Abstract
Nasionalisme Indonesia dikontruksi berdasarkan konsep kepribumian, etnis Tionghoa dianggap bukan bagian dari Indonesia selama tidak mengasimilasikan diri secara total. Perubahan kebijakan dan kepemimpinan turut merubah posisi identitas etnis Tionghoa di Indonesia. Bangka Belitung salah satu wilayah dengan sebaran penduduk etnis Tionghoa yang cukup banyak. Desa Lumut dan Kelurahan Kuto Panji adalah wilayah dengan banyaknya penduduk Tionghoa di Bangka. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perubahan nasionalisme dan bentuk nasionalisme peranakan Tionghoa terkini. Penelitian ini menggunakan konsep nasionalisme dari Anthony D Smith yang menjelaskan bahwa nasionalisme berdasarkan 2 aspek yaitu berdasarkan wilayah teritorial (sosiologis) dan berdasarkan etnis (psikologis), yang kemudian menurut Smith nasionalisme menekankan penjelasan historis dan sosiologis namun karena pemahaman tentang penjelasan hal tersebut telah abstrak sehingga mencakup unsur emosi, simbol, kenangan, kehendak, sosial dan sosial psikologis. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mix method). Sumber data primernya dari observasi, wawancara dan kuesioner dengan jumlah responden sebanyak 40 orang yang terbagi menjadi 20 responden di Desa Lumut dan 20 responden di Kelurahan Kuto Panji. Temuan utama pada penelitian ini adalah perubahan nasionalisme peranakan Tionghoa mengalami beberapa fase yaitu mengakui bukan asli darah Indonesia, penerimaan diri, dan mengakui sebagai orang Indonesia dengan bentuk nasionalisme kenegaraan. Selain itu juga ditemukan bahwa usia dan pendidikan berpengaruh pada nasionalisme peranakan Tionghoa.