Kombongan Masallo' sebagai pemaknaan hakikat gereja dalam konteks bergereja Toraja

Abstract
Kombongan Masallo' is a translation into the context of the Toraja church, which shows the Toraja Church's awareness of its culture as a gift and a tool used by God to reveal himself to him. However, the term "Kombongan Masallo" is suspected to be prone to swallowing, even misleading, in the appreciation of the nature of the church if it is not based on the right meaning. Therefore, this study aims to explore the concept of kombongan as an indigenous Toraja term and evaluate it in the light of biblical truth, according to the tradition of the Toraja Church itself, to offer a reconstruction of a new Christian meaning. For this effort, a theoretical approach to the theology of the Bevans-style translation model is used within the framework of developing contextual theology. By using a qualitative descriptive method that explores information sourced from written documents, information from church leaders, and traditional Toraja leaders, it is found that on the one hand, the term Kombongan Masalo' greatly enriches and deepens the theological meaning of the church; however, on the other hand, the meaning of the term needs to be constructively transcended theologically based on the truth of the Bible. This will greatly help the Toraja church members to appreciate the church as a meeting, fellowship, and entity that continues to grow, where each member is subject to prevailing values and norms, lives in a relationship based on sincerity and spaciousness of heart, and is bound to one another by guidance. The Holy Spirit.   Abstrak Kombongan Masallo’ merupakan salah satu terjemahan ke dalam konteks bergereja Toraja, yang menunjukkan kesadaran Gereja Toraja akan budayanya sebagai anugerah dan alat yang dipakai Allah untuk menyatakan diri kepadanya. Namun, istilah Kombongan Masallo’ diduga rentan mendangkalkan, bahkan menyesatkan, dalam penghayatan hakikat bergereja jika tidak didasarkan pada pemaknaan yang tepat. Sebab itu, penelitian ini bertujuan mengeksplorasi konsep kombongan sebagai term indigenous Toraja, mengevaluasinya dalam terang kebenaran Alkitab, menurut tradisi Gereja Toraja sendiri, guna menawarkan sebuah rekonstruksi pemaknaan baru yang kristiani. Untuk upaya itu, digunakan pendekatan teoretis berteologi model terjemahan ala Bevans dalam kerangka pengembangan teologi kontekstual. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif yang menggali informasi bersumber pada dokumen tertulis, informasi dari tokoh gereja, maupun tokoh adat Toraja, didapatkan bahwa pada satu sisi, term Kombongan Masalo’ sangat memperkaya dan memperdalam makna teologis gereja; namun, di sisi lain makna istilah tersebut perlu ditransendensi secara konstruktif teologis berlandaskan kebenaran Injil. Hal tersebut akan sangat menolong warga gereja Toraja menghayati gereja sebagai pertemuan, persekutuan, dan entitas yang terus bertumbuh, di mana setiap anggotanya tunduk pada nilai dan norma yang berlaku, hidup dalam relasi yang dilandasi ketulusan dan kelapangan hati, serta terikat satu sama lain oleh tuntunan Roh Kudus.