Respon imun hospes terhadap Sarcoptes scabiei

Abstract
Skabies, penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap tungau Sarcoptes scabiei var. hominis dan produknya, masih menjadi masalah kesehatan di dunia, termasuk Indonesia. World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia pada tahun 2017 menyatakan bahwa skabies termasuk dalam Neglected Tropical Disease (NTD) yang memerlukan pengontrolan skala besar. S. scabiei spesifik terhadap hospes dan hal tersebut akibat perbedaan fisiologis tungau dan variabel hospes seperti diet, bau, respon imun, dan faktor-faktor fisik. Manifestasi klinis pada manusia berupa inflamasi kulit akan timbul lebih dari 4 minggu setelah terinfestasi. Lambatnya respon imun itu adalah efek dari kemampuan S.scabiei dalam memodulasi berbagai aspek respon imun dan inflamasi hospes. Telur, feses, ekskreta, saliva, dan tubuh S.scabiei yang mati juga menstimulasi respon imun. S.scabiei mendorong keluarnya anti-inflammatory cytokine interleukin-1 receptor antagonist (IL-1ra) dari sel fibroblas manusia. IL-1ra menginhibisi sitokin proinflamasi IL-1 dengan mengikat reseptor IL-1 yang ada dalam sel limfosit T, sel limfosit B, natural killer cell, makrofag dan neutrofil. Berdasarkan patogenesis skabies, antigen tungau merangsang respon imun adaptif pada manusia agar muncul produksi imunoglobulin. Pengetahuan mengenai respon imun hospes terhadap Sarcoptes scabiei ini dapat dijadikan dasar untuk pengembangan metode serodiagnostik dalam rangka menegakkan diagnosis skabies, sehingga membantu eliminasi skabies di Indonesia.