Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan

Journal Information
ISSN / EISSN: 16936442 / 26204622
Total articles ≅ 78

Latest articles in this journal

Nurul Fatimah, Aldi Huda Verdian, Linuwih Aluh Prastiti, Kurnia Faturrohman, Adni Oktaviana, Qorie Astria, Arif Faisal Siburian
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan, Volume 17, pp 160-167; https://doi.org/10.31851/jipbp.v17i2.11551

Abstract:
The provision of quality feed is the most important factor determining the success of vannamei shrimp farming. The aim of this study was to evaluate the growth performance, survival rate and water quality of pacific white shrimp Litopenaeus vannamei after dietary administration of combination of calcium, magnesium dan vitamin D3.  Shrimp were fed a control diet (without combination of calcium, magnesium dan vitamin D3 supplement) and four levels of combination of calcium, magnesium dan vitamin D3 supplementation i.e 0; 0.25; 0.50; 0.75; 1.00 mL Hyperol Kg-1 of feed. Larvae were reared in tank with a dimension of 40x25x30cm containing 4 L of disinfected seawater at a stocking density of 100 larvae m-2. In conclusion, the present study demonstrated that dietary supplementation of combination of at the concentration up to 10 mL Kg-1 could significantly improve growth and survival rate of Pacific white shrimp
Diah Ayu Satyari Utami, Alfandi Fatchur Rizki, Anisa Sufiati, Hakimatul Azizah Ainun Riyadi, Arief Angga Maulana, Masya Dina Fardhani
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan, Volume 17, pp 149-159; https://doi.org/10.31851/jipbp.v17i2.9244

Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja reproduksi dan kinerja produksi benih ikan kerapu hibrida yang diproduksi oleh unit pembenihan di Bali Utara. Penelitian ini dilakukan pada beberapa unit pembenihan yang memproduksi larva ikan kerapu hibrida seperti ikan kerapu cantang dan ikan kerapu cantik yang terletak di Bali Utara yang terdiri atas unit pembenihan di Desa Gerokgak, Desa Penyabangan, dan Desa Sanggalangit. Parameter yang diamati meliputi kriteria induk, jumlah telur, derajat pembuahan, derajat penetasan, kualitas air, perkembangan larva, dan kinerja produksi. Perkembangan larva dan kinerja produksi diamati hingga umur pemeliharaan 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah telur yang dihasilkan oleh ikan kerapu cantang mencapai 4.605.600 butir/induk ikan kerapu macan dengan derajat pembuahan dan derajat penetasan 60 dan 86%, sedangkan ikan kerapu cantik menghasilkan 4.651.200 butir/induk ikan kerapu macan dengan derajat pembuahan dan derajat penetasan 93 dan 55%. Kinerja produksi pada pembenihan ikan kerapu cantang menunjukkan tingkat kelangsungan hidup 38,25%, panjang akhir 0,91 cm, dan bobot akhir 0,02 g, sedangkan kinerja produksi pada pembenihan ikan kerapu cantik menunjukkan tingkat kelangsungan hidup 56%, panjang akhir 1,86 cm, dan bobot akhir 1,25 g. Hal ini menunjukkan bahwa ikan kerapu cantik memiliki kinerja reproduksi dan kinerja produksi yang lebih tinggi dibanding ikan kerapu cantang.
Lia Perwita Sari, Humairani, Santi Mayasari
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan, Volume 17, pp 141-148; https://doi.org/10.31851/jipbp.v17i2.9792

Abstract:
One of the catfish production centers in Palembang City is located in Srimulya Village, Sematang Borang District. Srimulya Village is planned to be confirmed as a Fisheries Area in Palembang City. This study aims to analyze the level of technical efficiency, price efficiency and economic efficiency of catfish cultivators, Srimulya Village, Sematang Borang District, Palembang City. This research was conducted in September 2022. Sampling was carried out using proportional random sampling technique with a total of 30 respondents. The data used include primary data and secondary data. Data were analyzed descriptively qualitatively and descriptively quantitatively. Researchers used qualitative methods, namely by analyzing the characteristics of each respondent. Technical efficiency were analyzed using Frontier 4.1 software. The results showed level of technical, allocative and economic efficiency of catfish farming business in Srimulya Village, Sematang Borang District, Palembang is in an inefficient condition. Based on the technical efficiency criteria, if the efficiency value is 0.91 (1) means that it is inefficient in terms of price. Judging from the value of the economic efficiency of the business of 1.70 (> 1), it means that the catfish farming business is not yet economically efficient.
Joshua, Fitra Mulia Jaya, Indah Anggraini
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan, Volume 17, pp 129-140; https://doi.org/10.31851/jipbp.v17i2.10384

Abstract:
Tekwan adalah makanan khas Sumatera Selatan, mempunyai kadar air tinggi sehingga mudah mengalami berbagai kerusakan. Berbagai penelitian seperti tekwan kering namun terdapat kelemahan yaitu waktu penyajian yang cukup lama karena harus dilakukan perendaman terlebih dahulu, untuk itu perlu dilakukan penelitian tekwan yang disajikan dalam waktu singkat.  Pada penelitian ini menggunakan pembekuan untuk menghasilkan tekwan kering dengan variasi waktu bertujuan untuk mendapatkan tekwan kering yang disajikan dalam waktu singkat (tekwan instan) . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik tekwan instan, terdiri dari tiga taraf tiga ulangan dengan rancangan acak kelompok (RAK). Perlakuan dari waktu Pembekuan (A1=12 jam , A2=24 jam, A3=36 jam). Parameter yang diamati uji fisik warna, tekstur, jumlah pori, lama rehidrasi, uji kimia kadar air, kadar abu, kadar protein, serta uji organoleptik. Hasil analisis keragaman menunjukkan waktu pembekuan yang berbeda berpengaruh nyata terhadap Warna Lightness,  folding test dan tidak berpengaruh nyata terhadap warna Chroma, warna Hue, jumlah pori, lama rehidrasi dan Secara sensoris. Karakteristik terbaik A1 warna (Lightness 58,38%, Chroma 11,99 %, Hue 71, 36°), tesktur 212,70 g.f, lama rehidrasi 18,03 menit, jumlah pori 26,67%, Kadar air 15.38%, kadar abu 3,77%, kadar protein 12,16% serta sensoris warna 7,90 (suka), tekstur 7,10 (suka), aroma 7,10 (suka), rasa 7,20 (suka) folding test 4,40 (grade A, dilipat satu kali tidak retak).
Dheni Rossarie, Sri Wahyuni Firman, Risfany, Dheni Kusumarani
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan, Volume 17, pp 120-128; https://doi.org/10.31851/jipbp.v17i2.9504

Abstract:
Kepulauan Raja Ampat memiliki kekayaan laut yang sangat berlimpah, perairan Raja Ampat juga masuk kedalam Kawasan Konservasi yang dilindungi, dikelola dengan sistem zonasi. Nelayan yang menangkap ikan di perairan Raja Ampat biasanya berukuran 10 GT, sedangkan perahu di atas 10 GT biasanya merupakan nelayan dari luar Raja Ampat. Penentuan daerah yang berpotensi ikan dapat dilakukan dengan mengkaji data oseanografi yaitu suhu permukaan laut dan klorofil-a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian kapal nelayan yang menangkap ikan di daerah penangkapan ikan dan bukan di daerah konservasi di Kabupaten Raja Ampat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan kuantitatif. Analisis potensi zona penangkapan dilakukan untuk mengetahui lokasi-lokasi yang potensial untuk menangkap ikan berdasarkan suhu permukaan laut dan sebaran klorofil-a yang bersumber dari citra Aqua MODIS. Setelah itu, diidentifikasi keberadaan kapal penangkap ikan. Data kapal berasal dari VIIRS Boat Detection. Rata-rata kandungan klorofil di daerah penelitian adalah 0.63 mg/m3 sementara rata-rata suhu permukaan laut di malam hari adalah 28.83oC. Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan menggunakan data VIIRS sepanjang tahun 2021 terdapat 859 unit kapal dan berlayar atau menangkap ikan di beberapa kalster yakni Misool bagian Utara, Misool bagian Tenggara, Perairan seputaran Kota Sorong, dan Waigeo sebelah Barat. Menurut hasil kajian, tidak ditemukan pelanggaran secara peruntukan ruang oleh kapal-kapal penangkap ikan, dimana tidak ada kapal yang melakukan operasi di Zona Inti Kawasan Konservasi.
Lisa Oktaria, Indah Anggraini Yusanti, Sofian Sofian, Riya Liuhartana
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan, Volume 17, pp 115-119; https://doi.org/10.31851/jipbp.v17i2.8406

Abstract:
Pengelolaan kegiatan budidaya ikan nila merah secara intensif yang dilakukan oleh pembudidaya dengan padat tebar yang tinggi dan pemberian pakan yang berlebih memicu penurunan kualitas air. Penggunaan tumbuhan yang memiliki potensi untuk pengobatan adalah solusinya. Salah satunya adalah daun kelor (Moringa oliefera). Tujuan penelitian ini untuk menganalisis efektifitas ekstrak daun kelor (Moringa oliefera) terhadap mortalitas benih ikan nila merah (Oreochromis niloticus).Penelitian dilakukan pada bulan Mei hingga Juni 2021. Metode penelitian yang digunakan adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan 5 taraf perlakuan dan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan mortalitas tertinggi pada perlakuan P4 (5,5 gr/L) sebesar 85% dan terendah pada perlakuan P0 (kontrol) sebesar 0%, sedangkan hasil analisis kualitas air menunjang kehidupan ikan.
Dendi Hidayatullah, Sukenda Sukenda, Sri Nuryati, Rahma Mulyani, Ardana Kurniaji
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan, Volume 17, pp 102-114; https://doi.org/10.31851/jipbp.v17i2.9277

Abstract:
Bakteri Streptococcus agalactiae merupakan patogen utama yang menyerang ikan nila mulai fase benih hingga dewasa. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menguji efikasi vaksin boosterS. agalactiae di induk ikan nila sebelum pemijahan kedua terhadap imunitas maternal untuk pencegahan streptococcosis. Vaksin gabungan sediaan sel utuh dan produk ekstraselular (ECP) S. agalactiae diinjeksi sebanyak 0,4 mL/kg induk ikan dengan perbandingan 50:50% (v/v) dari dosis penyuntikan, sedangkan kontrol diinjeksi dengan phosphatebuffered saline (PBS). Vaksin diberikan ke induk ikan pada fase tingkat kematangan gonad dua (TKG 2). Perlakuan penelitian yaitu induk diinjeksi PBS (K), induk diinjeksi vaksin satu kali (A), dan induk diinjeksi vaksin booster setelah pemijahan pertama (B). Uji tantang benih dari setiap induk perlakuan dilakukan melalui perendaman S. agalactiae 107 CFU/mL selama 30 menit pada umur benih 5, 10, 15, dan 20 hari setelah menetas. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan (P<0,05) pada total leukosit dan aktivitas fagositik induk ikan. Level antibodi dan lisozim induk, telur, dan benih dari perlakuan B signifikan lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan dengan perlakuan induk lainnya. Daya tetas telur dari perlakuan induk B (94,52%) signifikan lebih tinggi (P0,05) dengan perlakuan benih dari induk A pada hari ke-5 tetapi, signifikan lebih tinggi (P<0,05) pada hari ke-10 hingga 20 pascatetas (96,61-54,17%). Pemberian vaksin booster di induk ikan nila sebelum pemijahan kedua dapat menstimulasi peningkatan imunitas dan transfer imunitas maternal ke anaknya untuk pencegahan streptococcosis.
Buana Basir, Nursyahran Nursyahran, Jufiyati Jufiyati, Ika Apriliani
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan, Volume 17; https://doi.org/10.31851/jipbp.v17i1.8333

Lalu Penta Sebri Suryadi, Abdul Haris, Dewi Yanuarita
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan, Volume 17, pp 68-77; https://doi.org/10.31851/jipbp.v17i1.8373

Abstract:
Nitrat dan posfat dibutuhkan oleh zooxhantella yang bersimbiosis dengan terumbu karang. Kadar nitrat dan fospat perairan dipengaruhi oleh aktifitas di daratan karena sumber utama nutriaen yang ada di perairan berasal dari daratan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi distribusi spasial nitrat dan fospat perairan dan kelayakan perairan untuk mendukung pertumbuhan karang. Pengujian nitrat dan fospat dilakukan di laboratorium kualitas air FIKP UNHAS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar nitrat dan fospat perairan di perairan terumbu karang kabupaten bone tidak terpengaruh oleh jaraknya dengan daratan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kadar nitrat perairan melebihi baku mutu air laut sedangkan kadar fospat perairan masih dibawah baku mutu air laut. Kondisi oseongrafi seperti suhu, salinitas dan DO tidak berada dalam kisaran optimal, sedangkan kecerahan, kecepatan arus dan pH perairan masih dalam kondisi optimal dalam mendukung pertumbuhan karang.
Back to Top Top