Abstract
This writing attempts to reread the ambitious dreams of transhumanism about the super civilization of humankind in future development, such as longevity, intelligence, and wellness. These super-thinks are now running into a formidable challenge of pandemic COVID-19 reality. Reflecting on Anthony Gittins’ thought of a new identity of believers, the author will develop this writing in some features. First, the urgency of critical reading toward the dreams of transhumanism. Second, how the COVID-19 pandemic turned into an enormous challenge for transhumanism concepts? Third, referring to the Gittins, how significant of his intentions could bring alertness to the transhumanists and believers in a new identity thought in Christ? In his explorative research, the author will employ a descriptive qualitative method. The last part is a result and suggestions for further exploration and also for readers to find out a dynamic of human self-identity.AbstrakTulisan ini berupaya untuk membaca ulang mimpi besar transhumanisme tentang suatu peradaban super agung manusia mengenai masa depan dalam aspek kekekalan, kejeniusan, dan kebahagiaan. Hasrat super tersebut menghadapi tantangan super besar pula melalui kenyataan pandemi Covid-19. Berefleksi dari konsep Anthony Gittins tentang identitas baru komunitas orang-orang percaya, tulisan dikembangkan sebagai berikut: Pertama, urgensi membaca ulang secara kritis mimpi super kalangan transhumanis. Kedua, bagaimana pandemi Covid-19 menjadi tantangan super bagi konsep transhumanime? Ketiga, merujuk pada pemikiran Anthony Gittins, sejauh mana konsep Gittins dapat menyadarkan kaum transhumanis, dan kelompok orang percaya tentang identitas baru dalam Kristus. Studi literatur dengan metode deskriptif kualitatif menjadi pilihan dalam upaya mengeksplorasi. Pada bagian akhir, akan disimpulkan serta disuguhkan beberapa saran bagi para peneliti selanjutnya, dan para pembaca untuk terus melakukan upaya dinamis dalam memahami identitas diri manusia.