Abstract
Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran dengan nilai ekonomi tinggi, namun produktivitasnya di Kalimantan Selatan masih tergolong rendah. Salah satu penyebabnya yaitu penyakit moler yang disebabkan oleh patogen Fusarium spp., namun patogen ini diduga dapat ditekan melalui manipulasi lingkungan seperti pengubahan pola tanam bawang merah dari monokultur menjadi tumpang sari sekaligus pengaplikasian beberapa dosis pupuk kalium dalam usaha peningkatan ketahanan tanaman. Oleh karena itulah dilakukan penelitian ini untuk mengetahui efisiensi pemanfaatan lahan dan analisis finansial usaha tani bawang merah berpenyakit moler pada lingkungan yang telah dimanipulasi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fitopatologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru dan lahan Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (BALITTRA) Banjarbaru dari bulan Oktober 2015-Maret 2016. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dari tiga faktor dan dua kali ulangan. Faktor pertama yaitu Fusarium spp.: tanpa Fusarium spp. dan dengan Fusarium spp.. Faktor kedua berupa dosis pupuk Kalium: 60 kg ha-1, 120 kg ha-1, dan 180 kg ha-1. Faktor ketiga berupa pola tanam: monokultur bawang merah, monokultur bawang sabrang, tanaman bawang merah 1 baris dan bawang sabrang 1 baris, tanaman bawang merah 2 baris dan bawang sabrang 1 baris, dan tanaman bawang sabrang mengelilingi pertanaman bawang merah. Total terdapat 60 petak percobaan. Hasil penelitian menunjukkan efisiensi pemanfaatan lahan dan analisis finansial usaha tani terbaik terdapat pada perlakuan 120 kg ha-1 K2O dengan pola tanam tanaman bawang sabrang mengelilingi pertanaman bawang merah berpenyakit moler.