Karakteristik Pepton dari Limbah Ikan Kurisi (Nemipterus sp.) sebagai Media Pertumbuhan Bakteri yang Terjamin Halal

Abstract
Pepton merupakan sumber nitrogen sebagai media pertumbuhan mikroorganisme. Umumnya, pepton berasal dari hewan darat yaitu sapi dan babi serta turunannya. Penggunaan pepton yang berasal dari babi jelas diharamkan, sedangkan dari sapi dikhawatirkan terdapat penyakit BSE (bovine spongiform encephalopathy), dan TSE (transmissible spongiform encephalopathy) yang dapat menular ke manusia. Sebagai alternatif, pepton dari limbah pengolahan ikan yang sudah terjamin halal, salah satunya limbah ikan kurisi (Nemipterus sp.). Tujuan penelitian ini mendapatkan pepton dengan tiga perlakuan asam berbeda (asam sitrat, asam format dan asam propionat) menggunakan metode eksperimen, dengan rancangan acak lengkap (RAL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tiga jenis asam berpengaruh nyata terhadap nilai rendemen, total N, protein, protein terlarut, pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus serta biomassanya. Rata-rata tertinggi rendemen basah didapatkan 66,17% sedangkan rendemen kering 3,87% pada perlakuan asam format. Nilai pH tertinggi 5,3 pada asam sitrat. Uji karakteristik pepton limbah ikan kurisi menunjukan bahwa kandungan protein terlarut berkisar 2-4 g/L, total N 1-1.3 %, dan total protein 6-8.12 %. Asam amino yang terkandung terdiri dari asam amino esensial dan non-esensial. Nilai optical density dan biomassa bakteri ditumbuhkan pada media yang menggunakan pepton limbah ikan kurisi lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bakteri E. coli dan S. aureus pada media yang menggunakan pepton komersial. Temuan ini mengungkapkan bahwa pepton dari limbah ikan kurisi fisibel dikembangkan sebagai produk halal secara komersial untuk media pertumbuhan mikroba.