PEMBINAAN TEKNOLOGI PETANI DALAM PENGEMBANGAN ANEKA PRODUK TEMBAKAU NON ROKOK: LANGKAH MAJU KABUPATEN BANDUNG

Abstract
Industri rokok tidak kalah penting pengaruhnya terhadap perekonomian Indonesia yaitu, telah memberikan kontribusi yang cukup besar baik dari tenaga kerja maupun pendapatan negara melalui cukai. Adanya FCTC (Framework Convention on Tobacco Control) menyebabkan industri rokok mengalami tekanan publik yang sangat kuat, terutama dikaitkan dengan pencanangan agenda global Hari Kesehatan Sedunia. Ini berdampak terhadap petani tembakau sebagai pemasok bahan baku olahan rokok, banyak petani tembakau yang pada akhirnya mengganti tanamannya dengan tanaman lain yang memiliki nilai kurang ekonomis dibandingkan tanaman tembakau. Untuk mengantisipasi dampak FCTC tersebut, perlu ada inovasi teknologi dalam aneka produk olahan tembakau non rokok. Beberapa aneka produk olahan tembakau non rokok, adalah: pupuk, pestisida, farmasi, cat untuk batik, briket, minyak tembakau,dan lain-lain yang memiliki nilai tambah  lebih tinggi dibandingkan dalam bentuk rokok. Metode penelitian yang digunakan adalah survey dengan pendekatan kuantitaif deskriptif . Responden (petani tembakau) diambil di lima Kecamatan  pada Kabupaten Bandung, yang memiliki potensi besar untuk komoditas tembakau, dan merupakan salah satu sentra produksi tembakau setelah kabupaten Garut  di Jawa Barat. Kelima wilayah penelitian  ini merupakan wilayah binaan dari Disperindag Kabupaten Bandung dalam mengembangkan produk olahan tembakau non rokok.  Wawancara juga dilakukan terhadap Informan, yaitu: ketua dan pengurus Kelompok Tani Tembakau, Asosiasi Tembakau Indonesia, staf instansi terkait (Disperidag), dan tokoh masyarakat di wilayah penelitian. Teknik FGD juga dilakukan. Data hasil penelitian ditabulasikan, dideskripsikan dan dianalisis melalui pendekatan system thinking. Hasil penelitian menunjukan, masih banyak kendala dalam mengembangkan agroindustri produk tembakau non rokok, dan model pengembangannya harus dibangun secara terintegrasi dan  menyeluruh, karena terkait dengan berbagai stakeholder.