Cermin Dunia Kedokteran

Journal Information
ISSN / EISSN: 0125913X / 25032720
Published by: PT Kalbe Farma Tbk.
Total articles ≅ 614

Latest articles in this journal

Pika Novriani Lubis
Published: 31 May 2023
Cermin Dunia Kedokteran, Volume 50, pp 339-341; https://doi.org/10.55175/cdk.v50i6.922

Abstract:
Abortus imminens adalah perdarahan yang terjadi sebelum usia kehamilan 20 minggu, tanpa keluarnya janin. Selama kehamilan, progesteron berperan dalam proses implantasi janin ke dalam rahim. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa progesteron bermanfaat dalam penanganan abortus imminens, baik dalam bentuk oral maupun supositoria. Sediaan oral terbukti lebih efektif dibandingkan progesteron vaginal. Threatened miscarriage or imminent abortion is vaginal bleeding that happened before a 20-week gestation without fetus expulsion. During pregnancy, progesterone plays a role in the process of implanting the fetus into the uterus. Several studies have shown that oral and suppository progesterone are beneficial for imminent abortion treatment, both in oral and suppository form. Oral preparations have proved to be more effective than vaginal progesterone.
Pandit Bagus Tri Saputra, Ariikah Dyah Lamara, Mahendra Eko Saputra, Rakha Achmad Maulana, Irien Eko Hermawati, Hanang Anugrawan Achmad, Rachmat Ageng Prastowo,
Published: 31 May 2023
Cermin Dunia Kedokteran, Volume 50, pp 322-330; https://doi.org/10.55175/cdk.v50i6.624

Abstract:
Pada tahun 2019, hipertensi diderita oleh 1,28 milyar jiwa di seluruh dunia dan diperkirakan terus meningkat setiap tahun. Saat ini, hipertensi masih menjadi salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas global. Terdapat perubahan paradigma diagnosis hipertensi menjadi lebih direkomendasikan dengan pemeriksaan tekanan darah di luar klinik (out-of-office blood pressure measurement) berupa pemeriksaan tekanan darah ambulatoar (PTDA) jika fasilitas memadai atau pemeriksaan tekanan darah di rumah (PTDR) pada fasilitas lebih terbatas. Manajemen pasien hipertensi berfokus pada kontrol tekanan darah untuk meningkatkan kualitas hidup serta menurunkan angka kecacatan dan kematian dengan terapi farmakologis dan non-farmakologis. Terapi non-farmakologis telah terbukti membantu mengontrol tekanan darah, menurunkan morbiditas dan mortalitas, baik individu hipertensi maupun individu normal. In 2019, hypertension was suffered by 1.28 billion people worldwide and is expected to increase every year. Hypertension is still one of the main causes of global morbidity and mortality. There is a paradigm shift that diagnosis of hypertension is more recommended by out-of-office blood pressure measurement. Blood pressure measurements outside clinic can be done with ambulatory blood pressure or home blood pressure in limited facilities. Management of hypertensive patients focuses on blood pressure control with pharmacological and non-pharmacological method to improve quality of life, as well as to reduce morbidity and mortality. Non-pharmacological approach has been proven to optimize blood pressure control, to reduce morbidity and mortality in both hypertensive and normal individuals.
Muhammad Habiburrahman, Afid Brilliana Putra
Published: 31 May 2023
Cermin Dunia Kedokteran, Volume 50, pp 311-320; https://doi.org/10.55175/cdk.v50i6.919

Abstract:
Ibu hamil rentan mengalami infeksi yang berujung sepsis akibat perubahan fisiologis signifikan berbagai sistem organ. Penyebab sepsis dalam kehamilan tersering bersumber dari saluran kemih, yang disebut urosepsis dengan tingkat mortalitas mencapai 20%–42%. Selain mengancam ibu hamil, sepsis juga berpotensi mengancam kesejahteraan janin. Oleh karena itu, diagnosis dan manajemen sepsis secara dini pada kehamilan sangatlah penting untuk mencegah morbiditas dan mortalitas janin dan ibu. Namun, panduan penatalaksanaan komprehensif sepsis pada kehamilan masih terbatas dan terpencar, sehingga membuat sulit dipahami. Tinjauan pustaka ini dibuat melalui penulusuran bukti ilmiah secara holistik untuk memberikan pemahaman mengenai konsep dasar urosepsis. Aspek diagnosis dan manajemen dirangkum secara komprehensif melalui ilustrasi dan algoritma yang mudah dipahami disertai dengan sistem skoring berkaitan dengan diagnosis dan pilihan terapi farmakologi untuk menangani urosepsis. Pregnant women are susceptible to infections that lead to sepsis due to significant physiological changes in various organ systems. The most common cause of infection in sepsis in pregnancy comes from the urinary tract, called urosepsis, with a mortality rate of 20%–42%. Sepsis also has the potential to endanger the fetus. This issue indicates that early diagnosis and management of sepsis in pregnancy is crucial to prevent fetal and maternal morbidity and mortality. Nonetheless, comprehensive guidelines for managing sepsis in pregnancy are still limited and scattered, making them difficult to understand. This literature review was created through a holistic appraisal of scientific evidence to understand the basic concepts of urosepsis. Aspects of diagnosis and management were summarised through illustrations and algorithms accompanied by scoring system related to diagnosis and pharmacological therapy.
Stephanie Taneysa Widodo, Theddyon Bhenlie Apry Kusbin
Published: 31 May 2023
Cermin Dunia Kedokteran, Volume 50, pp 332-338; https://doi.org/10.55175/cdk.v50i6.921

Abstract:
Ikterus atau jaundice sering dijumpai pada neonatus dan bayi. Ikterus dapat bersifat fisiologis atau patologis. Pada dasarnya, ikterus merupakan manifestasi klinis peningkatan kadar bilirubin dalam darah atau hiperbilirubinemia. Peningkatan bilirubin yang berlebihan berpotensi toksik dan dapat menyebabkan kematian. Pendekatan klinis yang baik dan terarah sangat penting untuk menentukan secara cepat dan tepat perlunya evaluasi dan intervensi medis lanjutan. Icterus or jaundice is a clinical symptom often found in neonates and infants. The condition might arise from physiological or pathological causes. Jaundice is a clinical manifestation signifying an elevated blood level of bilirubin (hyperbilirubinemia). Excessive increase in bilirubin is potentially toxic and might even lead to death. A good and directed clinical approach is very important to evaluate the need for further medical intervention.
Angelia Carolin, Putu Dyah Ayu Saraswati
Published: 31 May 2023
Cermin Dunia Kedokteran, Volume 50, pp 306-309; https://doi.org/10.55175/cdk.v50i6.917

Abstract:
Liken amiloidosis adalah bentuk umum amiloidosis kulit primer yang sering didapatkan pada populasi di Amerika Tengah dan Selatan, Timur Tengah, dan Asia. Penyebabnya tidak diketahui, diperkirakan oleh garukan didukung faktor genetik dan faktor virus. Diagnosis dikonfirmasi dengan deteksi deposit amiloid di dermis papiler. Pilihan terapi adalah dengan steroid topikal atau intralesi, antihistamin, agen retinoid, dan terapi terbaru laser dermabrasi. Prognosis umumnya baik, pada beberapa kasus mengakibatkan rasa gatal kronis yang dapat mengganggu kualitas hidup. Lichen amyloidosis is a common form of primary cutaneous amyloidosis, occurs mainly in Central and South America, the Middle East, and Asia. The cause is unknown, it is thought to be caused by scratching supported by genetic factors and viral factors. Diagnosis is confirmed by the detection of amyloid deposits in the papillary dermis. Treatment are with topical or intralesional steroids, antihistamines, retinoid agents, and laser dermabrasion. Prognosis is generally good, but in some cases, caused chronic itching that can interfere with the patient’s quality of life.
Celine
Published: 28 April 2023
Cermin Dunia Kedokteran, Volume 50, pp 278-282; https://doi.org/10.55175/cdk.v50i5.892

Abstract:
Penggunaan dot pada bayi menjadi salah satu kebiasaan yang diterapkan orang tua untuk menenangkan dan membuat bayi tidak rewel. Penggunaannya juga direkomendasikan untuk mencegah kematian mendadak pada bayi. Usia pengenalan dot dan intensitas penggunaannya bervariasi dan dapat memengaruhi proses ASI eksklusif serta risiko maloklusi gigi. WHO dan studi meta-analisis menjelaskan bahwa penggunaan dot berisiko menurunkan durasi menyusui dan mengganggu pemberian ASI eksklusif, sehingga nutrisi bayi tidak terpenuhi secara optimal. Namun, studi analisis uji acak klinis menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara penggunaan dot terhadap proses dalam pemberian ASI eksklusif; selain itu, penggunaan dot dapat sebagai penanda adanya masalah pada proses menyusui, sehingga belum terbukti jelas hubungan kausalitas antara penggunaan dot dan hambatan proses menyusui serta pemberian ASI eksklusif. Rekomendasi penggunaan dot masih bervariasi di berbagai negara. Pacifier use is considered a method to soothe and calm infants. Pacifier use was also recommended to prevent sudden infant death syndrome (SIDS). The age at introduction and intensity of pacifier use may vary and affect exclusive breastfeeding (EBF) and the risk of dental malocclusion. WHO and meta-analyses studies suggest that the use of pacifier carries risks of reducing breastfeeding duration and would interfere with the exclusive breastfeeding process, resulting in non-optimal child nutrition. Analytical studies on randomized controlled trials (RCT) showed no association between pacifier use and EBF, and pacifier use may serve as a marker to identify breastfeeding problems. The causal relationship between pacifier use and interruption in breastfeeding and EBF has not been clearly proven; recommendations for pacifier use in different countries may vary.
Jimy Fran
Published: 28 April 2023
Cermin Dunia Kedokteran, Volume 50, pp 262-265; https://doi.org/10.55175/cdk.v50i5.889

Abstract:
COVID-19 adalah penyakit menular yang telah menjadi krisis kesehatan utama sejak tahun 2020. Penyakit ini dikaitkan dengan banyak penyakit lain, termasuk human immunodeficiency virus (HIV). Kasus pada pria usia 33 tahun dengan riwayat HIV sejak tahun 2020 mengeluh batuk berdahak disertai bercak darah, nyeri menelan, demam intermiten, dan bercak putih di lidah. Hasil swab PCR COVID-19 positif dengan rontgen dada tampak normal. Evaluasi CD4 rutin setiap 6 bulan dengan nilai terakhir 312 sel/mm3. Pasien didiagnosis COVID-19 derajat sedang dan HIV. Terapi sesuai pedoman COVID-19 dan antiretroviral dengan prognosis baik. COVID-19 is an contagious disease that has become a major health crisis since 2020. This disease is associated with many other diseases, including the human immunodeficiency virus (HIV). The case is a 33-year-old male with a history of HIV since 2020, complaining of a cough accompanied by blood-stained sputum, painful swallowing, intermittent fever, and white patches on the tongue. The COVID-19 PCR swab was positive with a normal chest X-ray. Routine CD4 evaluation every 6 months showed the latest value of 312 cells/mm3. The patient was diagnosed as moderate COVID-19 and HIV. Management is according to COVID-19 guidelines and antiretroviral with a good prognosis.
Angelina Febrina
Published: 28 April 2023
Cermin Dunia Kedokteran, Volume 50, pp 283-286; https://doi.org/10.55175/cdk.v50i5.893

Abstract:
Dalam beberapa dekade terakhir, inovasi teknologi digital telah melipatgandakan penggunaan ponsel pintar untuk berbagai tujuan seperti pekerjaan, sosialisasi, serta hiburan. Masyarakat cenderung menggunakannya kapan saja dan di mana saja, saat berdiri ataupun duduk. Gaya hidup seperti ini berkaitan dengan evolusi sindrom medis baru yang disebut sindrom text neck. Penelitian menunjukkan korelasi antara sindrom ini dan penggunaan perangkat media genggam jangka lama. Artikel ini membahas sindrom text neck, manifestasinya, serta cara mengobati dan mencegah perkembangan penyakit ini. In recent decades, a breakthrough in digital technology has multiplied smartphone use for many purposes like work, socialization, and entertainment. People may use smartphones constantly anytime and anywhere while standing or sitting. This style is associated with the evolution of a new medical syndrome called text neck syndrome. Many studies suggest a correlation between this syndrome and prolonged use of handheld media devices. This article will discuss text neck syndrome, its manifestations, and methods to treat and prevent the progression of the disease.
Harsono, Wardhana
Published: 28 April 2023
Cermin Dunia Kedokteran, Volume 50, pp 246-249; https://doi.org/10.55175/cdk.v50i5.886

Abstract:
Tindakan bedah merupakan salah satu intervensi perawatan yang penting. Pusat kesehatan yang telah mengetahui tingkat kejadian kasus bedah spesifik dapat melakukan persiapan dengan lebih baik. Tujuan: Mendapatkan profil kasus rawat inap pasien di bangsal Bedah RSUD Scholoo Keyen Papua Barat, Indonesia, periode Januari–Desember 2021. Metode: Penelitian deskriptif retrospektif. Hasil: Selama periode tersebut didapatkan 206 pasien. Laki-laki sebanyak 60,68%, di mana 27,18% berusia 26-35 tahun, 70,39% merupakan kasus non-trauma, dan 93,69% menjalani tindakan operatif dengan sebagian besar lama perawatan 1-3 hari (71,84%). Tiga kasus terbanyak ialah apendisitis akut (18,45%), abses (14,08%), dan tumor jinak (13,11%). Simpulan: Pada studi ini, mayoritas pasien adalah laki-laki, usia 26-35 tahun, kasus non-trauma operatif terbanyak apendisitis akut dengan lama perawatan 1-3 hari. Surgery is an important care intervention. Health centers with data on the incidence of specific surgical cases can be better prepared. Objective: To obtain profiles of surgical cases from January to December 2021 at Scholoo Keyen General Hospital, West Papua, Indonesia. Method: A retrospective descriptive survey. Results: During the period, 206 patients were registered. Patients were predominantly male (60,68%), aged 26- 35 years (27,18%), non-traumatic cases (70,39%). Surgery was done in 93,69% of cases within 1-3 days of treatment (71,84%). Three major cases were: acute appendicitis (18,45%), abscess (14,08%), and benign tumor (13,11%). Conclusion: The majority of cases were males, aged 26-35 years, non-traumatic surgical cases with 1-3 day length of treatment; the most frequent case was acute appendicitis.
Amelia Puspita Suhendro
Published: 28 April 2023
Cermin Dunia Kedokteran, Volume 50, pp 255-258; https://doi.org/10.55175/cdk.v50i5.887

Abstract:
Capsulitis adhesiva atau frozen shoulder merupakan gangguan sendi bahu akibat proses peradangan lapisan kapsular sendi glenohumeral yang menyebabkan kekakuan dan nyeri. Kondisi ini relatif umum. Diagnosis melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Tatalaksana dilakukan secara non-operatif dan operatif. Adhesive capsulitis or frozen shoulder is a disorder of the shoulder joint due to an inflammatory process in the capsular layer of the glenohumeral joint, resulting in stiffness and pain. This condition is relatively common. Diagnosis can be made through history, physical examination, and investigations. Management choices are non-operative and operative methods.
Back to Top Top