Abstract
Pelabuhan baik darat maupun udara selain sebagai pintu masuk orang, alat dan barang juga sebagai media transportasi vektor penyebab penyakit dalam siklus penularan penyakit pada manusia khususnya penyakit demam berdarah. Vektor penyakit (Aedes aegypti) dapat berpindah dari daerah endemis ke daerah lain akibat terbawa oleh barang atau alat angkut dari adanya aktifitas di pelabuhan. IHR 2005 menyatakan wilayah perimeter pelabuhan harus terbebas dari jentik dengan House Index (HI)=0. Pada wilayah buffer nilai House Index (HI) >1, jika melebihi dari angka tersebut maka diharuskan melakukan upaya pengendalian vektor. Dari fenomena tersebut peneliti ingin mengetahui status resistensi dari larva Aedes Sp di wilayah buffer pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Penelitian bersifat eksperimen murni dengan rancangan Postest Only with Control Group Design menggunakan metode susceptibility test WHO. Pengambilan data menggunakan metode purposive sampling di wilayah buffer pelabuhan Tanjung Perak. Jumlah larva yang mati saat percobaan dilakukan perhitungan nilai LC 50, LC 90 dan LC 99 menggunakan regresi logistik Probit test, sehingga dapat diketahui nilai Resistance Ratio (RR) Nilai RR larva Aedes Sp di wilayah buffer termasuk dalam kategori rentan hingga resisten sedang. Penggunaan larvasida temephos masih bisa dilakukan di wilayah buffer, namun perlu upaya edukasi kepada masyarakat di wilayah pelabuhan agar dapat menggunakan larvasida dengan aman dan tepat guna.