Results in Journal Jurnal Keislaman: 87
(searched for: journal_id:(6490595))
Jurnal Keislaman, Volume 5, pp 238-255; https://doi.org/10.54298/jk.v5i2.3591
Abstract:
Paper ini bertujuan untuk mengidintifikasi landasan efistemologi hukum Islam dalam kontruksi Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Zakat Penghasilan. Metode yang digunakan kualitatif diskriptif analisis berupa library research dengan pendekatan normatif filosofis dan didukung teori pradigma rasionalisme hukum Islam untuk menganalisis data primer dan skunder. Adapun data primer terdiri dari Fatwa MUI No. 3 Tahun 2003 Tentang Zakat Penghasilan, Peraturan Meteri Agama RI No. 52 Tahun 2014 Tentang Syarat dan Tata Cara Penghitungan Zakat Mal dan Zakat Fitrah serta Pendayagunaan Zakat untuk Usaha Produktif, Musyawarah Nasional Tarjih XXV Tanggal 8 Juli 2000 M, Keputusan Sidang Dewan Hisbah 12 Sya’ban 1423 H Tentang Zakat Profesi, dan Hasil Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama. Sebaliknya data sekunder terdiri dari kitab, buku dan artikel ilmiah yang ada relevansinya dengan penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa epistemologi Fatwa MUI Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Zakat Penghasilan menggunakan pradigma rasionalisme hukum Islam dengan aliran epistemologi Bayani, yaitu mengqiyaskan zakat profesi dengan zakat emas senilai 85 gram, kadar zakatnya 2,5%. Dalil yang digunakan oleh MUI. Pertama, ayat al-Qur’an surat al-Baqarah 267, 219 dan al-Taubah 103. Kedua, Hadist yang diriwayatkan oleh Ibn Umar, Abu Hurairah dan Hakim bin Hizam. Ketiga, pendapat Yusuf al-Qardhawi. Kata Kunci: Epistemologi, MUI, Zakat Profesi
Jurnal Keislaman, Volume 5, pp 176-185; https://doi.org/10.54298/jk.v5i2.3436
Abstract:
Penduduk Indonesia seperti yang kita tahu mayoritas adalah seorang muslim. hal ini juga yaang membuat masyarakat mulai sadar akan pentingnya bank syariah untuk mengindari transaksi-transaksi yang tentunya melenceng dari hukum atau ajaran islam. Akad musyarakah merupakan suatu akad kerja sama antara pemilik modal yang dimana hal ini dapat terjadi antara dua orang maupun beberapa orang didalam berbagai bentuk guna melaksanakan suatu kegiatan yang halal dan produktif dengan kesepakatan yang telah ditentukan secara adil dan proposional dalam pembagian margin maupun keuntungannya. Untuk memahami bagaimana akad musyarakah tentu kita harus mengetahui bagaimana teori dan konsepnya terlebih dahulu. Laporan ini ditulis guna mengetahui bagaimankah teori maupun konsep dalam akad musyarakah serta penerapannya dalam perbankan syariah. Apakah perbankan syariah di Indonesia telah menerapkan akad musyarakah dengan baik sesuai dengan teori dan konsepnya dalam kegiatan sehari-hari, dan nasabah yang melakukan transaksi di bank syariah menggunakan akad musyarakah apakah telah mendapatkan haknya sesuai konsep dan teori yang ada.
Jurnal Keislaman, Volume 5, pp 186-195; https://doi.org/10.54298/jk.v5i2.3440
Abstract:
This research is motivated by the importance of improving the quality of reading the Qur'an to students, as a step to anticipate the decline of the Qur'anic generation that is currently happening. Islamic boarding schools apply the use of the sorogan method in Islamic boarding schools, designed to form Qur'anic people who believe in the truth of the contents of the Qur'an, read, memorize, and understand the meaning contained properly and correctly. This requires to form individuals who are proficient in reading the Qur'an in accordance with the science of tajwid, makhorijul letters, shifatul letters and try to produce tartil reading quality. The use of the sorogan method is unique and different from the others, so that triggers are interested in research. The purpose of the study was to examine how the use of the sorogan method in improving the quality of reading the Qur'an at the Al-Istiqomah Tanjungsiang Islamic boarding school. This research was conducted with a descriptive qualitative research method with a case approach. The research subjects used were the leadership of the Islamic boarding school, the community council (teacher) of the students of the Al-Istiqomah Tanjungsiang Islamic boarding school. The instruments used are interviews and observations. Meanwhile, data reduction, data presentation, and data verification were used as steps to analyze the data. The results of this study, namely the use of the sorogan method in improving the quality of reading the Qur'an at the Al-Istiqomah Tanjungsiang Islamic boarding school applied, namely (a). get used to using the sorogan method in improving the quality of reading the Qur'an as it is done at dawn, ba'da magrib and taqroruddurus time (b). knowing the advantages of the sorogan method, seen by looking at the results of using the sorogan method then students practicing and developing it (c). before using the sorogan method, it was rather difficult for students to read the Qur'an (d). get used to discipline by coming to the Koran not too late (e) getting used to using the sorogan method, namely reading Al-Fatihah letters together, reading prayers, students facing the ustadz one by one, and finally closing prayers together. same. As for the use of the sorogan method, it can improve the quality of reading the Qur'an, as there are some students who win in the field of tahfidz and qiro'at.
Jurnal Keislaman, Volume 5, pp 206-217; https://doi.org/10.54298/jk.v5i2.3451
Abstract:
Tulisan ini bertujuan untuk menguraikan urgensi moderasi beragama di Indonesia dalam perpektif filsafat. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa Indonesia adalah bangsa yang unik “homogenous society” dan “religions” sekaligus. Tetapi ketika mengelola keberagaman, Indonesia justeru mengalami “anomali” dan “krisis” yang akut. Fenomena “pertarungan” dan “kompetisi” yang bersifat sosiologis baik dalam bentuk ekstrimisme, intoleransi, perundungan, radikalisme, ujaran kebencian, hingga pada level terorisme nyatanya menyeruak di berbagai daerah, dan acap kali mengganggu stabilitas kehidupan harmonis masyarakat di tanah air. Berdasarkan pada metode interpretasi, dengan merujuk pada berbagai literatur baik berupa buku, jurnal, artikel dan tulisan lepas lainnya yang relefan dengan topik bahasan, dapat di simpulka bahwa moderasi bergama di Indonesia sangat diperlukan dan bahkan mendesak untuk dilakukan sebagai upaya untuk membangun kehidupan bersama yang lebih harmonis. Spirit moderasi beragama seperti toleransi, keadilan, dan keseimbangan adalah prasyarat yang tidak bisa di tawar-tawar oleh siapapun, melainkan harus di junjung tinggi dalam mengelola realitas kehidupan masyarakat majemuk di tanah air.
Jurnal Keislaman, Volume 5, pp 143-152; https://doi.org/10.54298/jk.v5i2.3423
Abstract:
This study aims to determine whether there is an influence of teacher competence either individually or simultaneously on students' discipline attitudes. This research method is quantitative and descriptive. In measuring the research variables, the researcher tested the instrument first, namely the validity and reliability tests, while measuring the two variables' influence using a simple linear correlation and regression formula. To prove these problems, the authors conducted research at MI Al-Basyariyah Balong with the object of study being teachers and students in grades IV, V and VI, taking samples of 63 students and 25 educators. Based on the results of the analysis of research data from the two variables, it can be concluded that there is a significant influence between teacher competence on student discipline at MI Al-Basyariyah Balong. This is evidenced by statistical calculation data with a correlation test that rcount is greater than rtable with a respondent's confidence level of 25 teachers and 63 students. The story of the influence of teacher competence on student discipline is 73.2%, and the rest is influenced by other factors not examined in this study.
Jurnal Keislaman, Volume 5, pp 153-166; https://doi.org/10.54298/jk.v5i2.3428
Abstract:
Penelitian ini dilatarbelakangi adanya kasus di desa Batuganda Permai bahwa suami tidak memberikan nafkah kepada istri dan anaknya, padahal suami bekerja dan mampu memberikan nafkah. Berdasarkan hasil penelitian ini, bahwasanya sehari-hari ia bekerja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya, istri mencari penghasilan sendiri untuk memenuhi semua kebutuhannya dan anak-anak. Kesimpulan dari penelitian ini terhadap kehidupan istri yang tidak dinafkahi suaminya, bahwa istri diperbolehkan mencari nafkah jika kondisinya mendesak. Jika suami melalaikan kewajibannya, maka kewajiban nafkah akan beralih kepada istri. Hal ini tidak mengapa dalam Islam karena tidak ada yang mengambil posisi tersebut. Sebagaimana kaidah ushul: “Kesulitan dapat menarik kemudahan”, ketika suami tidak memenuhi kebutuhan istri dan anaknya,
Jurnal Keislaman, Volume 5, pp 230-237; https://doi.org/10.54298/jk.v5i2.3488
Abstract:
The Abbasid dynasty was the most successful Islamic dynasty in advancing Islamic civilization, among the aspects of progress made by this dynasty were the government system, the development of science and the development of Sufism at that time. The purpose of this study was to find out more specifically about the development of science, the system of government adopted and the development of Sufism in the Abbasid dynasty. Furthermore, the author uses a qualitative approach method with the type of library research by processing reading results, notes related to research sourced from journals, books and scientific articles and then processing them into library findings. To find out and analyze these findings, the authors apply the interactions used by Milles and Huberman, namely by selecting the information or data source, presenting the findings, and providing conclusions from the findings. From the analysis it is known that the development of science during the Abbasid dynasty developed very rapidly giving birth to religious and general science disciplines, forming scientific supporting facilities. In this dynasty the system of government adopted was a monarchical system, a caliph had a strong and solid authority in carrying out his duties and policies, and political policies had to be in line with religion. In carrying out the social life of the people in this dynasty, it was inseparable from the teachings of Sufism. Keywords: The development of science, the system of government, the science of Sufism. Abstrak Dinasti Abbasiyah adalah dinasti yang paling sukses dalam hal memajukan peradaban islam, diantara aspek kemajuan yang ditorehkan oleh dinasti ini adalah sistem pemerintahan, perkembangan ilmu pengetahuan dan perkembangan ilmu tasawuf pada masa itu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui lebih spesifik tentang perkembangan ilmu pengetahuan, sistem pemerintahan yang dianut dan perkembangan ilmu tasawuf yang ada pada dinasti Abbasiyah. Selanjutnya, penulis menggunakan Metode pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian Kepustakaan dengan mengolah hasil bacaan, catatan terkait penelitian yang bersumber dari jurnal, buku-buku dan artikel ilmiah kemudian diolah menjadi hasil temuan pustaka. Untuk mengetahui dan menganalisis temuan tersebut, penulis menerapkan interaksi yang digunakan Milles dan Huberman yaitu dengan alur memilih informasi atau sumber data, menyajikan temuan, dan memberikan kesimpulan dari hasil temuan tersebut. Dari hasil analisis keilmuan pada dinasti abbasiyah berkembang sangat pesat serta melahirkan disiplin ilmu agama dan ilmu ilmu umum, membentuk fasilitas penunjang keilmuan. Pada dinasti ini sistem pemerintahan yang dianut adalah sistem monarki, seorang kholifah memiliki otoritas kuat dan kokoh dalam menjalankan tugas dan kebijakan, serta kebijakan politik harus sejalan dengan agama. Dalam menjalankan kehidupan sosial masyarakat pada dinasti ini tidak terlepas dari ajaran ilmu tasawuf. Kata kuci: Perkembangan ilmu pengetahuan, sistem pemerintahan, ilmu tasawuf.
Jurnal Keislaman, Volume 5, pp 218-229; https://doi.org/10.54298/jk.v5i2.3452
Abstract:
The main purpose of human creation is to worship Allah. However, in the implementation of life on this earth, humans have a mandate from God, namely to become the khalifah fi al-ardh who looks after everything on earth, including the environment. In this paper, the author uses the concept of ihsan as the basis for loving the surrounding environment. This study uses qualitative research with data collection from the library (library research), the writing technique is descriptive and analytical methods. The results of this research are as follows, ihsan to the environment is very much needed now, because of the amount of damage on earth. Steps that show kindness to the earth include not doing damage, not polluting river-sea water, maintaining cleanliness, always paying attention to ethics in the environment, maintaining personal hygiene, and doing reforestation by planting crops to create a green environment. Of all the steps described are contained in the Qur'an and al-Hadith. Tujuan utama manusia diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah. Namun dalam pelaksanaan kehidupan di bumi ini, manusia mempunyai amanat dari Allah yaitu menjadi khalifah fi al-ardh menjaga seluruh yang ada di bumi termasuk di dalamnya lingkungan hidup. Dalam makalah ini, penulis menggunakan konsep ihsan sebagai dasar mencintai lingkungan sekitar. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pengumpulan datanya dari kepustakaan (library research), teknik penulisannya dengan metode deskriptif dan análisis. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut, ihsan kepada lingkungan hal yang sangat dibutuhkan sekarang, karena banyaknya kerusakan di bumi. Langkah-langkah yang menunjukkan keihsanan kepada bumi diantaranya adalah tidak berbuat kerusakan, tidak mencemari air sungai-laut, menjaga kebersihan, memperhatikan selalu etika-estetika dalam lingkungan, menjaga kebersihan diri, dan melakukan reboisasi dengan bercocok tanam untuk mewujudkan green environment. Dari semua langkah yang dijabarkan termaktub dalam al-Qur’an dan al-Hadits.
Jurnal Keislaman, Volume 5, pp 196-205; https://doi.org/10.54298/jk.v5i2.3450
Abstract:
This study aims to find out and further analyze how the capacity of women to become leaders in the modern era using the perspective of hadith. In addition, it also aims to determine the capacity of women to become leaders in the modern era by using hadith as a research reference. Women's leadership is still a matter of unresolved debate. Al-Quran verses and hadiths that help the scholars in terms of leadership are still a complicated idea. Cleric's interpretation often says that even the capacity for opportunity to become a leader has a narrow range of motion. The method used in this research is qualitative with a systematic literature review model. The results of this study indicate that women have the capacity to lead, even though they are not in leadership and must have the ability to lead. In addition, it shows that the hadith used as the basis for prohibiting women from leading does not actually say that women are prohibited from becoming leaders only by the presence of a leader and these things are based on different social circumstances.
Jurnal Keislaman, Volume 5, pp 167-175; https://doi.org/10.54298/jk.v5i2.3434
Abstract:
The chapters in the history of Islamic civilization by historians are divided into classical, medieval, and modern periods. Islamic civilization itself is a civilization that spread widely to various regions, including the Persian region. Persia in its history deviates many relics that show how Islam is dynamic in each era. This article was written using a qualitative descriptive approach by describing the literature study method. From the results of the discussion, it is known that Islamic civilization in Persia is dynamic, and most of the relics left by the Shafavid dynasty. In addition, in the later period, Persian identification with Shia (teachings) became attached to each other as a result of the dynamics of Islam in this region.
Jurnal Keislaman, Volume 5, pp 124-132; https://doi.org/10.54298/jk.v5i1.3412
Abstract:
Islam mempunyai sistem yang adil dalam mengatur aktivitas perekonomian. Wa’ad atau janji merupakan praktek yang lazim digunakan pada transaksi. MUI melalui mengeluarkan fatwa untuk melindungi praktek wa’ad secara islam. Studi ini bertujuan untuk mengobservasi apakah fatwa MUI mengenai wa’ad benar benar bertujuan positif bagi transaksi secara syariat. Studi ini menggunakan metode kualitatif dengan studi kepustakaan dalam mengumpulkan data. Studi ini merupakan review dari penetapan fatwa MUI tentang salah satu hukum islam yang digunakan pada akad jual beli. Hasil studi menunjukkan bahwa akad wa’ad seperti transaksi produk makanan harus diawasi oleh pihak berwenang seperti BPPOM. Hal ini untuk menghindari kerugian bagi pihak konsumen perihal penyalahgunaan akad wa’ad, seperti janji bahwa produk yang dijual adalah halal atau tidak kadaluarsa. Selain itu, wa’ad dalam tarnsaksi keuangan juga harus disertai dengan perjanjian tertulis sebagai pengaman. Wa’ad pada keuangan syariah memang belum mempunyai ketetapan hukum yang jelas, baik pada undang undang, maupun pada Al qur’an. Oleh karena itu sudah tepat bila DSN MUI mengeluarkan fatwa terkait dengan Wa’ad.
Jurnal Keislaman, Volume 5, pp 112-123; https://doi.org/10.54298/jk.v5i1.3411
Abstract:
A person's actions or behavior cannot be taken from the beliefs or theological schools he adheres to, because it will become the basic foundation in everyday life. This paper aims to reveal the theological ideas of Hasan Hanafi, who is one of the leading theologians or contemporary kalam, and how it relates to the industrial revolution 4.0. This type of research is included in the category of library research. The data obtained in this study were sourced from the results of reading and searching related to Hasan Hanafi's theological ideas and also the Industrial revolution 4.0 from various books, journals, the internet and other sources. The results of the research and reading of the researcher show that the industrial revolution 4.0 requires humans to take a role and present themselves, besides that the readiness of responsive and innovative human resources is an absolute requirement, and has extensive knowledge in facing the industrial revolution 4.0. In addition, humans must avoid all forms of behavior that damage or harm themselves, and strengthen brotherhood. All of these have relevance to the theological concepts initiated by Hasan Hanafi, namely Wujud (existent), Qhidam (formerly), Mukhalafatu Li Al-Hawadist (Different from Others) and Qiyam Binafsihi (Standing Alone), Baqa' (eternal), Wahdaniyyah (unity).
Jurnal Keislaman, Volume 5, pp 28-48; https://doi.org/10.54298/jk.v5i1.3407
Abstract:
This research aims to find out to know and to analyze the influence of online learning on the learning outcomes of VC classroom students at MI Darussalam Pagesangan Surabaya Year of Study 2020-2021. This study is a quantitative study, which researchers conduct by taking the required data that is then calculated with a learning completion formula that in this case the author uses it to find out the extent of the learning outcomes of VC class students at MI Darussalam Pagesangan Surabaya Year of Study 2020-2021. The results showed, first knowing online learning at MI Darussalam Pagesangan Surabaya which has been carried out using Wats App, and Google Meet and assignments through WhatsApp and Google form, has a positive impact such as the use of learning media that varies so that students do not feel saturated, on the second benefit it is known that student learning outcomes against online learning at MI Darussalam Pagesangan Surabaya were found with Good average to online learning that the average score on online learning is 81 with student completion of 90% then the average value is above KKM so it is known that there is an influence between variable x (Online Learning) on variable y (Results) Student Learning) MI VC classes. Darussalam Pagesangan Surabaya School Year 2020/2021). Third, there is the influence of online learning on the learning outcomes of VC class students at MI Darussalam Pagesangan Surabaya.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan untuk menganalisis pengaruh pembelajaran daring Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VC di MI Darussalam Pagesangan Surabaya Tahun Pelajaran 2020-2021. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dimana peneliti melakukan dengan mengambil data – data yang dibutuhkan yang kemudian dihitung dengan rumus ketuntasan belajar yang dalam hal ini penulis menggunakannya untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa kelas VC Di MI Darussalam Pagesangan Surabaya Tahun Pelajaran 2020-2021. Hasil penelitian menunjukkan, pertama mengetahui pembelajaran daring di MI Darussalam Pagesangan Surabaya yang selama ini dilaksanakan menggunakan Wats App, dan Google Meet serta penugasan lewat WhatsApp dan Google form, memberikan dampak yang positif seperti penggunaan media pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa tidak merasa jenuh, pada manfaat yang kedua diketahui bahwa hasil belajar siswa terhadap pembelajaran daring di MI Darussalam Pagesangan Surabaya tersebut didapati dengan rata-rata baik terhadap pembelajaran daring yaitu nilai rata-rata pada pembelajaran daring adalah 81 dengan ketuntasan siswa 90 % maka nilai rata-rata tersebut diatas KKM sehingga diketahui bahwa ada pengaruh antara variabel x (Pembelajaran Daring) terhadap variabel y (Hasil Belajar Siswa) Kelas VC MI. Darussalam Pagesangan Surabaya Tahun Pelajaran 2020/2021). Ketiga terdapat pengaruh pembelajaran daring terhadap hasil belajar siswa kelas VC di MI Darussalam Pagesangan Surabaya.
Jurnal Keislaman, Volume 5, pp 49-62; https://doi.org/10.54298/jk.v5i1.3408
Abstract:
This research aims to find out the results of studying Islamic Cultural History students of class XI Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Syafiiyah GandrirojoSedan Rembang in the 2020/2021 school year. This research was carried out with two cycles that began with conducting a pre-test to find out the achievements of learning the History of Islamic Culture before the implementation of this type of learning with discussion. Each cycle consists of four stages: planning, implementation, observation and evaluation. The data collection techniques used are observation, tests and documentation. The data obtained is analyzed using the percentage method. The achievement of studying history in students of class IX Tsanawiyah Islamiyah Syafiiyah Gandrirojo Sedan Rembang in the 2020/2021 school year has increased. This is known from the results of the Pre Test before using the method, the average student value is 5.94 then after applying the learning method in both cycles increased to 7.20 Achievement is also seen from the presentation of students who get complete grades, from the results obtained by students while still using the tutorial method is 5 students, while after using the Buzz Group Type Discussion Method increased to 16 students. There is an increase in the achievement of History learning outcomes in students of class IX Tsanawiyah Islamiyah Syafiiyah GandrirojoSedan Rembang in the 2020/2021 school year.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam siswa kelas XI Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Syafiiyah GandrirojoSedan Rembang tahun pelajaran 2020/2021. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus yang diawali dengan melaksanakan pre test guna mengetahui prestasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam sebelum diterapkannya jenis pembelajaran dengan diskusi. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yakni tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode persentase. Prestasi belajar sejarah pada siswa kelas IX Tsanawiyah Islamiyah Syafiiyah Gandrirojo Sedan Rembang tahun pelajaran 2020/2021 mengalami peningkatan. Hal ini diketahui dari hasil Pre Test sebelum menggunakan metode tersebut, nilai rata-rata siswa adalah 5,94 kemudian setelah diterapkan metode pembelajaran tersebut pada kedua siklus mengalami peningkatan yaitu menjadi 7,20 Prestasi juga terlihat dari presentasi siswa yang mendapatkan nilai tuntas, dari hasil yang diperoleh siswa pada saat masih menggunakan metode tutorial adalah 5 siswa, sedangkan setelah menggunakan Metode Diskusi Jenis Buzz Group meningkat menjadi 16 siswa. Ada peningkatan prestasi hasil belajar Sejarah pada siswa kelas IX Tsanawiyah Islamiyah Syafiiyah GandrirojoSedan Rembang tahun pelajaran 2020/2021.
Jurnal Keislaman, Volume 5, pp 63-74; https://doi.org/10.54298/jk.v5i1.3404
Abstract:
The purpose of this study is to reformulate efforts to renew the concept of kafa'ah in marriage which often occurs in differences among scholars. While library research is the type in this research that is studied qualitatively by compiling data systematically and is carried out through descriptive-analytic nature with a framework of thinking using deductive methods. Furthermore, this study states that the scholars have different opinions regarding the division of qualification criteria for kafa'ah in choosing a partner, but the majority of scholars argue that there is only one important and non-negotiable factor in the application of the concept of kafa'ah, namely the religious factor. Then, the renewal of the kafa'ah concept can be simplified in the division of kafa'ah qualifications into only two qualifications, namely; First, the religious factor as an important and core factor in determining the selection of a prospective partner and second, determining qualifications is returned to the two prospective brides who want to get married. This simplification aims to increase the progressiveness between the two prospective married couples and also to foster a sense of responsibility for what has been chosen in determining their partner, so that it is hoped that the desired goal of marriage will be realized, namely building a sakinah (peaceful), mawaddah (full love), wa rahmah (love).
Jurnal Keislaman, Volume 5, pp 94-111; https://doi.org/10.54298/jk.v5i1.3410
Abstract:
This study aims to determine the effect of Islamic religious education on the morals of the sixth grade students of the Kautsar Ikhlas Al Qur'an Education Park Surabaya 2020 - 2021. The method used in this study is descriptive quantitative processed with Microsoft Excel. Data collection techniques by observation, interviews, documentation studies and questionnaire data. The research subjects were 31 students who were selected with a random sample. The data analysis technique in this study used statistical tests. The results of the questionnaire regarding the assessment of Islamic religious education (Variable X) in grade VI students of TPQ Kautsar Ikhlas of 1085 ranged from 12.9 - 74.2% quite good while the results of the questionnaire regarding the assessment of morality in grade VI students of TPQ Kautsar Ikhlas (Variable Y) was 1118 are mostly in the range of 76 – 100% which is classified as good. Based on data analysis of the influence of Islamic religious education (variable X) with the morality of students (variable Y), then based on the test criteria ro > rt, namely the results of the rxy value of 0.474 while the r table at 1% level = 0.470 and 5% level = 0.367, so it was concluded that Ho was rejected and accepted H1 which means that there is an influence of Islamic education on the morals of class VI students of TPQ Kautsar Ikhlas Surabaya for the 2020-2021 school year which is included in the medium category with a range of 0.40 - 0.70. Keywords: Islamic Education; Santri Morals; TPQ Al Kautsar ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan agama islam terhadap akhlaq santri kelas VI Taman Pendidikan Al Qur’an Kautsar Ikhlas Surabaya 2020 – 2021. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yang diolah dengan Microsoft Excel. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, studi dokumentasi dan data angket. Subjek penelitian sebesar 31 santri yang dipilih dengan sampel acak. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji stastistik. Hasil angket mengenai penilaian pendidikan agama islam (Variabel X) pada siswa kelas VI TPQ Kautsar Ikhlas sebesar 1085 berkisar 12,9 – 74,2% tergolong cukup baik sedangkan hasil angket mengenai penilaian akhlaq pada siswa kelas VI TPQ Kautsar Ikhlas (Variabel Y) sebesar 1118 sebagian besar berada pada kisaran 76 – 100% tergolong baik. Berdasarkan analisis data dari pengaruh pendidikan agama islam (variabel X) dengan akhlaq santri (variabel Y), maka berdasarkan kriteria uji ro > rt yaitu dengan hasil Nilai rxy sebesar 0,474 sedangkan tabel r pada taraf 1% = 0,470 dan taraf 5% = 0,367, sehingga ditarik kesimpulan bahwa Ho ditolak dan menerima H1 artinya terdapat pengaruh pendidikan Agama Islam terhadap akhlaq santri kelas VI TPQ Kautsar Ikhlas Surabaya tahun pelajaran 2020-2021 yang termasuk dalam kategori sedang dengan rentang 0,40 – 0,70. Kata kunci: Pendidikan Agama Islam; Akhlaq Santri; TPQ Al Kautsar Kata kunci: Pendidikan Agama Islam; Akhlaq Santri; TPQ Al Kautsar
Jurnal Keislaman, Volume 5, pp 1-12; https://doi.org/10.54298/jk.v5i1.3398
Abstract:
Sebelum datangnya agama Islam, wanita sangat memiliki nasib yang sangat buruk, pada zaman jahiliyah wanita sangat di injak-injak atau bahkan sama sekali tidak mempunyai harga diri di hadapan laki-laki. Seringkali mendapatkan perlakuan tidak berkemanusiaan pada saat zaman itu. Dengan datangnya Islam dan di utusnya Nabi Muhammad SAW sebagai nabi/Rosul terakhir datang membawa perubahan, wanita memiliki kedudukan dan hak yang sama dengan laki-laki atau bahkan wanita menjadi memiliki kemuliaan di hadapan laki-laki. Tulisan ini akan membahas seputar tentang kondisi dan kedudukan wanita sebelum dan sesudahnya datang agama Islam yang bertujuan agar seluruh manusia khususnya laki-laki supaya tidak ada kasus untuk merendahkan, melecehkan dan lain sebagainya terhadap wanita, begitu juga sebaliknya terhadap wanita agar memakai pakaian yang sopan dan terhormat. Metode ini menggunakan library research dan juga berupaya untuk menjelaskan secara detail tentang kondisi wanita pada zaman jahiliyah dan juga setelah datangnya agama islam dan diutusnya Nabi Muhammad SAW menjadi Nabi dan Rosul terakhir.
Jurnal Keislaman, Volume 5, pp 75-93; https://doi.org/10.54298/jk.v5i1.3409
Abstract:
This study takes the title Of Influence of Parental Communication Patterns On Learning Motivation of Children Grade 2A in Madrasah Ibtidaiyah Tanada school year 2020-2021. The reason for the selection of titles is sensitivity to online learning conditions that place parents as the foundation of absorption of knowledge in their children. So it is expected that the active role of parents in making decisions about their parties, their children, services that are expected to be obtained and that can be provided by their parties and the community. Parents who have the authority in raising students. Parents also have children in the education unit environment and a number of parents from marginal groups most in need outside the target education unit. This research has a formula as well as a goal, which is to know the communication patterns of parents of 2A students at MI Tanada Sidoarjo, the level of learning motivation of the learners, and knowing the influence of parental communication patterns on the motivation of learning learners there. Abstrak Penelitian ini mengambil judul Pengaruh Pola Komunikasi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak Kelas 2A di Madrasah Ibtidaiyah Tanada tahun pelajaran 2020-2021. Alasan pemilihan judul adalah kepekaan terhadap kondisi pembelajaran daring yang menempatkan orang tua sebagai pondasi penyerapan ilmu pada anak-anaknya. Sehingga diharapkan peran aktif orang tua dalam mengambil keputusan tentang pihaknya, anaknya, pelayanan yang diharapkan diperoleh dan yang dapat diberikan oleh pihaknya dan masyarakat. Orang tua yang mempunyai kewenangan dalam membesarkan peserta didik. Orang tua juga mempunyai anak di lingkungan satuan pendidikan dan sejumlah orang tua dari kelompok marjinal paling membutuhkan diluar satuan pendidikan sasaran. Penelitian ini memiliki rumusan sekaligus tujuan, yaitu ingin mengetahui pola komunikasi orang tua peserta didik kelas 2A di MI Tanada Sidoarjo, tingkat motivasi belajar peserta didik tersebut, serta mengetahui pengaruh pola komunikasi orang tua terhadap motivasi belajar peserta didik disana..
Jurnal Keislaman, Volume 5, pp 13-27; https://doi.org/10.54298/jk.v5i1.3406
Abstract:
The purpose of this research is: (1) Knowing the implementation of learning together learning model in understanding the 6th grade of Hajj santri ulya Madrasah Diniyah Manba'ul Hikam Tanggulangin Sidoarjo school year 2020/2021. (2) Knowing the obstacles and finding solutions in understanding the 6th class of Ulya Hajj. (3) Knowing the solution to the obstacles found in the understanding of hajj santri class 6 Ulya. This research uses qualitative description research methods, conducted at Madrasah diniyah Manba'ul Hikam Tanggulangin Sidoarjo in May 2021 - August 2021. Methods of data collection with interviews, observations, and documentation. To find out the validity of the data using trianggulation strategies and methods. Data is analyzed using interactive models with data reduction measures, data presentation, and drawing conclusions. The results showed that: (1) the implementation of the learning model of learning together is more active and has a sense of responsibility towards themselves and members. (2) The obstacle is that the debriefing or theory given is less able to understand the students, but at the time of the practice of hajj examinations take place. (3) The solution to overcome the obstacles found is that the students must really pay attention to the understanding of hajj manasik carefully so that the implementation of hajj manasik can run smoothly.AbstrakTujuan penelitian ini adalah : (1) Mengetahui implementasi model pembelajaran learning together dalam pemahaman manasik haji santri kelas 6 ulya Madrasah Diniyah Manba’ul Hikam Tanggulangin Sidoarjo tahun ajaran 2020/2021. (2) Mengetahui kendala serta menemukan solusi dalam pemahaman manasik haji santri kelas 6 Ulya. (3) Mengetahui solusi atas kendala yang ditemukan dalam pemahaman manasik haji santri kelas 6 Ulya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskripsi kualitatif, dilaksanakan di Madrasah diniyah Manba’ul Hikam Tanggulangin Sidoarjo bulan Mei 2021 - Agustus 2021. Metode pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Untuk mengetahui keabsahan data menggunakan trianggulasi strategi dan metode. Data dianalisis menggunakan model interaktif dengan langkah-langkah reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) implementasi model pembelajaran learning together lebih membuat para santri aktif dan mempunyai rasa tanggung jawab terhadap diri nya sendiri maupun anggota. (2) Adapun kendalanya ialah pembekalan atau teori yang diberikan kurang bisa memahami para santri, namun pada saat praktek ujian manasik haji berlangsung. (3) Solusi untuk mengatasi kendala yang ditemukan adalah para santri harus benar-benar memperhatikan pemahaman manasik haji dengan seksama agar pelaksanaan manasik haji bisa berjalan dengan lancar.
Jurnal Keislaman, Volume 5, pp 133-142; https://doi.org/10.54298/jk.v5i1.3414
Abstract:
Pendidikan merupakan salah satu dasar kejayaan sebuah bangsa. Islam pernah mengalami kejayaannya pada masa dinasti Abbasiyah di mana saat itu lembaga pendidikan berkembang sangat pesat. Untuk mendukung kemajuan pendidikan dibutuhkan kebijakan pemerintah yang berkuasa saat itu. Salah satu khalifah yang sangat berperan penting dalam kejayaan pendidikan Islam saat itu adalah Harun Ar-Rasyid, dengan konsep pemikiran dan kebijakannya membangun lembaga-lembaga pendidikan yang menjadi dasar kemajuan pendidikan yang manfaatnya ada hingga saat ini. Dengan penelitian studi pustaka, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam mengkaji sumber literatur yang sesuai. Hasil penelitian dalam artikel ini memuat terkait tokoh khalifah Harun Ar-Rasyid yang memiliki kecintaan pada ilmu agama dan ilmu pengetahuan memberikan kesempatan baginya untuk mendukung kemajuan peradaban dengan kebijakannya yang memberikan dorongan besar terutama pada pengembangan ilmu dan pengetahuan.
Jurnal Keislaman, Volume 1, pp 104-110; https://doi.org/10.54298/jk.v1i1.3395
Abstract:
Ada tiga prinsip dasar dalam pengajaran bahasa Arab, yaitu prinsip prioritas dalam proses penyajian materi ajar, prinsip koreksitas dan umpan balik, prinsip bertahap dalam penyampaian materi kepada peserta didik.Ada beberapa langkah aplikasi yang diperlukan dalam pengajaran bahasa Arab, agar teknik penyampaian materi berhasil dan dapat terlaksana, yaitu: Memberikan contoh sebelum memberikan kaidah gramatika, memberikan contoh kalimat yang biasa dipakai sehari-hari, dan memberikan motivasi yang cukup untuk berekspresi melalui tulisan, lisan bahkan mungkin ekspresi wajah, agar meraka merasa terlibat langsung dengan proses pengajaran yang berlangsung.Ada dua macam metode pengajaran bahasa Arab, yaitu: pertama, metode tradisional, yaitu metode pengajaran bahasa yang terfokus pada “bahasa sebagai budaya ilmu” sehingga belajar bahasa Arab berarti belajar secara mendalam tentang seluk-beluk ilmu bahasa Arab itu sendiri. Dan kedua, metode modern, yaitu metode pengajaran yang berorientasi pada tujuan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan modern.
Jurnal Keislaman, Volume 2, pp 178-194; https://doi.org/10.54298/jk.v2i2.3383
Abstract:
Sering kali orang tua melakukan tindak kekerasan terhadap anak, meskipun tujuannya mendidik tapi kebanyakan orang tua salah langkah, akibatnya banyak sekali anak-anak yang mengalami trauma dan perkembangan anak menjadi memburuk akibat dari adanya kekerasan yang diberikan sewaktu mereka masih kecil. Banyak kebiasaan yang sering membahayakan bagi anak akan tetapi orang tua sering tidak menyadarinya,sehingga banyak sekali anak yang mendapat dampak yang buruk dari kebiasaan tersebut. Sebaiknya orang tua harus lebih hati-hati dalam mengambil sikap terhadap anak didiknya, dan hal ini sangat penting karna sangat berpengaruh bagi perkembangan anak kedepannya.meskipun kebanyakan orang tua banyak yang tidak sadar bahwa apa yang diberikan terhadap anak itu sangat berpengaruh bagi anak baik dari segi mental maupun fisiknya.
Jurnal Keislaman, Volume 2, pp 141-149; https://doi.org/10.54298/jk.v2i2.3380
Abstract:
Allah swt menciptakan laki-laki dan perempuan dengan derajat yang sama, yang membedakan hanyalah keimanan dan ketakwaannya. Al-Qur’an menyebutkan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki tanggung jawab yang sama dalam membangun kehidupan yang berkualitas sebagaimana dicita-citakan ajaran Islam. Derajat laki-laki dan wanita tidak ditentukan oleh jenis kelamin, melainkan pada kualitas masing-masing. Terhadap produk-produk fiqh seperti kesaksian, imamah sholat, dan lain-lain tidak tertutup peluang untuk dilakukan ijtihad ulang, sebab fiqh hanyalah sebuah produk pemikiran yang kebenarannya bersifat relatif. Fiqih bisa berubah sesuai dengan tuntutan zaman.
Jurnal Keislaman, Volume 2, pp 217-237; https://doi.org/10.54298/jk.v2i2.3387
Abstract:
Pada era Pasar bebas Asean merupakan salah satu tuntutan globalisasi yang tidak terelakkan, sehingga kita harus siap menghadapinya dengan persiapan-persiapan ekstra keras. Kita harus proaktif mengantisipasi kemungkinan dampak pasar bebas yang mungkin berdampak negatif terutama bagi pengembangan usaha rakyat kecil, tetapi kita masih memiliki peluang dimana masih luasnya pasar syariah yang belum digarap, dapat dilihat dari fakta bahwa ada lebih dari 200 juta Muslim di Indonesia dan terus meningkatnya muslim dunia yang senantiasa membutuhkan system keuangan syariah, hal ini merupakan peluang pasar yang lebar bagi industri keuangan syariah. Dan Lembaga perekonomian Islami merupakan salah satu instrument yang tepat untuk digunakan mengatur dan mengembangkan perekonomian, dan dismaping sebagai bagian dari sistem ekonomi, lembaga tersebut juga merupakan bagian dari keseluruhan sistem social yang ada.
Jurnal Keislaman, Volume 2, pp 166-177; https://doi.org/10.54298/jk.v2i2.3382
Abstract:
Rationality is the characteristic of any action, belief, or desire, that makes their choice optimal under a set of constraints.[1] It is a normative concept of reasoning in the sense that rational people should derive conclusions in a consistent way given the information at disposal. It refers to the conformity of one's beliefs with one's reasons to believe, or with one's actions with one's reasons for action. However, the term "rationality" tends to be used differently in different disciplines, including specialized discussions of economics, sociology, psychology, evolutionary biology and political science. A rational decision is one that is not just reasoned, but is also optimal for achieving a goal or solving a problem.
Jurnal Keislaman, Volume 2, pp 150-165; https://doi.org/10.54298/jk.v2i2.3381
Abstract:
Pengelolaan zakat yang selama ini telah dilakukan oleh badan amil zakat secara keseluruhan belum maksimal sehingga syiar Islamnya pun belum mampu melakukan perubahan paradigma masyarakat khususnya umat Islam. Yang perlu dilakukan lebih intens oleh BAZ/ LAZ adalah klasifikasi dan pengelompokan sasaran penerima zakat, yaitu kelompok mustahiq yang sesuai untuk menerima zakat produktif dan mustahiq yang hanya bisa diberi zakat konsumtif (untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari). Sehingga implementasi dari dakwah Islam melalui zakat sebagai pemberdayaan ekonomi masyarakat bisa optimal. Pemerintah harus sesegera mungkin untuk melakukan revisi UU tentang Zakat yang mencakup prosedur pengelolaan Zakat, regulasi zakat sebagai pengurang pajak, pembentukkan departemen/ direktorat zakat yang bersinergi dengan lembaga keuangan/ Ditjen Pajak.
Jurnal Keislaman, Volume 2, pp 238-248; https://doi.org/10.54298/jk.v2i2.3388
Abstract:
Diskursus mengenai Hukum Islam dan budaya lokal sering kali tidak berjalan dengan baik. Keberadaan budaya yang dianggap merupakan hasil cipta manusia dan berjalan dinamis progresif, dipandang memiliki karakter yang berlainan dengan hukum Islam di mana tekstualitas dalil pembentukan hukum Islam bersumber pada dua hal yang paling penting dalam setiap pembentukan hukum, yakni Al-Qur’an dan Hadis. Akan tetapi, dalam tataran teori dan praktis, pembentukan hukum Islam ternyata tidak sama sekali menegasikan nuansa lokalitas. Persinggungan keduanya memiliki relasi yang saling terikat dalam pembentukan awal hukum Islam. Islam, dengan sumber hukumnya, berakulturasi dengan indah dengan unsur lokalitas ternyata mampu menyadarkan kembali pertentangan yang kembali, dan akan terjadi berulang, mengenai hukum Islam dan budaya lokal.
Jurnal Keislaman, Volume 2, pp 132-140; https://doi.org/10.54298/jk.v2i2.3379
Abstract:
Para ulama’ berbeda pendapat tentang kapan mulai terjadinya pemalsuan hadis, orang telah memalsukan berbagai hadis dengan motif dan tujuan yang berbeda-beda, Terlebih untuk kepentingan-kepentingan tertentu orang bisa dan berani untuk membuat hadis palsu. Pengertian hadis secara istilah adalah Hadis yang disandarkan kepada rasulullah SAW Secara dibuat-buat dan dusta, padahal beliau tidak mengatakan berbuat ataupun menetapkannya. Mempergunakan hadis maudu’ itu batal, dan haram meriwayatkannya kecuali terpaksa atau mengerjakan hadis itu kepada ahli ilmu pengetahuan untuk diteliti. Berdasarkan data sejarah yang ada, pemalsuan hadis tidak hanya dilakukan oleh orang-orang islam tetapi juga dilakukan oleh orang-orang non islam dengan berbagai macam motif dan kepentingan anatara lain Pertentangan politik, usaha kaum zindik, fanatic terhadap bangsa dan suku, mempengaruhi kaum awam dan lain sebagainya.
Jurnal Keislaman, Volume 2, pp 195-216; https://doi.org/10.54298/jk.v2i2.3386
Abstract:
Politik pendidikan guru agama Islam pada masa Orde lama tidak dapat dilepaskan dari perjuangan memasukkan materi agama di sekolah. Sudah sejak lama Pemerintah Belanda menjadikan pendidikan agama terpisah dari pendidikan sekolah, dengan asumsi pendidikan sekolah itu netral dari pendidikan agama. Pendidikan agama menjadi urusan pribadi masing-masing dan bukan menjadi bagian integral pada pendidikan sekolah. Pemisahan ini menjadikan perbedaan yang sengit antara kaum nasionalis dan umat Islam dalam memandang pendidikan agama. Kaum nasionalis memiliki kecenderungan sinis dan apatis terhadap kaum muslim. Demikian juga kaum muslim berusaha untuk menyelamatkan kepentingannya dalam kancah politik di Indonesia sebagai mayoritas. Tetapi menjadi hal yang menarik untuk dikaji adalah meskipun Kementerian agama lahir belakangan tetapi usaha yang dilakukan pasca kemerdekaan harus diakui sebagai upaya yang luar biasa dalam menyediakan pendidikan yang berkualitas bagi umat Islam, terbukti dengan penyelenggaraan pendidikan guru yang pernah dijalankan. Upaya membangun kesejajaran dengan Kementerian Pendidikan dalam mengelola lembaga pendidikan menjadi hal yang tidak dapat dielakkan. Untuk itu perlu dibahas tentang model pendidikan guru agama Islam pada masa orde lama sebagai bagian dari politik pendidikan masa orde lama dalam fokus kajian politik ketenagaan.
Jurnal Keislaman, Volume 2, pp 100-113; https://doi.org/10.54298/jk.v2i1.3377
Abstract:
Metode spasial hadir untuk mengkaji keberadaan agama pada tempat-tempat non agama (sekuler). Isu-isu kontemporer yang dihadapi oleh politisi dan intelektual di negara-negara sekuler Eropa adalah hubungan antara sekularitas dan agama.2 Dalam konteks itu, Kim Knott berusaha menemukan hubungan antara keduanya, membongkar kebekuan antara keduanya yang sudah lama terjadi, dengan menggunakan metode spasial yang berasal dari ilmu-ilmu sosial dan budaya. Berangkat dari preposisi yang menyatakan ada hubungan antara agama, lokal dan masyarakat maka metode spasial, memosisikan agama sebagai ruang yang multidimensi, menjadikan tubuh sebagai peran sentral pembentuk ruang. Dalam ruang tubuh itu melekat agama yang menempati lokal dan masyarakat. Dengan kata lain, dalam diri orang beragama, agama ikut serta bersamanya kemanapun dia pergi dan dimanapun ia berada. Sehingga agama itu tidak hanya tampak pada tempat-tempat ibadah/agama saja.
Jurnal Keislaman, Volume 2, pp 81-99; https://doi.org/10.54298/jk.v2i1.3376
Abstract:
Wakaf merupakan salah satu bagian dari sedekah, yang dalam hadis diberi sifat dengan lafal “jariyyah” setelah lafal “sadaqah”, dan oleh ulama dianggap sedekah yang paling utama. Wakaf diundangkan melalui al-Qur’an dan al-Hadith, dan dipraktekkan sejak zaman nabi Muhammad saw. sampai sekarang. Bahkan, di Indonesia, sejak tahun 2004 telah ada undang-undang tentang wakaf yang menyempurnakan peraturan-peraturan sebelumnya. Pada umumnya, masyarakat Islam beranggapan bahwa wakaf itu bersifat muabbad (berlaku selamanya), tidak muaqqat (dibatasi waktunya), sehingga jika wakif telah mengucapkan ikrar wakaf, maka benda yang diwakafkan itu lepas dari miliknya, tidak dapat ditarik kembali. Hal ini didasarkan, bahwa mereka bermazhab Shafi’i, sebagaimana kitab-kitab dan buku-buku mereka yang dibaca dan dipahami, sehingga jika ada pendapat lain, mereka menolaknya, padahal wakaf itu merupakan masalah ijtihad. Pasal 1 ayat 1 Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf menjelaskan bahwa wakaf itu ada yang muabbad dan muaqqat, berbeda dengan peraturan sebelumnya, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 Tentang Perwakafan Tanah Milik dan Kompilasi Hukum Islam, dengan cara menggabungkan beberapa mazhab fiqh, Malikiyyah, Hanafiyyah, Shafi’iyyah, dan Malikiyyah dengan cara talfiq. Pemberlakuan wakaf muaqqat sesuai dengan ulama Malikiyyah yang menyatakan bahwa benda wakaf tidak lepas dari kepemilikan wakif dan Hanafiyyah, yang berpendapat bahwa wakaf itu seperti akad ‘ariyah (pinjaman), yang sewaktu-waktu dapat ditarik kembali. Sedangkan, dari sisi maslahah, wakaf muaqqat, yang merupakan bagian dari Pasal 1 ayat 1 UU No. 41 Tahun 2004 termasuk dalam maslahah hajiyyah (sekunder), yang bersifat menyempurnakan maslahah daruriyyah (primer) terkait dengan memelihara keturunan (muhafazah ‘ala naslal-nasab), sehingga terhindar dari kefakiran keluarga wakif.
Jurnal Keislaman, Volume 2, pp 114-131; https://doi.org/10.54298/jk.v2i1.3378
Abstract:
Sains masa lalu adalah pilar bagi tumbuh-kembangnya sains saat ini dan di masa mendatang yang memberikan andil pada terbentuknya sebuah peradaban manusia. Ilmu pengetahuan pada dasarnya tidaklah berkembang pada arah yang tak terkendali, tapi ia harus bergerak pada arah maknawi dan umat manusia berkuasa untuk mengendalikannya, salah satu alternatif yang ditawarkan oleh ilmuwan muslim adalah mengintegrasikan antara sains, filsafat bahkan agama yang lebih populer dengan istilah islamisasi sains sebagai suatu respon terhadap krisis masyarakat modern yang disebabkan oleh pendidikan Barat yang bertumpu pada suatu pandangan dunia yang bersifat materialistis dan sekularistik, Dunia pendidikan di Indonesia dalam arus peradaban manusia modern tidak akan pernah sunyi dari perubahan-perubahan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Jurnal Keislaman, Volume 2, pp 56-80; https://doi.org/10.54298/jk.v2i1.3375
Abstract:
Tujuan merupakan standar usaha yang dapat ditentukan, serta mengarahkan usaha yang akan dilalui dan merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain. Disamping itu, tujuan dapat membatasi ruang gerak usaha, agar kegiatan dapat terfokus pada apa yang dicita-citakan, dan yang terpenting lagi adalah dapat memberI penilaian atau evaluasi pada usaha-usaha pendidikan. Pendidikan seharusnya berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai, bukan semata-mata berorientasi pada sederetan materi, karena itulah tujuan pendidikan harus dirumuskan terlebih dahulu sebelum merumuskan komponen pendidikan yang lain Bagaimanakah tujuan pendidikan menurut Muhammad Iqbal dan HAMKA? Apa persamaan dan perbedaan antara keduanya?
Jurnal Keislaman, Volume 2, pp 38-47; https://doi.org/10.54298/jk.v2i1.3373
Abstract:
Menarik menyimak pemikiran sang Hujjatul Islam ( حُجّةُ اْلاِسْلاَمِ ), Imam Al Ghazali, mengenai pendidikan. Ghazali menaruh perhatian yang besar akan penyebarluasan ilmu dan pendidikan, karena beliau yakin bahwa pendidikan adalah sebagai sarana untuk menyebarluaskan keutamaan, membersihkan jiwa dan sebagai media untuk mendekatkan manusia kepada Allah. Dengan itulah, pendidikan menurut Al-Ghazali adalah suatu ibadah dan sarana kemashlahatan untuk membina umat. Oleh sebab itu, disamping meningkatkan karirnya sebagai filosof dan ahli agama, Ghazali juga sebagai reformer masyarakat. Hal ini menjadikan Al-Ghazali merupakan salah satu tokoh fenomenal yang memberi concern pendidikan, seperti halnya Plato, J.J Rousseau dan Pestalozzi bagi dunia Barat.
Jurnal Keislaman, Volume 2, pp 48-55; https://doi.org/10.54298/jk.v2i1.3374
Abstract:
Spektrum politik Indonesia diwarnai oleh pergulatan elit politik yang terpilah dalam banyak kelompok, Kelompok islam dan yang memakai simbol-simbol islam merupakan salah-satu kelompok yang ikut andil dalam pertarungan politik, ketika orde baru masih eksis, partai yang ada hanya terdapat tiga partai yaitu Golkar, PDI dan PPP. Dari ketiga partai tersebut yang berafiliasi dan bernafaskan islam hanya PPP. Namun begitu bola reformasi menggelinding maka PPP melahirkan partai-partai islam lainnya, semisal PKB, PBB, PKS dan lainnya, Khusus kasus politik islam pasca orde baru Kaum formalis memang meluncurkan partai-partai islam formal. Bahkan PPP yang semula berasaskan pancasila berganti berasaskan Islam, dan gambar ka’bah menggantikan gambar bintang segi lima, tetapi dari sejumlah partai yang menjamur di pasca orde baru, hanya ada satu partai yang menjadi dambaan dan tetap melekat di hati kaum santri yaitu Partai Persatuan Pembangunan.
Jurnal Keislaman, Volume 2, pp 23-37; https://doi.org/10.54298/jk.v2i1.3372
Abstract:
Gagasan maslahah al Thufi akan semakin signifikan apabila dikaitkantuntutan global mengenai Hak Asasi Manusia dan etika global. Gagasan al Thufimerupakan jembatan bagi dialektika turats dan tajdid dalam menyikapi tantanganglobal yang muncul akibat modernisasi dan globalisasi. Para intelektual Islam telahlama berusaha mencari formula yang dapat mengakomodasi perkembangankontemporer dengan tetap memiliki jangkar kepada khazanah I slam (turats),khususnya Alquran dan hadits. Formula formula yang dihasilkan oleh paraintelektual tersebut adakalanya terlalu berat sebelah kepada turats, yangmemunculkan fundamentalisme Islam. ada kalanya formula tersebut terlalu beratkepada perubahan sehingga sampai mengorbankan kesakralan Alquran. Gagasanmaslahah al Thufi dapat dipandang sebagai jalan tengah. Pertama, konsentrasigagasan maslahah al Thufi terhadap wilayah muamalah memberikan sebuahdemarkasi yang jelas dimana perubahan massif dapat d ilakukan. Kedua, kedudukansumber hukum Islam terdefinisi secara jelas sehingga perubahan yang didasarikepentingan umum tidak mengorbankan Alquran dan hadits. Dua hal tersebutmemungkinkan gagasan maslahah dapat dikembangkan dan memperoleh pengakuansecar a luas, terlebih al Thufi berasal dari tradisi madzhab yang diakui olehortodoksi Islam sunni.
Jurnal Keislaman, Volume 1, pp 273-289; https://doi.org/10.54298/jk.v1i2.3370
Abstract:
Lembaga pendidikan pesantren merupakan sistem pendidikan tertua saat ini dan dianggap sebagai produk budaya Indonesia, Pesantren dengan sistem dan karakter tersendiri telah menjadi bagian integral dari suatu institusi sosial masyarakat, Fenomena globalisasi tidak mempengaruhi terhadapa keunikan pesantren yang masih tetap konsisten dengan menyuguhkan suatu sistem pendidikan yang mampu menjembatani kebutuhan fisik (jasmani) dan kebutuhan mental spiritual (rohani) manusia. Eksistensi pondok pesantren dalam menyikapi perkembangan zaman, Bahkan beberapa diantaranya muncul sebagai model gerakan alternatif bagi pemecah masalah-masalah sosial masyarakat. Sehingga keberadaan pesantren merupakan sebuah jawaban, bahwa pesantren merupakan tempat pendidikan dengan pola pendidikan yang mampu melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang handal. Dan pesantren merupakan tempat pendidikan yang tidak lekang oleh zaman, dan tidak akan hilang dengan derasnya gelombang globalisasi, karena pesantren memiliki ciri khas tersendiri yang mampu bertahan dan mampu berubah kearah yang lebih baik di tengah-tengah zaman yang serba modern
Jurnal Keislaman, Volume 2, pp 1-22; https://doi.org/10.54298/jk.v2i1.3371
Abstract:
Sebenarnya masalah hak asasi manusia bukanlah merupakan masalah baru bagi masyarakat dunia, karena isu hak asasi manusia sudah mulai dilontarkan sejak lahirnya Magna Charta di Inggris pada tahun 1215, sampai lahirnya Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak Asasi Manusia, yaitu Universal Declaration Of Human Right pada tanggal 10 Desember 1948, tetapi ternyata jauh sebelum lahir Magna Charta di Inggris tahun 1215, sebenarnya di dunia Islam telah terbit dahulu ada suatu piagam tentang hak azasi manusia yang dikenal dengan Piagam Madinahdi Madinah pada tahun 622, yang memberikan jaminan perlindungan hak azasi manusia bagi penduduk Madinah yang terdiri atas suku dan agama. Sesudah perang dingin arus gelombang hak asasi manusia semakin melanda seantero dunia, malah kadang-kadang negara-negara barat terkesan ingin melaksanakan penerapan konsep hak asasi manusia menurut pandangan mereka terhadap negara-negara lain, tanpa memperhatikan keanekaragaman tata nilai, sejarah, kebudayaan, system, politik, tingkat pertumbuhan sosial dan ekonomi, serta faktor-faktor lain yang dimiliki bangsa yang bersangkutan.
Jurnal Keislaman, Volume 1, pp 202-226; https://doi.org/10.54298/jk.v1i2.3366
Abstract:
Salah satu tujuan utama dari perkawinan adalah untuk menyambung keturunan. Akan tetapi tidak semua pasangan suami isteri dapat memiliki anak. Ketidakberadaan anak dapat menjadi salah satu pemicu ketidakharmonisan hubungan rumah tangga. Sehingga untuk mempertahankan keutuhannya, suami isteri melakukan pengangkatan anak. Dalam pengangkatan anak tentu akan menimbulkan akibat hukum. Terlebih lagi di dalam hukum di Indonesia, pengangkatan anak dilakukan menurut hukum Islam, hukum Adat (hukum Adat yang dimaksud adalah hukum Adat Jawa Tengah), dan hukum Perdata. Dimana ketiga sistem hukum tersebut tentu saja akan menimbulkan akibat hukum yang berbeda-beda. Akibat hukum tersebut berkaitan dengan status dan kedudukan anak angkat yang meliputi hubungan keluarga, hubungan perwalian, hubungan waris, serta hubungan-hubungan lainnya. Mengenai hubungan waris, di Indonesia masih bersifat pluralisme diantaranya hukum waris Islam, hukum waris Adat dan hukum waris dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Sehingga dengan beragamnya hukum waris yang berlaku tersebut, turut menyebabkan perbedaan terhadap bagian waris yang diperoleh anak angkat.
Jurnal Keislaman, Volume 1, pp 236-243; https://doi.org/10.54298/jk.v1i2.3368
Abstract:
Islam bukan hanya terdiri dari satu dua aspek saja, tetapi memiliki beberapa aspek, yaitu aspek teologi, ibadah, moral, filsafat, sejarah, kebudayaan, dan lain sebagainya. Semua aspek itu dtulis dan dibahas oleh para ahli sehingga melahirkan berbagai ilmu yang kemudian dikenal dengan ilmu-ilmu keislaman. Semua disiplin ilmu tersebut bersumber pada Al-Qur’an. Dan itu semua ilmu itu terbagi, sbb: ilmu tauhid (teologi), ilmu hukum, ilmu tasawuf, dan ilmu filsafat islam. Semua penjelasan itu sudah ada diatas. Sedangkan aliran-aliran yang ada dalam islam sekaligus berhubungan dalam al-Qur’an, itu sangat banyak sekali. Semua aliran tersebut hasil dari pemikiran orang islam terhadap ajaran-ajaran dasar dalam islam. Pemikiran tersebut merupakan hasl akal manusia karena manusia tidak bersifat ma’sum dan penafsiran ulama itu pun juga tidak bersifat mutalak. Di dalam agama islam, yang terpenting adalah aliran-aliran itu tidak bertentangan dalam ajaran islam yang sesuai al-Qur’an dan hadist.
Jurnal Keislaman, Volume 1, pp 227-235; https://doi.org/10.54298/jk.v1i2.3367
Abstract:
Ada tiga prinsip dasar dalam pengajaran bahasa Arab, yaitu prinsip prioritas dalam proses penyajian materi ajar, prinsip koreksitas dan umpan balik, prinsip bertahap dalam penyampaian materi kepada peserta didik.Ada beberapa langkah aplikasi yang diperlukan dalam pengajaran bahasa Arab, agar teknik penyampaian materi berhasil dan dapat terlaksana, yaitu: Memberikan contoh sebelum memberikan kaidah gramatika, memberikan contoh kalimat yang biasa dipakai sehari-hari, dan memberikan motivasi yang cukup untuk berekspresi melalui tulisan, lisan bahkan mungkin ekspresi wajah, agar meraka merasa terlibat langsung dengan proses pengajaran yang berlangsung.Ada dua macam metode pengajaran bahasa Arab, yaitu: pertama, metode tradisional, yaitu metode pengajaran bahasa yang terfokus pada “bahasa sebagai budaya ilmu” sehingga belajar bahasa Arab berarti belajar secara mendalam tentang seluk-beluk ilmu bahasa Arab itu sendiri. Dan kedua, metode modern, yaitu metode pengajaran yang berorientasi pada tujuan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan modern.
Jurnal Keislaman, Volume 1, pp 244-272; https://doi.org/10.54298/jk.v1i2.3369
Abstract:
Penelitian ini bersifat deskriptif-komparatif yang berusaha menggambarkan secara komprehensif dan mendalam tentang analisis astronomi terhadap pandangan tokoh NU (Nahdlatul Ulama) dan Muhammadiyah Jawa Timur yang berkaitan dengan penentuan awal bulan Qamariyah, khususnya dalam menentukan awal bulan Syawal, dengan pendekatan astronomi. Sudah menjadi tradisi bahwa pada saat akan memasuki bulan suci Ramadhan umat muslim Indonesia seakan-akan kembali ‘mempertikaikan’ mengenai kapan dimulainya tanggal 1 Ramadhan yang merupakan awal dilaksanakannya puasa wajib bagi seluruh umat muslim. Setidaknya ada tiga waktu dimana kita umat muslim biasanya sering ‘bertikai’ yakni dalam penentuan 1 Ramadhan, 1 Syawal dan 10 Dzulhijah, pada saat Idul Adha. Ada dua metode dalam menentukan awal bulan hijriyah, yaitu metode rukyat (pengamatan) dan hisab (perhitungan). Secara harfiah, rukyat berarti “melihat”. Arti yang paling umum adalah “melihat dengan mata telanjang”. Jadi, secara umum, rukyat dapat dikatakan sebagai pengamatan terhadap hilal sesuai dengan sunah Nabi. Sebaliknya, hisab berasal dari bahasa arab “habasa” artinya menghitung, mengira dan membilang. Dalam disiplin ilmu falak, kata hisab memilki arti ilmu hitung posisi benda-benda langit. Penelitian ini berupaya untuk kembali mengingatkan umat muslim tentang penentuan waktu awal dan akhir Ramadhan, khususnya tahun 2006-2007 yang mana NU dan Muhammadiyah sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia menetapkan suatu kebijakan yang berbeda. Pada tahun tersebut terjadi perbedaan yang sangat signifikan diantara kedua ormas itu sehingga perlu dikaji untuk ditarik benang merahnya dan dicari solusi untuk penyatuan / kesamaan dalam penentuan awal bulan yang dimaksud. Pada intinya, menurut NU bahwa kita diwajibkan berpuasa di bulan Ramadhan dari awal sampai akhir bulan dengan penentuan awal puasa melalui metode: Ru’yah al-Hila>l atau melalui melihat hilal (bulan) baik Ramadhan maupun Syawal. Jika ru’yat bulan Ramadhan telah ditetapkan maka diwajibkan berpuasa. Jika ru’yat bulan Syawal telah ditetapkan, maka wajib tidak berpuasa (berbuka). Sebaliknya, sejak tahun 1969, Muhammadiyah tidak lagi melakukan rukyat dan memilih menggunakan hisab wujud al-hila>l, hal ini karena rukyatul hilal atau melihat hilal secara langsung adalah pekerjaan yang sangat sulit dan paradigma bahwa Islam merupakan agama yang tidak sempit, maka solusi hisab dapat digunakan sebagai penentu awal bulan Hijriyah. Secara garis besar, pandangan tokoh-tokoh NU Jatim tentang penetapan awal bulan Qamariyah adalah dengan ruyah al-hila>l, sebaliknya para tokoh Muhammadiyah Jatim membangun ontologi kriteria penentuan awal bulan Qamariyah dengan ilmu hisab. Dalam mensikapi perbedaan kriteria antara NU dan Muhammadiyah, sebagian tokoh NU Jawa Timur mensikapi dengan mengikuti pemerintah, sebagian yang lain mensikapi dengan mengikuti ikhbar PB NU.
Jurnal Keislaman, Volume 1, pp 186-201; https://doi.org/10.54298/jk.v1i2.3364
Abstract:
Kelas merupakan tempat yang dihuni oleh sekelompok manusia dengan berbagi latar belakang, karakter, kepribadian, tingkah laku dan emosi yang berbeda-beda. Jadi pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai factor. Permasalahan peserta didik adalah factor utama yang terkait langsung dalam hal ini. Karena pengelolaan kelas yang dilakukan guru tidak lain adalah untuk meningkatkan kegairahan belajar peserta didik secara berkelompok maupun secara individual. Lahirnya interaksi yang optimal tentu saja bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas.
Jurnal Keislaman, Volume 1, pp 163-185; https://doi.org/10.54298/jk.v1i2.3362
Abstract:
Maroko adalah negara yang telah menggabungkan pendapat dari beberapa madzhab dalam mencapai keterangan yang ada dalam hukum Islam yang ada di negara Maroko dari beberapa masalah yang direformasi dalam undang-undang Keluarga (2004) di Maroko,sebagaimana yang telah ada di negara-negara Islam lainnya. Regulasi terkait dengan perkawinan pun hampir sama dengan Indonesia, hal itu bisa dikarenakan Kompilasi Hukum Islam (KHI) di Indonesia bercermin kepada Mudawwanat al-Usrah di Maroko atau bisa juga dikarekan masyakat Maroko dengan masyarkat Indonesia sama-sama beraliran ahl al-sunnah wa al-jama’ah (ASWAJA), di Maroko Mazhab Maliki yang bisa pedoman dan di Indonesia Mazhab Syafi’i yang menjadi panutan Masyarakat Maroko sangat menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi dan kearifan lokal. Mereka juga senang keindahan dan munyukai hiburan tradisional sepanjang tidak bertentangann dengan prinsip-prinsip dasar dalam ajaran Islam yang mereka anut.
Jurnal Keislaman, Volume 1, pp 142-162; https://doi.org/10.54298/jk.v1i2.3361
Abstract:
Pendidikan Islam merupakan sistem yang diselenggarakan dengan hasrat untuk mengajarkan ajaran dan nilai-nilai Islam dalam kegiatan pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep pendidikan Islam menurut KH. Abdurrahman Wahid. Dalam penelitian kepustakaan ini digunakan metode teknik analisa data kualitatif yaitu analisa data reflektif thinking, yaitu teknik analisa data dengan dengan proses pemikiran hilir mudik. dan sebagai hasil dari penelitian ini sebagai beikut, Gus Durberpendapatbahwapendidikan Islam adalah proses penanaman nilai-nilai Islam pada diri seseorang dengan cara dan sistem tertentu, sehingga terus berkembang sesuai tuntunan zaman tanpa meninggalkan tradisi umat yang telah dilakukan sejak dahulu. Salah satu metode yang digunakan beliau adalah keberagaman atau variasi, mengingat penduduk Indonesia yang majemuk secara geografis, sehingga selalu berbeda dalam menggunakan metode pendidikan Islam. Pendidikan Islam dalam perspektif Gus Dur bertujuan untuk memanusiakan manusia, karena sebagai wahana dalam memerdekakan dan pembebasan manusia, sedangan kurikulum pendidikan Islam menurut Gus Dur sebagai berikut : Pertama, orientasi pendidikan harus lebih ditekankan pada afektif dan psikomotorik, kedua, dalam proses mengajar, guru harus mengembangkan proses pembentukan karakter kemandirian, tanggungjawab, kreatif, dan inovatif pada peserta didik, ketiga, guru harusbenar-benar memahami makna pendidikan dalam arti luas, tidak hanya transfer of knowledge saja, melainkan juga harus mengikuti transfer of value and skill dan pembentukan karakter. Gus Dur menilai proses lebih penting dari pada hasil.
Jurnal Keislaman, Volume 1, pp 202-223; https://doi.org/10.54298/jk.v1i2.3365
Abstract:
Among the sources of Islamic law which is still disputed by scholars’ argument is maslahah. Some scholars reject it, but most agree make maslahah as one of the sources of Islamic law in matters of ijtihad. Imam Malik considered as a pioneer scholar who makes maslahah as one source of law ijtihadnya. His view was followed by the scholars 'other, one of whom is Najm al-Din al-Tufi, a cleric' Hambali. However, the twoleaders of thought are not the same, even in certain cases the difference is very sharp, although in certain parts have in common. In the view of Malik, maslahah serve as asource of Islamic law in matters which are not discussed formally by nas and ijma ', butmust not conflict with the spirit of the passage as a whole. In contrast, al-Tufi maslahahgood use in the problem discussed by nat/ijma ', or not. As for the area applications maslahah, both agree that that maslahah only be used in matters mu'amalah.
Jurnal Keislaman, Volume 1, pp 111-132; https://doi.org/10.54298/jk.v1i1.3355
Abstract:
Imam al-Ghazali is a writer and thinker encyclopedic. The work of al-Ghazali covers a wide range of scientific branches of Islam. Theology, philosophy,tasawwuf and jurisprudence (fiqh). Al-Ghazali describes the scientific conception ofusulal-fiqh, including definition of usul al-fiqh. Its position in the structure andscope os Islamic scholarship. Al-Ghazali defines the usul al-fiqh as a science thatexamines the sources (orgins) law, the terms of validity and model, structure andmethod of oppointment to the law. Usul al-fiqh as defined is a noble thought is ascience because it has the potential of combining reason and revelation. Disciplineis explicitly different from the science of kalam (theology) which is “kulli” anIslamic science that is particular, because it is concerted is a discussion on the legalarguments of personality. It’s as tafsir, hadith, and tasawwuf. In hierarchic usulalfiqhunder the umbrella of theology.
Jurnal Keislaman, Volume 1, pp 89-103; https://doi.org/10.54298/jk.v1i1.3353
Abstract:
Strategi yang dipakai oleh ibu-ibu di Sekolah Al-Mu’tadil di DesanTenggun Dejeh Kecamatan Kelampis dalam masa pendidikan anak khususnyaanak pada masa sekolah dasar adalah meluangkan waktu bersama anak, menjaditeman belajar anak, menerapkan peraturan keluarga, memberikan hadiah danmembiarkan anak bermain. Manfaat dari dalam implementasi pendampingan yangmereka lakukan adalah menambah rasa percaya diri, tidak malu bertanya, mandiri,dan semangat dalam pada anak. Kendala-kendala yang sering mereka temukandalam proses pendampingan adalah keterbatasan pengetahuan ibu akan pelajarananak mereka dan kesibukan ibu yang menyita waktu untuk selalu mendampingianak.
Jurnal Keislaman, Volume 1, pp 133-141; https://doi.org/10.54298/jk.v1i1.3356
Abstract:
Para ulama’ berbeda pendapat tentang kapan mulai terjadinya pemalsuanhadis, orang telah memalsukan berbagai hadis dengan motif dan tujuan yang berbedabeda,Terlebih untuk kepentingan-kepentingan tertentu orang bisa dan berani untukmembuat hadis palsu. Pengertian hadis secara istilah adalah Hadis yang disandarkankepada rasulullah SAW Secara dibuat-buat dan dusta, padahal beliau tidakmengatakan berbuat ataupun menetapkannya. Mempergunakan hadis maudu’ itu batal,dan haram meriwayatkannya kecuali terpaksa atau mengerjakan hadis itu kepada ahliilmu pengetahuan untuk diteliti. Berdasarkan data sejarah yang ada, pemalsuan hadistidak hanya dilakukan oleh orang-orang islam tetapi juga dilakukan oleh orang-orangnon islam dengan berbagai macam motif dan kepentingan anatara lain Pertentanganpolitik, usaha kaum zindik, fanatic terhadap bangsa dan suku, mempengaruhi kaumawam dan lain sebagainya.
Jurnal Keislaman, Volume 1, pp 104-110; https://doi.org/10.54298/jk.v1i1.3354
Abstract:
Ada tiga prinsip dasar dalam pengajaran bahasa Arab, yaitu prinsip prioritasdalam proses penyajian materi ajar, prinsip koreksitas dan umpan balik, prinsipbertahap dalam penyampaian materi kepada peserta didik.Ada beberapa langkah aplikasi yang diperlukan dalam pengajaran bahasa Arab, agarteknik penyampaian materi berhasil dan dapat terlaksana, yaitu: Memberikan contohsebelum memberikan kaidah gramatika, memberikan contoh kalimat yang biasadipakai sehari-hari, dan memberikan motivasi yang cukup untuk berekspresi melaluitulisan, lisan bahkan mungkin ekspresi wajah, agar meraka merasa terlibat langsungdengan proses pengajaran yang berlangsung.Ada dua macam metode pengajaran bahasa Arab, yaitu: pertama, metode tradisional,yaitu metode pengajaran bahasa yang terfokus pada “bahasa sebagai budaya ilmu”sehingga belajar bahasa Arab berarti belajar secara mendalam tentang seluk-belukilmu bahasa Arab itu sendiri. Dan kedua, metode modern, yaitu metode pengajaranyang berorientasi pada tujuan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupanmodern.