Abstract
Penelitian ini merupakan eksperimen untuk mengembangkan model ketahanan psikologis keluarga melalui peran kepemimpinan spiritual dan keterikatan keluarga. Oleh karena itu responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah anggota keluarga yang berada di Salatiga. Data dikumpulkan dari 171 anggota keluarga menggunakan kuesioner. Alat analisis yang digunakan adalah path analysis, dan hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa spiritual leadership dan family attachment memiliki hubungan yang signifikan dan positif terhadap resiliensi psikologis. Kedua, family well-being sebagai konstruk mediasi, sepenuhnya memediasi hubungan antara kepemimpinan spiritual dan keterikatan keluarga terhadap ketahanan psikologis keluarga. Akhirnya penelitian ini menawarkan bukti empiris tentang bagaimana mengembangkan ketahanan psikologis keluarga di Salatiga. Fakta lain yang perlu digarisbawahi dari penelitian ini adalah ketahanan psikologis merupakan salah satu kunci untuk menciptakan ketahanan di masa pandemi ini.