Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan Dan Keagamaan
Journal Information

ISSN / EISSN: 26205009 / 26231190
Published by:
Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan
Total articles ≅ 100
Latest articles in this journal
Published: 31 December 2022
Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan Dan Keagamaan, Volume 10, pp 135-152; https://doi.org/10.36052/andragogi.v10i2.298
Abstract:
Kegiatan pelatihan ini hendak membuat beberapa lembaga Raudhatul Athfal (RA) di Kabupaten Pamekasan bisa memenuhi standar yang ditetapkan berdasarkan instrumen penilaian yang disusun oleh Badan Akreditasi Nasional Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal (BAN PAUD & PNF). Target kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah 1). Lembaga mampu menganalisis kesiapan persayaratan maupun dokumen-dokumen yang dimiliki untuk bisa terakreditasi; 2). Lembaga mampu menyusun kebutuhan dokumen sebagai persyaratan akreditasi; 3). Lembaga mampu mengajukan akreditasi melalui aplikasi SISPENA. Metode yang dilakukan adalah dengan kegiatan workshop untuk memberikan gambaran dan pemahaman pengelola lembaga RA terhadap instrumen akreditasi. Selanjutnya lembaga melakukan refleksi/evaluasi terhadap kesiapan lembaganya dalam rangka proses pengajuan akreditasi. Tahapan terakhirnya adalah lembaga menyusun dokumen yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan akreditasi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini mampu memberikan gambaran secara konkrit terkait pelaksanaan akreditasi sekolah serta tahapan-tahapannya. Diharapkan, kegiatan ini dapat memotivasi lembaga RA untuk terus meningkatkan mutu lembaga masing-masing melalui akreditasi sekolah.
Published: 30 December 2022
Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan Dan Keagamaan, Volume 10, pp 233-249; https://doi.org/10.36052/andragogi.v10i2.303
Abstract:
Humans are involved in creating themselves and the world through concrete choices and actions, thereby assigning value to those choices and actions. Humans, as etre pour soi can transcendence. Man is not to facticity, to the way of being etre en soi. Sartre on this basis, emphasized existentialism as humanism. Existentialism is not an evil or arbitrary freedom, so it is necessary to explain why existentialism and education are two things that are significantly very influential in the world of contemporary learning. The study in this article uses a distinctive method related to a school of philosophy, namely existentialism. Existentialism is a philosophical method that emphasizes individual existence and individual freedom. This school of thought developed rapidly and influenced many writers, especially in the twentieth century. The most prominent characteristic of existentialism is the emergence of human awareness of himself. A theory of the search for self-meaning that every human being asks about his existence. Awareness and personal responsibility are essential issues in human life. It is related to efforts to realize human life as authentic or genuine. Awareness and personal responsibility are related to human attitudes and actions in filling the space of freedom they have, including education. Attitudes and actions taken by every human being do not stand in a space. It must be accounted for against actual human values, for the duties that are the obligations and expectations of others. Awareness and responsibility are human characteristics. Every human being in his heart owns consciousness, so that awareness is generally related to morals in the future, commonly called moral awareness. Moral awareness is often also called the inner voice; it becomes the primary presupposition of human moral action in education. In line with this, every human being has the right. It is also obliged to live according to what has been realized as an obligation and responsibility. Morally, every human being must decide for himself what to do, especially in the field of education, as well as educators.
Published: 30 December 2022
Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan Dan Keagamaan, Volume 10, pp 163-176; https://doi.org/10.36052/andragogi.v10i2.302
Abstract:
Realizing an environmentally friendly campus should be the responsibility of all campus residents, including students as the most significantresidents. This research looks at the extent to which IAIN Madura students understand eco-literacy to analyze the potential and challenges that the IAIN Madura have in realizing an environmentally friendly campus. The study results showed that the majority (70%) of IAIN Madura students claimed to have known the meaning of eco-literacy. However, only 46.4% were able to define eco-literacy correctly, while 53.6% incorrectly defined eco-literacy. The potential and challenges for realizing an environmentally friendly campus at IAIN Madura can be conducted by 1) utilizing vacant land as green openings. 2) managing water waste to irrigate green opening areas at IAIN Madura. 3) providing more waste disposal facilities that can sort the waste by its type so it is easier to use and processed more efficiently. 4) implementing the BULKY Store system in the IAIN Madura canteen. 5) implementing policies requiring less paper and less plastic for all campus residents and providing more effective and efficient parking lots. The research results become material for consideration in making strategic policies to create an environmentally friendly campus.
(Mewujudkan kampus yang ramah lingkungan seharusnya menjadi tanggung jawab seluruh warga kampus, termasuk mahasiswa sebagai warga kampus dengan kuantitas terbesar. Penelitian ini nantinya akan melihat sejauh mana pemahaman mahasiswa IAIN Madura terhadap literasi lingkungan sehingga nanti dapat peneliti Analisa potensi dan tantangan yang dimiliki kampus IAIN Madura dalam meujudkan dirinya sebagai Kampus yang Ramah lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan Sebagian besar (70%) dari mahasiswa IAIN Madura mengaku telah mengetahui apa yang dimaksud dengan ekoliterasi. Namun hanya 46,4% yang mampu mendefinisikan ekoliterasi dengan benar, sedangkan (53,6%) salah mendefinisikan ekoliterasi. Potensi dan tantangan untuk mewujudkan kampus IAIN Madura yang ramah lingkungan adalah 1) memanfaatkan lahan yang kosong sebagai lahan bukaan hijau. 2) mengelola Limbah air agar dapat mengairi daerah bukaan hijau di IAIN Madura. 3) menyediakan lebih banyak fasilitas pembuangan sampah yang dipilah-pilah berdasarkan jenisnya sehingga lebih mudah dimanfaatkan dan diolah dengan lebih efisien. 4) menerapkan system BULKY Store di kantin IAIN Madura. 5) menerapkan kebijakan mewajibkan Less Paper dan Less Plastic bagi seluruh warga kampus, menyediakan lahan parkir yang lebih efektif dan efisien. hasil penelitian ini akan menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan strategis untuk mewujudkan kampus ramah lingkungan).
(Mewujudkan kampus yang ramah lingkungan seharusnya menjadi tanggung jawab seluruh warga kampus, termasuk mahasiswa sebagai warga kampus dengan kuantitas terbesar. Penelitian ini nantinya akan melihat sejauh mana pemahaman mahasiswa IAIN Madura terhadap literasi lingkungan sehingga nanti dapat peneliti Analisa potensi dan tantangan yang dimiliki kampus IAIN Madura dalam meujudkan dirinya sebagai Kampus yang Ramah lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan Sebagian besar (70%) dari mahasiswa IAIN Madura mengaku telah mengetahui apa yang dimaksud dengan ekoliterasi. Namun hanya 46,4% yang mampu mendefinisikan ekoliterasi dengan benar, sedangkan (53,6%) salah mendefinisikan ekoliterasi. Potensi dan tantangan untuk mewujudkan kampus IAIN Madura yang ramah lingkungan adalah 1) memanfaatkan lahan yang kosong sebagai lahan bukaan hijau. 2) mengelola Limbah air agar dapat mengairi daerah bukaan hijau di IAIN Madura. 3) menyediakan lebih banyak fasilitas pembuangan sampah yang dipilah-pilah berdasarkan jenisnya sehingga lebih mudah dimanfaatkan dan diolah dengan lebih efisien. 4) menerapkan system BULKY Store di kantin IAIN Madura. 5) menerapkan kebijakan mewajibkan Less Paper dan Less Plastic bagi seluruh warga kampus, menyediakan lahan parkir yang lebih efektif dan efisien. hasil penelitian ini akan menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan strategis untuk mewujudkan kampus ramah lingkungan).
Published: 28 December 2022
Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan Dan Keagamaan, Volume 10, pp 225-232; https://doi.org/10.36052/andragogi.v10i2.282
Abstract:
Times are developing, improving the quality of science and technology has also contributed to all aspects of human life with the aim of advancing intelligent society and creating the value of efficiency and effectiveness in all things. However, the development of modern technology in the era of globalization also has many negative impacts such as changes in children's mindsets, lifestyles, perspectives on things, open-mindedness, to things that are not in accordance with the values and norms of applicable regulations, even far from religious teachings. In the midst of these concerns, character education is very much needed in building children's character from an early age to strengthen the foundation they have before meeting new information out there. Islamic religious education becomes a strong pillar in character building by implementing the values contained in it in teaching and learning activities both formally and informally. This study aims to determine how big the role of Islamic religious education in the process of forming children's character in the modern era by using literature research methods. From this study, it was found that Islamic religious education is a strategic effort in realizing the ideal national character starting from the family, institutional institutions and community learning groups which are the main capital for the formation of the nation's character.
Published: 27 December 2022
Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan Dan Keagamaan, Volume 10, pp 211-224; https://doi.org/10.36052/andragogi.v10i2.301
Abstract:
Penelitian dalam tulisan ini_bertujuan_untuk (1). Penerapan permainan penggaris dan sisir dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IX MTs Muhammadiyah Jayapura dalam memahami konsep listrik statis. (2) Meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami konsep listrik statis. Pada penelitian ini 21 dari 94 siswa yang menjadi mata pelajaran MTs Muhammadiyah Jayapura di Jayapura dan diperoleh hasil 19 siswa yang tamat dan 2 siswa yang tidak tamat. Metode_yang digunakan dalam_penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pengambilan_sampel dalam_penelitian ini menggunakan teknik simple_random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumen penilaian. Berdasarkan hasil observasi ketuntasan observasi aktivitas siswa pada RPP 1 sebesar 62,6% dan penguasaan RPP 2 sebesar 73,7%. Sedangkan ketuntasan hasil belajar dari RPP 1 sebesar 62,3% dan ketuntasan RPP 2 sebesar 81,8% sehingga terjadi peningkatan prestasi belajar. Dengan demikian, hasil penelitian dengan menggunakan permainan penggaris dan sisir pada pokok bahasan peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IX dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa MTs Muhammadiyah Jayapura.
Published: 24 December 2022
Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan Dan Keagamaan, Volume 10, pp 187-194; https://doi.org/10.36052/andragogi.v10i2.294
Abstract:
This study aims to describe the Mathematics Learning Flow of Students' with Inclusion types of Autism Needs in the Material of Addition and Subtraction of Numbers up to Two Numbers. This type of research is qualitative research. The instrument in this study is the researcher himself. Other instruments that support obtaining data are problem-solving tasks and interview guidelines to reveal the flow of students' mathematics learning inclusion types of autism needs. The subjects in this study were two students who included autism needs type, respectively male and female. Based on the results of the analysis that has been carried out by providing problem-solving problems in the form of mathematical problems and being strengthened by conducting interviews, it was found that the type of autism needed with the category of High Functioning Autism followed every step of Polya’s problem solving and in the student's thinking process occurred assimilated. Meanwhile, children with autism needs with the category of Low Functioning Autism do not follow every step of Polya’s problem-solving, and in the process of thinking, this student is likely to accommodate a scheme about simple data that is clearly stated in the problem.
(Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Alur Belajar Matematika Siswa Inklusi Jenis Kebutuhan Autisme Pada Materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Sampai Dua Angka. Jenis penelitian menggunankan metodologi penelitian kualitatif deskriptif. Instrumen utama pada penelitian ini adalah peneliti sendiri. Instrument lainnya yang mendukung dalam mendapatkan data adalah tugas pemecahan masalah dan pedoman wawancara untuk mengungkapkan alur belajar matematika siswa inklusi jenis kebutuhan autisme. Subjek dalam penelitian ini adalah dua orang siswa inklusi jenis kebutuhan autisme masing-masing laki-laki dan perempuan. Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan dengan memberikan soal pemecahan masalah berupa soal matematika dan diberi penguatan dengan melakukan wawancara didapatkan bahwa anak dengan kebutuhan autism kategori high functioning autism mengikuti setiap langkah pemecahan masalah menurut Polya dan proses berfikir siswa tersebut terjadi secara asimilasi. Sedangkan anak dengan kebutuhan autism kategori Low Functioning Autism tidak mengikuti setiap langkah pemecahan masalah Polya dan proses berfikir siswa ini cendrung mengakomodasi skema tentang data sederhana yang secara jelas dinyatakan dalam soal).
(Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Alur Belajar Matematika Siswa Inklusi Jenis Kebutuhan Autisme Pada Materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Sampai Dua Angka. Jenis penelitian menggunankan metodologi penelitian kualitatif deskriptif. Instrumen utama pada penelitian ini adalah peneliti sendiri. Instrument lainnya yang mendukung dalam mendapatkan data adalah tugas pemecahan masalah dan pedoman wawancara untuk mengungkapkan alur belajar matematika siswa inklusi jenis kebutuhan autisme. Subjek dalam penelitian ini adalah dua orang siswa inklusi jenis kebutuhan autisme masing-masing laki-laki dan perempuan. Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan dengan memberikan soal pemecahan masalah berupa soal matematika dan diberi penguatan dengan melakukan wawancara didapatkan bahwa anak dengan kebutuhan autism kategori high functioning autism mengikuti setiap langkah pemecahan masalah menurut Polya dan proses berfikir siswa tersebut terjadi secara asimilasi. Sedangkan anak dengan kebutuhan autism kategori Low Functioning Autism tidak mengikuti setiap langkah pemecahan masalah Polya dan proses berfikir siswa ini cendrung mengakomodasi skema tentang data sederhana yang secara jelas dinyatakan dalam soal).
Published: 23 December 2022
Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan Dan Keagamaan, Volume 10, pp 153-162; https://doi.org/10.36052/andragogi.v10i2.299
Abstract:
Pembelajaran abad 21 menekankan pada kesiapan generasi emas 2045. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan pembelajaran yang memanfaatkan teknologi. Blooket dapat menjadi platform yang digunakan untuk menarik minat peserta didik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjabarkan minat peserta didik terhadap penerapan Blooket. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa angket dan observasi. Penelitian ini melibatkan 37 peserta didik dari dua kelas. Data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa peserta didik memiliki minat sangat tinggi dengan rerata keseluruhan aspek angket adalah 83,09% yang jika dikonversi ke skala 4 adalah 3,32 dengan kategori sangat tinggi.
Published: 22 December 2022
Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan Dan Keagamaan, Volume 10, pp 177-186; https://doi.org/10.36052/andragogi.v10i2.293
Abstract:
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan metode pembelajaran yang digunakan guru di sekolah dalam menyampaikan materi pembelajaran Pendidikan Agama Kristen. Mendeskripsikan dampak penggunaan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru di sekolah dalam menyampaikan materi pembelajaran Pendidikan Agama Kristen bagi siswa. Karena penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan intrepretasi terhadap semua hasil penelitian yang terkait dengan metode pembelajaran Pendidikan Agama Kristen maka digunakan metode systematic literature review. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran yaitu metode pemberian tugas, metode diskusi kelompok, metode pembelajaran secara langsung, metode tanya jawab, dan metode belajar kelompok. Dampak penggunaan metode pembelajaran oleh guru dalam menyampaikan mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen kepada siswa adalah dalam bentuk peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa. Mayoritas metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran Pendidikan Agama Kristen kepada siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi metode pembelajaran secara langsung tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen.
Published: 21 December 2022
Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan Dan Keagamaan, Volume 10, pp 121-134; https://doi.org/10.36052/andragogi.v10i2.291
Abstract:
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi pelatihan jarak jauh metodologi pembelajaran bagi guru di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Merauke. Pelaksanaan evaluasi menggunakan teori CIPP (Context, Input, Process, Product). Metode survei yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Peserta pelatihan adalah guru madrasah dan Pendidikan Agama Pada Sekolah (Multi agama) di Kabupaten Merauke dengan jumlah responden 40 orang sebagai peserta pelatihan jarak jauh. Instrumen penelitian ini menggunakan angket melalui Google Formulir. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa pembelajaran jarak jauh yang dilakukan termasuk dalam kategori sedang pada komponen konteks dan input peserta. Sedangkan pada kategori tinggi terlihat jelas pada komponen proses dan produk. Dengan demikian, pelatihan jarak jauh yang diselenggarakan memerlukan ketersediaan infrastruktur dan dukungan peserta yang mampu mengoperasikan perangkat komputer.
Published: 21 December 2022
Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan Dan Keagamaan, Volume 10, pp 195-210; https://doi.org/10.36052/andragogi.v10i2.292
Abstract:
People born in today's information technology era between 1995 and 2010 are commonly referred to as generation Z (gen Z), namely teenagers born in the digital generation who enjoy the wonders of internet technology. They are proficient in information technology and various computer applications and can easily and quickly access information for educational or personal purposes. They live with smartphones and are very busy with social media. Information technology providing convenience has significantly impacted the way of life of young people from generation Z. Many teenagers cannot control themselves, use information technology in a defective manner, and encourage them to be involved in juvenile delinquency. This study aims to describe and develop learning formulas for generation z in the modern era. This research uses the literature review method, in which the study focuses on domestic and foreign literature. A literature review is a research method that collects data from various literary sources, which are then analyzed to obtain the required information. The results of the literature review found that the concept of spiritual education for generation Z requires efforts in the form of a school with an integrated system with a model of character and spiritual development or integration of faith and practice.(Orang-orang yang lahir di era teknologi informasi dewasa ini dalam rentang antara 1995 sampai 2010 biasa disebut sebagai generasi Z (gen Z), yaitu remaja yang lahir di generasi digital dan menikmati keajaiban teknologi internet. Mereka mahir teknologi informasi dan berbagai aplikasi komputer serta dengan mudah dan cepat mengakses informasi untuk kepentingan pendidikan atau pribadi. Mereka hidup dengan telepon cerdas (smartphone) dan sangat sibuk dengan media sosial Selain memberi kemudahan, teknologi informasi ternyata menimbulkan dampak signifikan terhadap cara hidup remaja dari generasi Z ini. Bahkan banyak remaja tidak dapat mengendalikan diri, menggunakan teknologi informasi secara menyimpang, dan mendorong mereka terlibat dalam kenakalan remaja. Studi ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengembangkan formula pembelajaran untuk generasi z di era modern. Studi penelitian ini menggunakan metode kajian kepustakaan, di mana kajiannya berfokus pada literatur dalam negeri juga literatur asing. Kajian kepustakaan merupakan salah satu bentuk metode kajian yang dilakukan dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber literatur yang kemudian dianalisis untuk mendapatkan sumber informasi yang dibutuhkan. Hasil dari kajian literatur menemukan bahwa konsep pendidikan spiritual untuk generasi Z memerlukan usaha berupa sekolah dengan sistem terpadu dengan model pengembangan karakter dan spiritual atau integration of faith and practice).