Abstract
Penelitian ini dilakukan di Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat dengan menggunakan menggunakan metode survei, dengan pendekatan desk research terhadap kajian lapangan. Objek penelitian adalah pelaku agribisnis florikultura dari hulu sampai hilir yang berada dalam rantai pasokan. Hasil wawancara dan observasi tentang fenomena kajian lapangan dianalisis secara deskriptif. Hasil analisis dijadikan dasar untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diteliti secara objektif tentang agribisnis florikultura. Model rantai pasokan agribisnis florikultura, memiliki dua aliran, yaitu aliran produk dan aliran uang. Aliran produk berupa bunga pot dan bunga potong, sedangkan aliran uang adalah perpindahan uang mulai dari konsumen samai pada pelaku paling hulu dalam sistem rantai pasokan florikultura. Terdapat tiga rantai pasokan dalam agribisnis florikultura, baik bunga pot maupun bunga potong. Panjangnya rantai pasokan tersebut, menyebabkan perbedaan harga (margin) antar harga produk yang diterima petani (produsen) dengan harga yang dibayarkan konsumen memiliki perbedaan yang sangat jauh. Kondisi ini disebabkan pasar produk bunga tidak terstruktur dan petani sangat tergantung kepada pengepul di desa sebagai tempat menjual bunganya. Berdasarkan temuan dan hasil analisis rantai pasokan agribisnis florikultura tersebut, maka upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pendapatan petani (produsen) agrbisnis florikultura adalah: 1) Usahatani pada teknologi (Non-land base agriculture, 2) Kredit pertanian, 3) Budaya enterpreneur, dan 4) Pusat pasar bunga di tingkat desa atau kecamatan.