevaluasi kinerja perusahaan. Proses perusahaan dalam memperoleh laba seringkali tidak menjadi perhatian utama bagi investor atau pengguna laporan lainnya, sehingga hal ini membuka celah bagi manajemen untuk melakukan praktik manajemen laba. Akhir-akhir ini fokus utama perusahaan seharusnya tidak hanya memperoleh laba, namun juga perlu untuk melakukan tanggung jawab sosial serta melakukan pengungkapanya karena para investor akan mempertimbangkan kontribusi apa yang dilakukan perusahaan terhadap lingkungan sosial di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh pengungkapan CSR terhadap manajemen laba riil dengan mekanisme corporate governance sebagai variabel pemoderasi. Objek penelitian yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016-2019. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 48 perusahaan manufaktur yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar pengungkapan CSR maka manajemen laba riil yang diproksikan dengan arus kas operasi abnormal, biaya produksi abnormal, dan biaya diskresioner abnormal semakin kecil; besar kecilnya kepemilikan manajerial tidak dapat memperkuat pengaruh pengungkapan CSR terhadap manajemen laba riil yang diproksikan melalui arus kas operasi abnormal, biaya produksi abnormal, maupun biaya diskresioner abnormal; dan kepemilikan institusional dapat memperkuat pengaruh pengungkapan CSR terhadap manajemen laba riil yang diproksikan melalui biaya produksi abnormal, namun kepemilikan institusional tidak dapat memperkuat pengaruh pengungkapan CSR terhadap manajemen laba riil yang diproksikan dengan arus kas operasi abnormal maupun biaya diskresioner abnormal.