Uji LC50 Ekstrak Akar Tuba dan Pengaruhnya Terhadap Status Kesehatan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Abstract
Bahan kimia yang digunakan sebagai bahan anastesi ikan dan senyawa antimikroba sudah harus diminimalisir untuk keamanan pangan. Bahan kimia dapat membawa dampak negatif karena dapat terakumulasi dalam tubuh ikan dan membawa pengaruh buruk terhadap kesehatan manusia yang mengkonsumsinya. Pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut dengan penggunaan bahan alami yaitu ekstrak akar tuba. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi ekstrak akar tuba terhadap status kesehatan ikan nila. Penelitian ini digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dimana digunakan 5 perlakuan pada uji toksisitas letal dan 6 perlakuan pada uji toksisitas subletal dengan masing-masing perlakuan dilakukan 3 kali ulangan. Konsentrasi perlakuan ekstrak akar tuba yang digunakan pada pengujian toksisitas letal adalah 0 ml/l, 0,001 ml/l, 0,002 ml/l, 0,003 ml/l, 0,004 ml/l. Hasil pengujian toksisitas letal digunakan pada pengujian toksisitas subletal untuk mendapatkan nilai LC50 96 Jam. Hasil pengujian darah ikan nila pada uji toksisitas letal berturut-turut yaitu jumlah total eritrosit PO : 11,3 x 105 sel/mm3, P1 : 2,6 x 105 sel/mm3, P3 : 2,2 x 105 sel/mm3, P4 : 1,7 x 105 sel/mm3, P5 :1,9 x 105 sel/mm3. Kadar Hematokrit PO : 25%, P1 : 23%, P2 : 19 %, P3 : 15%, P4 :17%. Kadar Hemoglobin PO : 10,13 g/dl, P1 : 7,7 g/dl, P2 : 6,4 g/dl, P3 : 5,0 g/dl, P4 : 5,7 g/dl . Hasil pengujian pada uji toksisitas subletal menunjukkan angka mortalitas ikan nila yaitu PO : 0%, P1 : 6,27%, P2 : 13,77%, P3 : 14,17%, P4 : 37,10%, P5 : 77,10%. Hasil Pengujian toksisitas subletal menunjukkan bahwa LC50-96 jam ekstrak akar tuba diperoleh nilai sebesar 0,003 ml/ L.