POTENSI DAN HABITAT TEMPAT TUMBUH KETAK (Lygodium circinnatum (Burn. F.) Swartz) DI LOMBOK (Potency and Growth Habitat of Lygodium circinnatum (Burn. F.) Swartz) in Lombok)

Abstract
Ketak (Ligodium circinnatum) is a superior Non-Timber Forest Product in West Nusa Tenggara. The research aimed to obtain data on potential, distribution, and growth habitat of ketak in Lombok Island. The study was conducted by purposive sampling inventory; the first line took randomly and the next line took systematically. Ketak was found in the Malimbu and Pusuk Forest (West Rinjani Protected Forest Management Unit (PFMU)), while in the East Rinjani PFMU was found in Lang-lang, Mentareng, and Obel-Obel. The potency for ketak in Lombok is relatively low i.e. 443 clumps/ha, 5.2 tendrils/clump and harvested aged 3 tendrils/clump. Any trees be able as climbing tree. Ketak grows well at altitude of less than 400 m above sea level, sloping to steep slopes, climate types C to E, rainfall 935 to 1,511 mm/year, temperatures 24-320C, humidity 50-88%, and light intensity 120 to 3,872 luxs. Ketak growths in soil characteristic as follow:granular structure, sandy texture, slightly acid to neutral pH, good absorption rate, and growth capability under low nutrient level.                                                     ABSTRAK Ketak (Ligodium circinnatum) merupakan jenis Hasil Hutan Bukan Kayu unggulan di Nusa Tenggara Barat. Saat ini terjadi penurunan suplai bahan baku untuk kerajinan ketak di Lombok. Penelitian bertujuan untuk memperoleh informasi potensi, sebaran, dan tempat tumbuh ketak di Pulau Lombok. Penelitian dilakukan dengan cara inventarisasi dengan metode sampling secara purposif dan peletakan jalur (transek) pertama secara acak, kemudian jalur berikutnya secara sistematis. Rumput ketak ditemukan di Kawasan Hutan Malimbu dan Pusuk (Kesatuan Pemangkuan Hutan Lindung (KPHL) Rinjani Barat), sedangkan di KPHL Rinjani Timur ada di Kawasan Hutan Lang-lang, Mentareng, dan Obel-Obel. Potensi ketak di Lombok relatif rendah dengan jumlah rumpun 443 rumpun/ha, jumlah sulur 5,2 batang sulur/rumpun dan jumlah sulur yang siap dipanen 3 batang/rumpun. Semua jenis pohon bisa menjadi pohon pemanjat rumput ketak. Di Nusa Tenggara Barat rumput ketak mampu tumbuh diketinggian kurang dari 400 mdpl, lereng landai sampai curam, tipe iklim C sampai E menurut Schmidt dan Fergusson, curah hujan 935-1.511 mm/tahun, temperatur 24-320C, kelembaban50–88%, intensitas cahaya 120-3.872 lux. Ketak tumbuh pada kondisi tanah dengan struktur granuler, tekstur fraksi berpasir, pH tanah agak asam sampai netral, laju resapan air baik, dan bisa tumbuh baik sampai kondisi hara rendah.