Hubungan Ketahanan Pangan Keluarga dan Frekuensi Diare dengan Stunting pada Balita di Kampung Surabaya

Abstract
Background: Stunting is growth failure in toddlers due to chronic nutrients deficiency and recurrent infections, especially during the first 1000 days of life and can be a bad impact to quality of widely accepted human resources, which further can decreases future national productivity. The incidence of diarrhea and family food security are indicated to be factors cause stunting. Stunting is closely related to food insecurity and the incidence of recurrent diarrhea experienced by toddlers.Objectives: This study aimed to analyze the relationship between family food security and the frequency of diarrhea among stunted toddlers in Kampung SurabayaMethods: This research was observational analytic using cross-sectional. Sample consisted of 52 toddlers 6-24 months in the Puskesmas Bulak Banteng Surabaya. Sample selection with simple-random-sampling. Data was collected by interview with questionnaire. Food security was measured by US-HFSSM questionnaire and a questionnaire to the frequency of diarrhea. Data were analyzed using the Spearman statistical test (α=0.05).Results: The results showed that as many as 63.5% of toddlers are stunted, 71.1% of toddlers were in families with food insecure conditions, and 55.8% of toddlers diarrhea with frequency rarely (1-2 times). Results showed a significant relationship between family food security with stunting (p=0.004). Frequency of diarrhea with stunting showed a significant relationship (p=0.01).Conclusions: The proportion of stunting events increase if condition of food insecurity occur continuously, hence, coping strategies in the family were needed to overcome food insecurity. Besides, to overcoming the incidence of diarrhea by held counseling about PHBS.ABSTRAKLatar Belakang: Stunting merupakan kegagalan pertumbuhan pada balita akibat defisiensi zat gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada masa 1000 HPK dan dapat berdampak buruknya kualitas sumber daya manusia yang diterima secara luas, yang selanjutnya menurunkan kemampuan produktif suatu bangsa yang akan datang. Kejadian penyakit infeksi terutama diare dan ketahanan pangan keluarga diindikasikan menjadi faktor yang dapat menyebabkan stunting. Kondisi stunting erat kaitannya dengan rawan pangan dan kejadian diare berulang yang dialami balita.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan ketahanan pangan keluarga dan frekuensi diare dengan stunting pada balita di kampung Surabaya.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan desain cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 52 balita berusia 6-24 bulan di wilayah Kerja Puskesmas Bulak Banteng Surabaya. Pemilihan sampel dengan teknik simple random sampling. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara menggunakan kuesioner. Ketahanan pangan diukur dengan kuesioner US-HFSSM dan kuesioner terkait frekuensi diare. Data dianalisis dengan menggunakan uji statistik Spearman (α=0,05).Hasil: Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 63,5% balita mengalami stunting, 71,1% balita berada pada keluarga dengan kondisi rawan pangan, dan 55,8% balita mengalami diare dengan kategori frekuensi jarang (1-2 kali). Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara ketahanan pangan keluarga dengan stunting (p=0,004). Frekuensi diare dengan stunting juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan (p=0,01).Kesimpulan: Proporsi kejadian stunting akan meningkat jika kondisi rawan pangan terjadi terus menerus, sehingga dibutuhkan coping strategi dalam keluarga untuk mengatasi kerawanan pangan. Selain itu untuk mengurangi kejadian diare dengan mengadakan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).