Analisis Sistem Jaringan Perpipaan Penyalur Air Limbah (Studi Kasus: Proyek Pengembangan Sistem Saluran Air Limbah Di Pulau Batam Tahap I Kecamatan Batam Kota)

Abstract
Sebagai kota yang memanfaatkan air waduk sebagai air baku untuk air minum, hal ini sangat merugikan karena mengingat sumber air baku Kota Batam sebanyak 70% berasal dari waduk Duriangkang menurut Kepala Bidang pengelolaan air dan limbah BP Batam. Untuk mengatasi masalah tersebut, BP Batam tengah mengembangkan sistem pengolahan air limbah melalui Proyek Pengembangan Sistem Saluran Air Limbah di Pulau Batam yang terdiri dari 7 tahap dimana pada tahap pertama ini dibangun di kecamatan Batam Kota. Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) (Waste Water Treatment Plant) adalah suatu struktur yang dirancang untuk mengelola dan mengolah limbah biologis dan kimiawi dari air sehingga memungkinkan air tersebut dapat memenuhi standar baku mutu air. Dalam pembangunan proyek tersebut, timbul beberapa pertanyaan pada jaringan perpipaan, salah satunya adalah penyumbatan pada saluran pipa yang disebabkan oleh sampah yang dibuang ke dalam toilet dan kecepatan aliran air limbah yang tidak memenuhi syarat kecepatan minimum. Oleh sebab itu, perlu dilakukan analisis terhadap kecepatan aliran air limbah, kedalaman berenang air limbah dan debit timbulan air limbah untuk mengetahui kemampuan masing-masing pipa utama dalam mengalirkan air limbah menuju IPAL dan permasalahan lainnya.Dari hasil perhitungan hidrolika pada sistem perpipaan pada proyek ini diperoleh nilai sebagai berikut: pada zona A1-1 nilai dari debit total yang didapat adalah 0,350418 m3/detik, dengan slope 0,3% dibutuhkan diameter pipa 700mm berdasarkan nomogram manning. Dan pada zona A2-1 nilai hasil dari debit total adalah 0,4629445 m3/detik, dengan slope 0,3% diperoleh diameter pipa pada zona ini sebesar 700mm dari nomogram manning.