Abstract
Kesulitan yang dirasakan mahasiswa tingkat akhir di masa pandemi covid-19 yang membatasi ruang gerak dalam proses penyeleasian tugas akhir mahasiswa. Tekanan mental mahasiswa menghadapi kesulitan-kesulitan yang terjadi dapat berdampak pada stress, depresi yang akhirnya lebih memilih menyerah dan tidak menyelesaikan tugas akhir, bahkan sampai memunculkan ide untuk bunuh diri. Beban dan kesulitan yang dirasakan mahasisawa tingkat akhir pada masa pandemi ini agar tidak menjadi tekanan yang berlarut dan berdampak pada kesehatan (fisik maupun mental) serta kelancaran penyelesaian kuliah maka mahasiswa tingkat akhir perlu memiliki self-compassion (welas diri). Dengan memiliki self-compassion yang tinggi pada mahasiswa maka menimbulkan resiliensinya tinggi dan prokrastinasi rendah, serta lebih termotivasi untuk berjuang lebih baik dalam proses penyelesaian tugas akhir khususnya di era pandemi covid-19. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran tingkat self-compassion (welas diri) mahasiswa tingkat akhir prodi bimbingan dan konseling Universitas Negeri Yogyakarta pada masa pendemi covid-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan jenis penelitian deskriptif dan menggunakan analisis deskriptif. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat akhir prodi bimbingan dan konseling di Universitas Negeri Yogyakarta yang memiliki kriteria tertentu yaitu mahasiswa yang telah menyelesaikan KKN dan praktik kependidikan serta sedang menyusun tugas akhir sebanyak 36 mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa sebagian besar memiliki self-compassion kategori sedang. Komponen self-compassion yang masih perlu ditingkatkan yaitu kewawasan (mindfulness) dan komponen yang perlu dikurangi yaitu menghakimi diri, isolasi, dan overidentifikasi. Diperlukan adanya intervensi untuk membantu mahasiswa tingkat akhir dalam meningkatkan self-compassion.