MAKNA NYALE DALAM UPACARA ADAT PASOLA SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN BUDAYA DI SUMBA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR

Abstract
Tradisi nyale adalah salah satu kearifan lokal di Kabupaten Sumba Barat yang memiliki nilai budaya yang masih terpelihara dalam upacara adat Pasola. Namun demikian, terdapat masalah dari tradisi Nyale dalam Upacara Pasola adalah semakin hilangnya makna dalam pelaksanaan ritual tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna tradisi Nyale dalam prosesi Upacara Pasola di Sumba Barat Nusa Tenggara Timur. Metode peneltian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitik. Teknik analisis data melalui tahap reduksi data, analisis data, verifikasi data. Hasil penelitian adalah Pertama, makna upacara ini digunakan untuk penghormatan peninggalan leluhur dan eksistensinya masih bertahan. Prosesi upacara tidak lepas dari nilai religi dan kepercayaan asli orang Sumba yaitu marapu. Kedua, Syair adat dan upacara penyajian kepada roh halus berfungsi sebagai naluri manusia dalam kepercayaan dan ungkapan syukur kepada Tuhan YME. Perwujudannya dalam bentuk tradisi ritual Nyale yaitu mencari cacing laut dan Pasola sebagai permainan perang di atas kuda menggunakan lembing atau tombak. Peranan ritual Nyale dan adat Pasola di Sumba Barat dimaknai sebagai alat pemersatu masyarakat berupa persaudaraan dan ungkapan kegembiraan sejati menyambut hasil panen. Meskipun upacara Pasola dipenuhi ketakutan karena melukai lawan, tetapi upacara ini terus dilestarikan. Nyale dan Pasola berkaitan erat dengan nilai luhur dalam pelaksanaan prosesi dan kepercayaan masyarakat Sumba. Ketiga, tahapan upacara Nyale dan Pasola adalah a). penentuan waktu pencarian cacing laut mulai dari perkumpulan para rato, b). persiapan kelengkapan Pasola yaitu kayu lembing, kuda, kain adat, dan c). prosesi pelaksanaan Pasola.