Keberlanjutan Civil Society dalam Pengolahan Sampah Organik Melalui Budidaya Maggot di Desa Bengle Kabupaten Karawang

Abstract
This research was motivated by the interest of researchers related to the innovation in organic waste processing through the cultivation of Black Soldier Fly (maggot) fly larvae or the so-called bioconversion method, and waste which is still a problem, especially in Karawang Regency. In its implementation, there are several problems faced, such as: 1. Lack of human resources from KUEM circles, 2. There has been no training and coaching carried out in Bengle Village, and 3. Lack of support from the Karawang Regency Government. The purpose of this study was to determine the sustainability of organic waste processing through maggot cultivation in Bengle Village, Majalaya District, Karawang Regency. In this study, researchers used qualitative methods in the form of observation, interviews, documentation, and triangulation to support this research process. The number of informants in this study were 10 (ten) people using purposive sampling technique. In looking at the sustainability of organic waste processing through maggot cultivation in Bengle Village, the research uses the theory of governance innovation from Sumarto which consists of dimensions of new leadership types, civil society strength, technical management innovation, and participation space. The results showed that there is sustainability in organic waste processing through maggot cultivation in Bengle Village in the aspect of civil society strength, namely by the innovation of maggot which can be used as animal feed and maggot flour. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan peneliti terkait adanya inovasi dalam pengolahan sampah organik melalui budidaya larva lalat Black Soldier Fly (maggot) atau disebut dengan metode biokonversi, dan sampah yang sampai saat ini masih menjadi masalah khususnya di Kabupaten Karawang. Dalam pelaksanaannya, ada beberapa masalah yang dihadapi seperti : 1. Kurangnya sumber daya manusia dari kalangan KUEM, 2. Belum ada pelatihan dan pembinaan yang dilakukan di Desa Bengle, dan 3. Kurangnya daya dukung dari Pemerintah Kabupaten Karawang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keberlanjutan dalam pengolahan sampah organik melalui budidaya maggot di Desa Bengle, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif berupa observasi, wawancara, dokumentasi, dan triangulasi untuk menunjang dalam melakukan proses penelitian ini. Jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak 10 (sepuluh) orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Dalam melihat keberlanjutan pengolahan sampah organik melalui budidaya maggot di Desa Bengle penelitian menggunakan teori inovasi tata kelola pemerintahan dari Sumarto yang terdiri dari dimensi tipe kepemimpinan baru, kekuatan civil society, inovasi teknis manajemen, dan ruang partisipasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya keberlanjutan (sustainability) dalam pengolahan sampah organik melalui budidaya maggot di Desa Bengle pada aspek kekuatan civil society yaitu dengan adanya inovasi dari maggot yang dapat dijadikan pakan ternak dan tepung maggot.