Abstract
Dibandingkan dengan perkembangan vaksin COVID-19, kemunculan banyak varian baru menyebabkan peningkatan mortalitas dan morbiditas, distribusi vaksin secara global, ketersediaan suplai vaksin yang terbatas dan kejadian ikutan pasca imunisasi. Hal ini memunculkan kekhawatiran penurunan efektivitas vaksin yang telah ada. Setelah laporan kejadian tromboemboli akibat penggunaan ChAdOx1-nCoV-19 dari AstraZeneca, beberapa negara Eropa mulai meneliti tentang penggunaan vaksin yang berbeda dengan dosis pertama atau yang disebut strategi mix-and-match atau vaksin heterolog.(1) Vaksin heterolog melibatkan pemberian antigen penyakit yang sama atau serupa melalui dua tipe vaksin berbeda, dosis pertama untuk membentuk sistem imun dan dosis berikutnya dengan tipe berbeda untuk meningkatkan respon imun.(2) Beberapa jenis vaksin yang banyak diteliti dalam konsep vaksin heterolog ini diantaranya kombinasi vaksin chimpanzee adenovirus-vectored vaccine (ChAdOx 1 nCoV-19) atau AstraZeneca dengan vaksin mRNA-1273 atau vaksin Moderna, dan vaksin BNT162b2 atau vaksin Pfizer.(3,4)