Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah etika berpengaruh terhadap kualitas audit Kantor Akuntan publik (KAP) se-Surabaya. Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya isu bahwa akuntan publik Indonesia kurang memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kasus-kasus keuangan yang menimpa banyak perusahaan yang ikut melibatkan akuntan publik.Faktor-faktor yang sangat penting peranannya dalam menentukan kualitas audit adalah independensi dan kompetensi dan kehati-hatian profesional akuntan publik itu sendiri. Oleh karena itu, maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah apakah independensi dan kompetensi dan kehati-hatian profesional akuntan publik berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di Surabaya, yang mana menurut buku Directory KAP terdapat 42 KAP yang berdiri di Surabaya. Sedangkan sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah sebanyak 14 KAP dimana masing-masing KAP terdapat 5-8 orang yang dijadikan sebagai responden. Sebanyak 100 kuesioner disebar, namun hanya 62 kuesioner yang kembali dan terisi dengan lengkap.Menggunakan model analisis regresi berganda, penelitian ini menghasilkan model regresi Y = 2,384 + 0,423 X1 + 0,407 X2. Dari model tersebut didapat bahwa nilai konstanta sebesar 2,384 menunjukkan besarnya pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil pengujian hipotesis 1 menunjukan bahwa independensi dan kompetensi dan kehati-hatian profesional secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit (F = 3,516, sig F = 0.000 < 0,05). Hasil pengujian hipotesis 2 menunjukan bahwa independensi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit (t = 3,516, sig t = 0.002 < 0,05). Begitu juga bahwa kompetensi dan kehati-hatian profesional secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit (t = 3,46, sig t = 0.001 < 0,05) Implikasi penelitian mendatang sebaiknya memperluas cakupan geografis sampel, misal dengan mengambil sampel auditor pada KAP di kota-kota besar seluruh Indonesia, sehingga hasil penelitian memiliki daya generalisir yang lebih kuat.