Abstract
Pengambangan tanaman kentang di dataran medium atau rendah sangat diperlukan untuk memperluas areal penanamannya. Oleh sebab itu harus ditunjang dengan metode kultur in vitro untuk memproduksi umbi dan tunas mikro kentang dan secara teknis diperlukan asupan zat pengatur tumbuh dan konsentrasi sukrosa yang cocok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari beberapa jenis auksin dan beberapa level sukrosa terhadap pembentukan umbi mikro dan regenerasi tunas kentang DTO-28 dan Desiree, serta mengetahui jenis auksin terbaik dan konsentrasi sukrosa. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dan disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan 5 ulangan. Faktor perlakuan pertama ialah kultivar kentang (DTO-28 dan Desiree). Faktor kedua ialah auksin (IAA, IBA, NAA) dan faktor ketiga ialah konsentrasi sukrosa yang terdiri atas tiga taraf (90g/l, 120g/l, 150g/l). Parameter yang diamati meliputi persentase pembentukan umbi, waktu inisiasi, jumlah dan diameter umbi mikro, serta jumlah dan panjang tunas. Jenis auksin yang mampu memacu pembentukan umbi mikro lebih baik adalah NAA. Selain itu data menunjukkan bahwa semakin tinggi sukrosa yang diberikan akan berpengaruh pada jumlah umbi yang terbentuk. Perlakuan yang menggunakan 0,25 ppm NAA + 150 g/l sukrosa berpengaruh sangat nyata pada saat inisiasi umbi, yaitu pada 22 HST dan menghasilkan umbi terbanyak yaitu rata-rata 2,4 umbi/planlet. Kultivar yang sangat responsif terhadap media perlakuan adalah DTO-28. Selain itu, hasil analisis manyatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi sukrosa semakin menurunkan jumlah dan menghambat pemanjangan tunas. Sukrosa pada konsentrasi 90 g/l memberikan jumlah tunas terbanyak yaitu rata-rata 5,27 tunas dengan panjang rata-rata 4,70 cm.Kata kunci: umbi mikro, sukrosa, auksin, desiree, DTO-28