Abstract
Penelitian ini dibangun dengan pertanyaan mendasar, “Apakah benar masyarakat patrilineal di NTT zaman dahulu telah membangun mindset bahwa perempuan ditakdirkan harus berkarakter feminim di dalam dirinya?” Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbandingan karakter maskulin dan karakter feminim pada tokoh perempuan di dalam dongeng-dongeng daerah NTT. Teknik penyediaan data ditempuh peneliti melalui studi pustaka. Analisis data meliputi tahap membaca, mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan menginterpretasi, dan menyajikan hasil analisis data. Sumber data penelitian ini adalah dongeng-dongeng daerah NTT yang secara dominan menempatkan tokoh perempuan di dalam cerita. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pengelompokan karakter maskulin dan feminim yang ditampilkan di dalam dongeng sangat bias. Garis identifikasi karakter yang harus ada pada laki-laki dan karakter yang harus ada pada perempuan bersifat luas atau tidak ketat. Data-data dalam dongeng yang menujukkan karakter maskulin pada tokoh perempuan sebanyak 69%, sedangkan data yang menunjukkan karakter feminim sebanyak 31%. Berdasarkan pada hasil analisis dapat disimpulkan bahwa perempuan, di dalam dongeng-dongeng NTT, digambarkan memiliki sisi maskulinitas. Dalam banyak hal, tokoh perempuan digambarkan memiliki kesamaan ciri dengan laki-laki, seperti berprestasi, memiliki relasi, independen, memiliki keberanian, dan menolak penindasan.