KAITAN STUNTING DENGAN FREKUENSI DAN DURASI PENYAKIT INFEKSI PADA ANAK USIA 24-59 BULAN DI KECAMATAN SEDAYU, KABUPATEN BANTUL

Abstract
Latar belakang: Stunting pada balita perlu menjadi perhatian khusus karena dapat menghambat perkembangan fisik dan mental anak. Stunting juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kesakitan dan kematian, serta gangguan perkembangan lainnya.Tujuan: Untuk menganalisis hubungan stunting dengan frekuensi dan durasi penyakit infeksi pada anak berusia 24-59 bulan di Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul.Metode: Penelitian ini bersifat observasional dengan menggunakan desain penelitian cross-sectional. Variabel dalam penelitian ini meliputi stunting pada anak bulan sebagai variabel bebas, serta frekuensi dan durasi penyakit infeksi sebagai variabel terikat. Subjek penelitian yaitu sebanyak 185 anak dan dipilih berdasarkan metode Probability Proporsionate to Size (PPS). Kriteria inklusi yaitu anak usia antara 24-59 bulan yang terdaftar dalam posyandu pada bulan Februari 2017, sedangkan kriteria ekslusi yaitu anak yang tidak hadir di posyandu saat penelitian berlangsung. Uji statistic deskriptif dan kai kuadrat dilakukan dalam penelitian ini.Hasil: Tiga puluh persen anak menderita stunting dimana 21% memiliki riwayat ISPA, 31% memiliki riwayat diare dan 12% memiliki riwayat pneumonia dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara stunting dengan frekuensi diare, frekuensi ISPA, dan frekuensi pneumonia. Tidak ada hubungan yag bermakna antara stunting dan durasi diare, durasi ISPA, dan durasi pneumonia.Simpulan: Tidak ada hubungan antara stunting dengan frekuensi dan durasi penyakit infeksi. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa kemungkinan terdapat faktor lain yang berkontribusi terhadap morbiditas akut seperti asupan gizi, akses ke fasilitas kesehatan, kondisi lingkungan dan penyebab sosial ekonomi pada anak usia 24-59 bulan.