Abstract
Penyebab konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina telah menjadi perdebatan sejak konflik ini bermula di awal abad 20. Berbagai penelitian telah menjelaskan faktor-faktor penyebab konflik melalu berbagai instrument dan teori. Tulisan ini ingin menganalisis penyebab konflik dari sisi budaya politik masing-masing bangsa dengan menggunakan teori Budaya Politik dari Gabriel Almond dan Sydney Verba. Analisis akan dilihat dari tiga komponen. Pertama, sistem budaya, proses budaya, dan kebijakan budaya Israel dan Palestina. Kedua, orientasi perilaku masing-masing bangsa terhadap sistem politik. Ketiga, respon dan perilaku Israel dan Palestina terhadap kebijakan luar negeri dan dalam negeri di dalam sistem politik. Tulisan ini menilai bahwa penyebab konflik terjadi akibat adanya benturan kepentingan dan kepercayaan dari kedua pihak yang melekat pada budaya politik masing-masing. Israel meyakini bahwa tanah yang mulanya ditempati bangsa Palestina merupakan hak mereka yang diamanahkan kepercayaan mereka. Tidak hanya itu, misi pergerakan Zionisme juga menjadi salah satu sumber konflik berkepanjangan ini. Kemudian, nilai-nilai ini berbenturan dengan budaya politik bangsa Palestina sebagai bagian dari bangsa Arab. Tulisan ini menyimpulkan bahwa penggunaan teori budaya politik cukup untuk menjelaskan akar permasalahan Israel-Palestina selama ini dalam ranah identitas dan perilaku kedua bangsa berdasarkan kepentingan politiknya masing-masing. Namun, penggunaan teori ini kurang dapat menjabarkan dengan detail sejauh mana budaya politik bangsa Palestina menjadi akar dari konflik abadi ini. Kata Kunci: Israel-Palestine, Konflik, Budaya Politik, Orientasi Politik, Nilai