Refine Search

New Search

Results: 127

(searched for: container_title:("produksi tanaman"))
Save to Scifeed
Page of 3
Articles per Page
by
Show export options
  Select all
Wider Tahmidina, Sitawati Sitawati
Published: 14 April 2023
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 011, pp 234-240; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2023.011.04.03

Abstract:
Tanaman Pentas merupakan tanaman yang berfungsi sebagai pengisi taman, digunakan untuk border dan tanaman pot. Peningkatan pertumbuhan dan kualitas bunga tanaman Pentas dapat dilakukan dengan pemupukan dan penggunaan media tanam yang gembur dan memiliki drainase yang baik. Pupuk yang digunakan berasal dari pupuk organik, yaitu eco enzyme. Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan pada akhir April – Juni 2022. Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Brawijaya Desa Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur. Kota Malang memiliki ketinggian antara 444 mdpl yang diapit oleh 5 gunung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 2 faktor perlakuan, yaitu eco enzyme (E) dan media tanam (S) serta diulang sebanyak 3 kali. Setiap satuan percobaan terdiri dari 6 tanaman, yaitu 3 tanaman sampel non destruktif dan 3 tanaman panen. Sehingga diperoleh 36 tanaman dalam satuan percobaan dengan jumlah seluruh tanaman sebanyak 216 tanaman. Faktor pertama adalah konsentrasi eco enzyme (E) yang terdiri dari 4 taraf, yaitu E1 (kontrol), E2 (15 ml/L air), E3 (30 ml/L air), E4 (45 ml/L air). Faktor kedua adalah komposisi media tanam (M) yang terdiri dari 3 taraf, yaitu M1 (tanah : arang sekam = 1:1), M2 (tanah : arang sekam : pupuk kandang kambing = 1:1:1), M3 (tanah : arang sekam : pupuk kandang kambing = 1:1:2). Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis menggunakan ANOVA dengan taraf 5% dan akan diuji lanjut menggunakan uji BNJ dengan taraf 5%. Hasil menunjukan pemberian konsentrasi eco enzyme 30 ml l-1 pada media tanam tanah dan arang sekam menunjukkan interaksi terhadap pembungaan tanaman Pentas, dimana jumlah kuntum bunga meningkat sebesar 35% dibandingkan tanpa pemberian eco enzyme.
Hasbi Shidqi Ilmam Hidayat, Bambang Guritno
Published: 14 April 2023
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 011, pp 248-257; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2023.011.04.05

Abstract:
Kacang panjang (Vigna sinensis L.) termasuk tanaman legum yang dapat tumbuh di dataran rendah dan tinggi. Penurunan hasil produksi kacang panjang terjadi karena ketersediaan unsur hara di dalam tanah belum memenuhi kebutuhan tanaman untuk mendukung pertumbuhan dan hasil panen kacang panjang perlu adanya perbaikan dan peningkatan unsur hara di dalam tanah yaitu pemupukan dengan dosis yang tepat. Pemupukan harus sesuai dengan tingkat kebutuhan tanaman akan ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Tujuan penelitian adalah mempelajari dan mengetahui pengaruh serta interaksi antara dosis pupuk nitrogen dengan kalium terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang panjang. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal Februari 2022 hingga Mei 2022 di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang berlokasi di Desa Jatimulyo Kecamatan Lowokwaru, Malang, Jawa Timur. Penelitian yang menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT). Perlakuan terdiri dari pupuk nitrogen sebagai petak utama (main plot) dan pupuk kalium sebagai anak petak (sub plot) dengan 9 kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan interaksi perlakuan dosis pupuk nitrogen 25 kg ha-1 dengan dosis pupuk kalium 90 kg ha-1 mampu meningkatkan panjang tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah bunga, jumlah polong, bobot segar polong pertanaman dan bobot segar polong perhektar. Perlakuan pemupukan kalium berpengaruh nyata terhadap peningkatan waktu berbunga dan fruit set yaitu perlakuan pemupukan kalium 90 kg ha-1 merupakan waktu muncul bunga tercepat dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya sementara itu untuk perlakuan pemupukan kalium 60 kg ha-1 dapat meningkatkan nilai fruit set secara nyata.
Nurmi Nurmi, Nikmah Musa, Angry Pratama Solihin
Published: 31 March 2023
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 011, pp 161-166; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2023.011.03.02

Abstract:
Tanaman sorgum (Sorghum bicolor) merupakan salah satu jenis tanaman budidaya yang dapat dimanfaatkan baik sebagai bahan pangan maupun pakan. Pertumbuhan dan produksi sorgum yang baik memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai, baik iklim maupun tanah. Tanah dengan kadar bahan organik yang rendah kurang mampu mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman yang baik. Salah satu jenis bahan organik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kadar bahan organik tanah pada pertanaman sorgum adalah eceng gondok (Eichhornia crassipes) karena produksi biomassnya cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh bahan organik eceng gondok untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman sorgum. Penelitian ini didesain dalam Rancangan Lingkungan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan Rancangan Perlakuan 2 Faktor (RAK-Faktorial). Faktor pertama adalah varietas sorgum yang terdiri dari 2 taraf sebagai berikut: V1 = Varietas Numbu V2 = Varietas Kawali. Faktor kedua adalah dosis bahan organik eceng gondok yang terdiri dari lima taraf sebagai berikut: P0 = tanpa bahan organik eceng gondok; P1 = 10 ton. ha-1; P2 = 20 ton.ha-1; P3 = 30 ton. ha-1; P4 = 40 ton.ha-1. Penelitian ini dilaksanakan dilahan pertanian Desa Hulawa, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo selama 4 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan varietas dan bahan organik eceng gondok berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, panjang malai dan hasil biji kering panen, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun. Terdapat interkasi antara varietas dengan bahan organik eceng gondok terhadap panjang malai dengan interaksi terbaik pada kombinasi perlakuan V2P4 = Varietas Kawali dengan bahan organik eceng gondok 40 ton.ha-1 dengan panjang malai 28,90 cm.
Reny Ayu Agustin, Marjani Marjani, Afifuddin Latif Adiredjo
Published: 31 March 2023
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 011, pp 167-174; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2023.011.03.03

Abstract:
Usahatani bunga rosela memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan di Indonesia. Hal ini terbukti dari adanya permintaan pasar luar negeri. Untuk memenuhi permintaan tersebut Indonesia hanya mampu memenuhi sekitar 5 ton sampai 8 ton per tahun. Rendahnya produktivitas pada rosela dapat ditanggulangi dengan penggunaan varietas unggul berdaya hasil tinggi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2020 sampai dengan Juli 2020 yang bertempatan di Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (BALITTAS) Karangploso, Malang. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, tugal, meteran, penggaris, jangka sorong, alat tulis, timbangan, polybag, gunting, kertas label, papan nama, kamera, papan lebel. Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah benih F1 rosela dengan tetua yang terdiri dari Roselindo 1, Roselindo 2, Roselindo 3, Roselindo 4, IDN/09/HSB/303, IDN/09/HSB/443, IDN/09/HSB/677. Pengamatan terdiri dari tinggi tanaman
Fatiyatul Sakinah, Sri Lestari Purnamaningsih, Izmi Yulianah
Published: 31 March 2023
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 011, pp 199-208; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2023.011.03.07

Abstract:
Benih kadaluarsa menyebabkan menurunnya kualitas dan mutu benih. Salah satu upaya untuk mengoptimalkan mutu benih kadaluarsa adalah dengan perlakuan invigorasi menggunakan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) yang dapat diperoleh secara alami dari ekstrak bahan alami. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh jenis ZPT alami dan lama perendaman terhadap viabilitas, vigor dan pertumbuhan bibit pada benih cabai kadaluarsa. Penelitian dilaksanakan di Green house Lahan Percobaan Jatimulyo pada bulan Februari sampai Mei 2022. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengakap (RAL) Faktorial. Faktor pertama yaitu jenis ekstrak bahan alami sebagai sumber ZPT alami dan faktor kedua yaitu lama perendaman yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan jenis ZPT alami berpengaruh nyata baik itu terhadap uji viabilitas dan vigor benih dan pertumbuhan bibit. Perlakuan lama perendaman berpengaruh nyata terhadap uji viabilitas dan vigor benih, tinggi tanaman dan jumlah daun akan tetapi tidak berpengaruh terhadap panjang akar. Interaksi antara faktor 1 dan 2 berpengaruh tidak nyata terhadap variabel uji viabilitas dan vigor, jumlah daun dan panjang akar. Akan tetapi, pada variabel tinggi tanaman interaksi hanya ditemukan pada saat tanaman berumur 5 HST (Hari Setelah Tanam).
Reny Ayu Agustin, Marjani Marjani, Afifuddin Latif Adiredjo
Published: 31 March 2023
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 011, pp 167-174; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2022.011.03.03

Abstract:
Usahatani bunga rosela memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan di Indonesia. Hal ini terbukti dari adanya permintaan pasar luar negeri. Untuk memenuhi permintaan tersebut Indonesia hanya mampu memenuhi sekitar 5 ton sampai 8 ton per tahun. Rendahnya produktivitas pada rosela dapat ditanggulangi dengan penggunaan varietas unggul berdaya hasil tinggi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2020 sampai dengan Juli 2020 yang bertempatan di Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (BALITTAS) Karangploso, Malang. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, tugal, meteran, penggaris, jangka sorong, alat tulis, timbangan, polybag, gunting, kertas label, papan nama, kamera, papan lebel. Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah benih F1 rosela dengan tetua yang terdiri dari Roselindo 1, Roselindo 2, Roselindo 3, Roselindo 4, IDN/09/HSB/303, IDN/09/HSB/443, IDN/09/HSB/677. Pengamatan terdiri dari tinggi tanaman
Shinta Dwi Cahya, Sugiarto Sugiarto, Novi Arfarita
Published: 31 March 2023
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 011, pp 191-198; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2022.011.03.06

Abstract:
Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu pengeringan yang berbeda terhadap total viabilitas bakteri pelet pupuk hayati, dan pengaruh pupuk hayati VP3 dengan komposisi cangkang telur ayam terhadap pertumbuhan bibit tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L). Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni – September 2022 di Laboratorium Mikrobiologi, Laboratorium Pusat dan Halal Center Universitas Islam Malang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) untuk uji viabilitas agen hayati, terdapat 12 perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali. Sedangkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) untuk uji pada bibit tanaman cabai, terdiri dari 4 perlakuan dan masing-masing diulang sebanyak 5 kali. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji F taraf 5% (ANOVA). Apabila terdapat pengaruh nyata dilakukan uji lanjut dengan BNT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perlakuan V3T1 (VP3 + Cangkang telur 15%, suhu pengeringan 40oC) menunjukan hasil rata-rata tertinggi yang jumlah populasi bakterinya sebesar 86,7 x 109 CFU/g, tetapi perlakuan V3T1 tidak berbeda nyata dengan perlakuan V2T1 (VP3+ Cangkang telur 10%, suhu pengeringan 40oC) dan perlakuan V1T1 (VP3+Cangkang telur 5%, suhu pengeringan 40oC). Pada uji bibit tanaman cabai menunjukkan bahwa perlakuan V3T1 (Limbah Cangkang Telur 15% + VP3 dengan suhu pengeringan 40oC) memiliki pengaruh yang nyata pada tinggi bibit cabai dan bobot segar bibit cabai sedangkan pada panjang akar bibit cabai terbaik terdapat pada perlakuan V2T1 (Limbah Cangkang Telur 10% + VP3 dengan suhu pengeringan 40oC). Kata Kunci : Bibit cabai, Pelet pupuk hayati, Viabilitas bakteri.
Alif Almer Muhammad, Bambang Guritno
Published: 31 March 2023
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 011, pp 175-183; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2022.011.03.04

Abstract:
Hidroponik merupakan kegiatan budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah di dalam prosesnya. Terdapat berbagai sistem dalam melakukan budidaya secara hidroponik, salah satunya adalah hidroponik sistem sumbu (wick system). Sistem sumbu merupakan salah satu metode hidroponik yang memanfaatkan sumbu untuk mengalirkan larutan nutrisi ke media tanam. Salah satu tanaman yang cocok dibudidayakan dengan menggunakan hidroponik sistem sumbu adalah selada merah. Tanaman yang dibudidayakan secara hidroponik harus diberikan nutrisi dengan dosis yang tepat. Larutan nutrisi tepat dosis dan berimbang yang diberikan akan mendukung pertumbuhan tanaman dengan baik. Selain dosis nutrisi, pemilihan varietas juga menentukan hasil produksi tanaman yang dibudidayakan secara hidroponik. Salah satu faktor penentu produksi, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, yaitu sifat genetik yang dibawa oleh tanaman dan adaptasi tanaman terhadap lingkungan. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur pada bulan Desember 2021 hingga Februari 2022. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama yaitu varietas dan faktor kedua yaitu Konsentrasi Nutrisi. Dari hasil penelitian tidak diperoleh interksi antara perlakuan varietas dan konsentrsi nutrisi baik terhadap parameter pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah. Varietas red rapid selada merah memiliki bobot konsumsi, bobot total, dan kadar air lebih tinggi. Penggunaan nutrisi AB Mix dengan konsentrasi 500-1500 ppm tidak menunjukan perbedaan pada pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah.
Bayu Andrian, Ainul Mardiyah, Iswahyudi Iswahyudi
Published: 28 February 2023
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 011, pp 86-95; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2023.011.02.02

Abstract:
Penelitian ini dilakukan untuk menentukan keragaman genetik, heritabilitas dan kemajuan seleksi populasi F4 hasil persilangan antara varietas Ciherang (tetua berumur genjah) dengan kultivar Sileso (tetua berproduksi tinggi toleran kekeringan). Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Samudra, Kota Langsa Provinsi Aceh dengan ketinggian tempat ± 10 mdpl. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juli sampai November 2021. Penelitian ini disusun dengan menggunakan rancangan Augmented pola rancangan acak kelompok. Faktor yang diamati adalah keragaman 11 famili F4 hasil persilangan varietas Ciherang dengan kultivar lokal Sileso. Seleksi pembanding digunakan varietas pembanding (check) sebanyak 5 varietas yaitu Inpago Unsoed 1, Inpago Unsoed 2, Ciherang, Sileso dan Situ Patenggang yang diulang sebanyak 3 kali.  Hasil penelitian dari populasi F4 padi gogo hasil persilangan kultivar Sileso dengan varietas Ciherang memiliki nilai keragaman yang luas untuk beberapa karakter yang di amatin. Terdapat perbedaan yang nyata pada karakter tinggi tanaman, keluar malai, umur panen, jumlah gabah per malai dan berat produksi per rumpun. Nilai duga heritabilitas yang tinggi terdapat pada tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah anakan produktif, umur keluar malai, panjang malai. Jadi untuk tanaman terbaik yang terseleksi dari generasi F4 yaitu populasi A1B (282) yang memiliki umur genjah dan A1B (13) yang berproduksi tinggi toleran kekeringan.
Poppy Rizky Damayanti, Cicik Udayana, Sitawati Sitawati
Published: 31 January 2023
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 011, pp 1-9; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2023.011.01.01

Abstract:
New Guinea Impatiens (Impatiens hawkeri Bull) is a plant with beautiful crown with a lot varieties of colors that has potentially used as an ornamental plant. Production is influenced by many factors such as knowledge about technologies in cultivation techniques. The cultivation techniques are being implementation a vertical system using paralon pipes and application of eco enzyme and pinching treatment. The aim of this research is to learn the interaction between application of various concentrations of eco enzyme and pinching methods on the growth and flowering of New Guinea Impatiens. The research was conducted from December 2021 to April 2022 at greenhouse on the experimental area of the Faculty of Agriculture, Brawijaya University, Jatimulyo Village, Lowokwaru District, Malang City, East Java. This research used a Randomized Complete Block Design (RCBD) with two factors and 3 repetition. The first factor is concentration of eco enzyme and the second factor is pinching treatment. Observations were made on plant growth and flower production. The data which is obtained from the observations were analyzed using ANOVA with the rate of 5%, if there is a significant effect, a further test using the Honest Significant Difference (HSD) with the rate of 5%. The results showed that there is significant interaction occurred in the application of eco enzyme and pinching treatment in all observation variables. The highest result of New Guinea Impatiens’s growth and flower production was obtained in the eco enzyme treatment with concentration of 10 ml.l-1 and double pinching. Number of flowers of New Guinea Impatiens in that treatment increased 2.95 times compared to without eco enzyme and without pinching. The time of flower appear of Impatiens hawkeri Bull showed a significant interaction with the application of eco enzyme with concentration of 5 ml.l-1 and double pinching treatment because the average time of flowers appear is 9.44 days slower than the treatment without eco enzyme and without pinching.
Ariq Hibatullah, Anna Satyana Karyawati
Published: 31 January 2023
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 011, pp 46-55; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2023.011.01.05

Abstract:
Pada budidaya hidroponik, transplanting menentukan hasil akhir suatu budidaya. Apabila tanaman terlambat untuk dipindahtanamankan ke instalasi, pertumbuhannya tidak dapat maksimal. Salah satu cara untuk menjaga produksi pada umur pindah tanam yang tidak sesuai yaitu dengan penggunaan zat pengatur tumbuh (ZPT) yaitu gibberelin. Tujuan penelitian mempelajari pengaruh pemberian ZPT GA3 pada berbagai umur bibit tanaman pakcoy. Penelitian dilakukan di Sehati Farm Kota Batang, Jawa Tengah pada bulan April hingga Juni 2022. Penelitian merupakan percobaan faktorial yang disusun menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi GA3 dengan 3 taraf yaitu Z1 = Tanpa GA3, Z2 = 50 ppm, dan Z3 = 100 ppm. Faktor kedua adalah umur bibit dengan 4 taraf yaitu U1 = 3 HSS, U2 = 5 HSS, U3 = 7 HSS, dan U4 = 9 HSS. Variabel yang diamati meliputi panjang tanaman, jumlah daun, luas daun per tanaman, bobot segar per tanaman, bobot konsumsi per tanaman, bobot bagian bawah per tanaman, diameter bonggol, dan shoot root rasio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman yang terlambat dipindahtanamkan yaitu 7 HSS dapat menghasilkan bobot konsumsi per tanaman yang baik apabila ditambah GA3 konsentrasi 100 ppm (159,59 g.tan-1). Sedangkan pada bobot segar per tanaman, umur bibit yang terlambat dipindahtanamkan yaitu 7 HSS menghasilkan bobot segar per tanaman yang baik jika diberi GA3 50 ppm (143,39 g.tan-1) dan 100 ppm (187,2 g.tan-1). Hasil bobot segar per tanaman dan bobot konsumsi per tanaman terbaik pada umur bibit 3 HSS dan 5 HSS yang diberikan GA3 50 ppm dan 100 ppm.
Taufik Taufik Wijaya, Sudiarso Sudiarso
Published: 31 January 2023
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 011, pp 63-68; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2023.011.01.07

Abstract:
Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan yang banyak dimanfaatkan bijinya. Tanaman pangan seperti jagung merupakan sektor penting dibidang pertanian dan merupakan salah satu kelompok tanaman yang menghasilkan bahan pangan sebagai sumber energi untuk menopang kehidupan manusia karena kandungan jagung antara lain karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menentukan perlakuan terbaik dari berbagai macam dosis pemupukan kombinasi antara pupuk organik cair (POC) dan pupuk anorganik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.). Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Desa Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 10 perlakuan, setiap perlaukan diulang sebanyak 3 kali sehingga didapatkan 30 satuan percobaan. Perlakuan Pupuk Standar + Pupuk Cair dosis tinggi (40L/Ha) (P6) memberikan hasil lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan Pupuk Standar (P2). Pada variabel jumlah daun serta luas daun memiliki hasil yang sama yaitu perlakuan Pupuk Standar (P2) memiliki hasil yang sama dengan perlakuan lain nya kecuali dengan perlakuan Kontol (P1). Sedangkan untuk parameter hasil tanaman jagung meliputi berat tongkol + brangkas (kg), berat tongkol (kg) dan hasil ton/ha memiliki hasil yang sama yaitu perlakuan Pupuk Standar (P2) tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya kecuali dengan perlakuan Kontrol (P1) dan perlakuan Pupuk Cair dosis tinggi (40L/ha) (P3). Hal ini memiliki arti bahwa dibandingkan dengan pengaplikasian pupuk anorganik dosis 100% pengurangan dosis pupuk anorganik 25% - 50% ternyata hasilnya tidak berbeda nyata dengan pengaplikasian pupuk anorganik dosis 100%, apabila pengurangan pupuk anorganik ini dikombinasikan dengan pupuk organik cair.
Annisa Dina, Koesriharti Koesriharti Koesriharti
Published: 30 December 2022
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 010, pp 684-693; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2022.010.12.04

Abstract:
Kedelai merupakan sumber protein nabati bagi masyarakat. Produksi tanaman kedelai di Indonesia mengalami penurunan. Kebutuhan unsur N diperlukan dalam membantu penyerapan. Rhizobium sebagai bakteri penyedia hara bagi tanaman kedelai. Rhizobium dan tanaman kedelai saling menguntungkan karena tanaman kedelai memberikan respon berupa bintil akar dan memperoleh hara N yang disediakan oleh bakteri Rhizobium. Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh interaksi penambahan rhizobium dan pemberian pupuk anorganik NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2021 sampai Januari 2022 di lahan petani yang berada di Desa Ampeldento, Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Indonesia. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial terdiri dari dua faktor yakni, Faktor pertama : Tanpa Rhizobium dan Rhizobium 10 g.kg-1. Faktor kedua Pupuk NPK : 100, 150, 200, 250, and 300 kg.ha-1. Dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5%. Hasil penelitian terdapat interaksi pada variabel, yaitu luas daun (35 dan 42 hst), jumlah bintil akar, bobot biji per tanaman dan bobot biji per hektar. Pada perlakuan tanpa rhizobium dengan pupuk NPK 250 kg.ha-1 lebih baik dibandingkan perlakuan NPK 100 dan 150 kg.ha-1. Pada perlakuan rhizobium 10 g.kg-1 dengan pupuk NPK 200, 250, dan 300 kg.ha-1 lebih baik dibandingkan pupuk NPK 100 dan 150 kg.ha-1. Inokulan rhizobium 10 g.kg-1 dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah polong per tanaman, dan bobot 100 biji dibandingkan tanpa rhizobium, sedangkan pada pemberian pupuk NPK 250 dan 300 kg.ha-1 dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah polong per tanaman, dan bobot 100 biji.
Yudha Tri Baskara, Aldila Putri Rahayu, Anna Satyana Karyawati
Published: 30 December 2022
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 010, pp 673-683; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2022.010.12.03

Abstract:
Kedelai merupakan komoditas pangan penting di Indonesia yang berperan sebagai sumber protein nabati serta gizi bagi masyarakat. Produksi tanaman kedelai di Jawa Timur setiap tahun mengalami penurunan. Pentingnya upaya peningkatan hasil produksi kedelai untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat yang meningkat di Indonesia. Keberhasilan budidaya kedelai tidak terlepas dari media tanam dan kebutuhan unsur hara N yang banyak pada tanaman kedelai. Media tanam berfungsi untuk membantu tanaman berdiri tegak dan kebutuhan unsur hara yang diserap oleh akar. Rhizobium sp. merupakan bakteri yang berkemampuan sebagai penyedia unsur hara bagi tanaman kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari komposisi media tanam dan jumlah inokulan rhizobium terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai. Penelitian telah dilakukan di lahan screen house Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada bulan Juni sampai September 2021. Percobaan menggunakan metode rancangan acak kelompok (RAK) factorial. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji analisis ragam (uji F) dengan taraf 5%. Data yang menunjukkan perbedaan antar perlakuan akan diuji lanjut menggunakan uji beda nyata jujur (BNJ) pada taraf 5%. Terdapat interaksi antara komposisi media tanam dan jumlah inokulan rhizobium terhadap pertumbuhan tanaman kedelai, yaitu tinggi tanaman (14 hst), jumlah daun (35 dan 42 hst) dan bintil akar efektif. Pada kombinasi media dengan komposisi tanah : pupuk kandang kambing (3:1) ditambah inokulan rhizobium 9 g.kg-1 memberikan hasil lebih baik dibandingkan perlakuan lain pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah bintil akar efektif. Pada budidaya tanaman kedelai, penggunaan media dengan komposisi tanah : pupuk kandang kambing (3:1) dengan menambah inokulan rhizobium 9 g.kg-1 dapat meningkatkan pertumbuhan kedelai yang lebih optimal.
Rifqi Setiawan, Didik Hariyono
Published: 30 December 2022
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 010, pp 659-667; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2022.010.12.01

Abstract:
Jahe (Zingiber officinale) banyak diminati ketika Pandemik Covid 19 karena memiliki banyak manfaat. Unsur iklim mempunyai pengaruh penting dalam proses fisiologis tanaman jahe. Tujuan penelitian untuk mempelajari hubungan antara unsur iklim dengan produktivitas tanaman jahe di 3 kecamatan dan untuk menentukan unsur iklim yang dominan pengaruhnya terhadap produktivitas tanaman jahe di 3 kecamatan. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus - Oktober 2021 dengan metode survei di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Ngantang, Singosari, dan Tajinan. Teknik pengumpulan data penelitian dibagi menjadi 2. Data sekunder berupa unsur iklim dan produktivitas tanaman jahe dari 2002-2021 dianalisis dengan uji korelasi untuk mengetahui hubungan antar variabel apabila ditemukan hubungan dilanjutkan dengan uji regresi berganda. Data primer berupa data wawancara dianalisis dengan skala likert. Hasil menunjukkan suhu udara rata-rata terdapat hubungan terhadap produktivitas tanaman jahe di Kecamatan Ngantang, Singosari, dan Tajinan. Unsur iklim suhu udara rata-rata merupakan unsur iklim yang dominan dengan pengaruh sebesar 61.1%, 50%, dan 57.8% terhadap produktivitas tanaman jahe di Kecamatan Ngantang, Singosari, dan Tajinan.
Dewi Eka Sari, Sudiarso Sudiarso
Published: 30 December 2022
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 010, pp 709-716; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2022.010.12.07

Abstract:
Tomat merupakan salah satu tanaman sayuran buah yang memiliki kandungan gizi dan nilai ekonomis yang tinggi. Penggunaan pupuk anorganik dan pertanian intensif dapat mengakibatkan ketidakseimbangan unsur hara dan mikrobiologi di dalam tanah sedikit. Oleh karena itu, upaya dalam budidaya tanaman tomat dapat menggunakan pupuk kandang sapi dan PGPR. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui interaksi antara pupuk kandang sapi dan PGPR pada pertumbuhan dan hasil tanaman tomat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juni 2022. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan 2 faktor dan 3 ulangan, faktor pertama yaitu 3 taraf dosis pupuk kandang sapi yaitu S1 : dosis pupuk kandang sapi 5 ton ha-1, S2 : dosis pupuk kandang sapi 15 ton ha-1 dan S3 : dosis pupuk kandang sapi 25 ton ha-1 dan faktor kedua yaitu 3 taraf PGPR yaitu P1 : konsentrai PGPR 10 ml L-1, P2 : konsentrasi PGPR 20 ml L-1 dan P3 : konsentrasi PGPR 30 ml L-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis pupuk kandang sapi dan PGPR menunjukkan adanya interaksi pada parameter pertumbuhan yakni tinggi tanaman dan jumlah daun. Serta pada parameter hasil yakni jumlah buah, fruit set, bobot buah per tanaman, total bobot buah per petak, dan total bobot buah per hektar. Pemberian dosis pupuk kandang sapi 25 ton ha-1 dengan konsentrasi PGPR 30 ml L-1 mampu meningkatkan tinggi tanaman (32,49%), jumlah daun (8,43%), fruit set (70,42%), jumlah buah (14,24%), bobot buah per tanaman (14,21%), bobot buah per petak (14,06%) dan bobot buah per hektar (14,14%).
Adenita Cynthia, Agus Suryanto
Published: 26 November 2022
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 010, pp 632-638; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2022.010.11.05

Abstract:
Masalah keterbatasan tenaga kerja pada budidaya padi sawah banyak yang menggunakan mesin tanam bibit padi untuk menanam. Pilihan berbagai jarak tanam pada mesin tanam perlu diteliti untuk mengetahui jarak tanam yang efisien dalam pemeliharaan dan berpotensi meningkatkan produksi. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh berbagai jarak tanam dan jumlah bibit pada tanaman padi sawah varietas Inpari 32. Penelitan di lahan sawah Desa Mrican, Kabupaten Kediri bulan Januari 2020 hingga April 2020. Bahan yang digunakan meliputi benih padi sawah varietas Inpari 32, pupuk organik, pupuk anorganik, insektisida nabati dan insektisida kimia. Metode yang digunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan Petak Utama (PU) jarak tanam dan Anak Petak (AP) jumlah bibit yang diulang sebanyak 3 kali. Data hasil diuji dengan analisis ragam (uji F) dengan taraf 5% dan dilanjutkan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan jarak tanam yang sempit 30x11 cm dan jumlah bibit 6 bibit per lubang menyebabkan etiolasi panjang, mengurangi jumlah dan luas daun, jumlah anakan dan anakan produktif dan berat kering total tanaman, namun tidak mempengaruhi bobot 1000 butir. Jarak tanam lebar 30x22 cm mempunyai bobot gabah kering meningkatkan 21,69% daripada jarak tanam 30x17 cm dan 51,85% daripada jarak tanam sempit 30x11 cm. Jarak tanam sempit 30x11 cm menambah populasi tanaman menjadi 30 sehingga memberikan kompensasi penurunan hasil. Penggunaan 2 bibit per lubang menghasilkan bobot gabah kering per tanaman 10,24% lebih tinggi daripada 4 dan 6 bibit per lubang, hal sama pada bobot gabah per m2, 2 bibit per lubang menghasilkan 12,29% lebih tinggi.
Nadira Genta Ganeswara, Noer Rahmi Ardiarini
Published: 26 November 2022
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 010, pp 653-658; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2022.010.11.08

Abstract:
Keragaman adalah suatu sifat individu pada setiap populasi tanaman yang memiliki perbedaan antara tanaman yang lainnya. Besarnya kecilnya keragaman yang digunakan sangat menentukan keberhasilan pemuliaan tanaman. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keragaman di dalam 10 genotip selada. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Kecamatan Karangploso, km 4 Malang, Jawa Timur pada bulan Maret sampai Juni 2020. Bahan tanam yang digunakan dalam penelitian adalah 10 benih galur selada. Metode yang digunakan adalah seleksi individu. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada variasi keragaman di dalam genotip pada 10 genotip tanaman selada yang diamati pada karakter kualitatif. Terdapat 2 variasi keragaman pada karakter kuantitatif, yaitu keragaman rendah dan keragaman sedang. Nilai KV pada P1 dan P2 menunjukkan rendah pada karakter tinggi tanaman, lebar tajuk, jumlah daun dan luas daun. Sedangkan KV sedang pada karakter panjang akar dan berat segar. Nilai KV pada P3, P4, P7 dan P10 memiliki nilai rendah pada karakter tinggi tanaman, lebar tajuk, jumlah daun dan panjang akar. Adapun nilai KV sedang pada karakter luas daun dan berat segar. Berbeda halnya dengan P5 dan P6, semua karakter kuantitatif menunjukkan nilai KV rendah. P8 dan P10 menghasilkan nilai KV rendah pada karakter tinggi tanaman, lebar tajuk, jumlah daun. Karakter luas daun, panjang akar dan berat segar menunjukkan nilai KV sedang.
Shadrina Idzni Hanifah, Sudiarso Sudiarso
Published: 28 October 2022
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 010, pp 570-580; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2022.010.10.06

Abstract:
Jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) merupakan salah satu jenis jagung yang digemari masyarakat karena memiliki rasa yang manis, mudah diolah, dan memiliki kandungan gizi tinggi. Akan tetapi produktivitas jagung manis di Indonesia dari tahun 2016 hingga 2020 masih mengalami fluktuasi. Salah satu faktor penyebabnya yaitu budidaya tanaman jagung manis masih didominasi penggunaan pupuk anorganik. Penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan dapat mengurangi kesuburan tanah dan tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari interaksi penggunaan pupuk organik dan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Penelitian dilakukan pada bulan Februari-Juni 2022 di Lahan Percobaan Jatimulyo Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Kota Malang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan faktor I ialah dosis pupuk organik (tanpa pupuk organik, pupuk hijau C. juncea 20 ton ha-1, pupuk kandang kambing 20 ton ha-1, dan pupuk hijau C. juncea 10 ton ha-1 + pupuk kandang kambing 10 ton ha-1) dan faktor II ialah konsentrasi PGPR (tanpa PGPR, PGPR 10 ml l-1, dan PGPR 20 ml l-1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk hijau dan pupuk kandang serta PGPR memberikan interaksi yang mampu meningkatkan tinggi tanaman, luas daun, bobot kering tanaman, bobot segar tongkol, panjang dan diameter tongkol, serta hasil panen per hektar. Pemberian pupuk hijau 10 ton ha-1 + pupuk kandang 10 ton ha-1 dan PGPR 20 ml l-1 menunjukkan hasil panen tongkol sebesar 10,18 ton ha-1 dan mencapai 34% lebih tinggi jika dibandingkan hasil panen jagung manis tanpa pemberian pupuk organik dan PGPR.
Allisa Anastasya, Sudiarso Sudiarso
Published: 28 October 2022
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 010, pp 581-589; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2022.010.10.07

Abstract:
Tanaman bunga kol banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Penggunaan pupuk kimia dapat mengancam keseimbangan ekosistem dan menurunkan kesuburan tanah. Upaya dalam mengurangi penggunaan pupuk kimia yaitu dengan menggunakan pupuk organik cair. Penelitian ini untuk mengetahui, mengukur dan menganalisis pemberian jenis dan konsentrasi pupuk organik cair yang berbeda untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil bunga kol. Bahan yang digunakan yaitu pupuk ZA, pupuk SP-36, pupuk KCl, air, benih bunga kol varietas PM 126 F1, pupuk kandang kambing, POC Nasa, POC Green Tonik dan POC Bio Sugih. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan kombinasi perlakuan P1: POC Nasa 1 ml/l Air, P2: POC Nasa 2 ml/l Air, P3: POC Nasa 3 ml/l Air, P4: POC Green Tonik 1 ml/l Air, P5: POC Green Tonik 2 ml/l Air, P6: POC Green Tonik 3 ml/l Air, P7: POC Bio Sugih 1 ml/l Air, P8: POC Bio Sugih 2 ml/l Air, P9: POC Bio Sugih 3 ml/l Air. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April 2022 di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Kelurahan Jatimulyo, Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jenis dan konsentrasi POC Green Tonik 3 ml/l memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bunga kol. Pemberian POC Green Tonik 3 ml/l menghasilkan panen bunga kol per hektar sebesar 15,67 t ha-1 atau lebih tinggi 56,7% dibandingkan POC Green Tonik 1 ml/l. Kata kunci: Bio Sugih, Bunga Kol, Green Tonik, Nasa. Cauliflower plants are much favored by the people of Indonesia. The use of chemical fertilizers can threaten the balance of the ecosystem and reduce soil fertility. Efforts to reduce the use of chemical fertilizers are by using liquid organic fertilizers. This study was to determine, measure and analyze the application of different types and concentrations of liquid organic fertilizer to increase the growth and yield of cauliflower. The materials used were ZA fertilizer, SP-36 fertilizer, KCl fertilizer, water, cauliflower seeds of PM 126 F1 variety, goat manure, Nasa POC, Green Tonic POC and Bio Sugih POC. This study used a randomized block design (RAK) with a combination of treatments P1: POC Nasa 1 ml/l Water, P2: POC Nasa 2 ml/l Water, P3: POC Nasa 3 ml/l Water, P4: POC Green Tonic 1 ml/l l Water, P5: POC Green Tonic 2 ml/l Water, P6: POC Green Tonic 3 ml/l Water, P7: POC Bio Sugih 1 ml/l Water, P8: POC Bio Sugih 2 ml/l Water, P9: POC Bio Sugih 3 ml/l Water. The research was carried out from February to April 2022 at the Experimental Field of the Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya, Jatimulyo Village, East Java. The results showed that the type and concentration of POC Green Tonic 3 ml/l gave the best results on the growth and yield of cauliflower plants. Giving POC Green Tonic 3 ml/l resulted in cauliflower harvest per hectare of 15.67 t ha-1 or 56.7% higher than POC Green Tonic 1 ml/l. Keywords: Bio Sugih, Cauliflower, Green Tonic, Nasa.
Sri Ngenana Br Tarigan, Nur Edy Suminarti
Published: 28 September 2022
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 010, pp 492-498; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2022.010.09.04

Abstract:
Tanaman bit merah adalah tanaman hortikultura yang dikenal sebagai umbi bit. Umbi bit mulai diminati masyarakat, meski permintaannya belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Umbi bit umumnya tumbuh di daerah dataran tinggi, tetapi ada juga yang tumbuh di daerah dataran rendah. Namun, terdapat beberapa kendala dalam pengembangan tanaman bit di lahan kering diantaranya yaitu rendahnya tingkat ketersediaan air dan rendahnya tingkat ketersediaan N bagi tanaman. Oleh karena itu pemberian pupuk N (urea) diperlukan untuk merangsang pertumbuhan tanaman bit. Akan tetapi, penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan akan merusak kesehatan tanah, oleh karena itu penerapan PGPR diperlukan untuk mengendalikan dampak tersebut. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui interaksi antara dosis pupuk N dan konsentrasi PGPR terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bit merah di lahan kering serta menentukan dosis pupuk N dan konsentrasi PGPR yang tepat sehingga diperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman bit merah yang paling optimum. Penelitian dilaksanakan di Agro Techno Park Universitas Brawijaya yang terletak di Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang pada bulan April 2021 sampai dengan Juni 2021. Rancangan yang digunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan konsentrasi PGPR 20 ml/l air, dosis N optimum sebesar 83,58% (278,66 kg urea ha-1) mampu memperoleh hasil panen maksimum yaitu sebesar 14,63 ton ha-1. Namun demikian, pada perlakuan konsentrasi PGPR 10 ml/l air dengan dosis 100% N mampu memperoleh hasil panen yang lebih tinggi seebesar 1,98 ton ha-1 bila dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
Faris Aditya Widianto, Ninuk Herlina
Published: 28 September 2022
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 010, pp 501-508; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2022.010.09.06

Abstract:
Kota Malang merupakan kota yang terletak di Jawa Timur dengan jumlah penduduk 843,810 jiwa. Kota ini memiliki daya tarik pariwisata yang cukup tinggi sehingga terjadi perkembangan infrastruktur yang sangat pesat. Perkembangan perkotaaan selain menghasilkan dampak positif ternyata menghasilkan dampak negatif, salah satunya dapat menyebabkan pengelolaan ruang kota yang berat akibat oleh arus urbaniasi sehingga perlu adanya penataan yang tepat dalam pengelolaan tata ruang dalam suatu kota terutama pada kawasan hunian contohnya harus memiliki Ruang Terbuka Hijau yang sesuai. Pengambilan data dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari yaitu pada pukul 04.00 WIB dan 13.00 WIB. Pengukuran pada pukul 04.00 WIB berfungsi sebagai kontrol yaitu pada saat suhu udara minimum dan CO2 hanya berasal dari vegetasi di dalam ruang terbuka hijau. Sedangkan pada pukul 13.00 WIB di mana suhu udara maksimum dan CO2 berasal dari aktivitas manusia di sekitar ruang terbuka hijau. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan penyerapan CO2 di kedua perumahan dan tingkat kenyamanan di kedua perumahan pada pukul 04.00 WIB dan 13.00 WIB maka di analisis menggunakan uji T dengan menggunakan data konsentrasi CO2, intensitas cahaya dan kelembaban udara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ruang Terbuka Hijau yang terdapat pada perumahan Permata Jingga memiliki kerapatan tajuk sebesar 89,34% dan mempunyai vegetasi dengan daya serap CO2 lebih tinggi jika dibandingkan dengan beberapa jenis vegetasi lain yang terdapat pada perumahan Griya Shanta sehingga mempunyai Kemampuan lebih tinggi dalam penyerapan CO2. Berdasarkan nilai THI yang diperoleh kawasan hunian yang ada di perumahan Permata jingga lebih nyaman jika dibandingkan dengan perumahan Griya Shanta.
Ardiah Virana Putri, Aldila Putri Rahayu, Tatik Wardiyati
Published: 26 August 2022
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 010, pp 451-457; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2022.010.08.07

Abstract:
Anggrek (Dendrobium sp.) sebagai salah satu komoditas tanaman hias yang termasuk tanaman epifit dan cukup popular di Indonesia. Tanaman anggrek ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dan diminati konsumen cukup banyak. Produksi tanaman anggrek menunjukkan peningkatan pada tahun 2017 sebesar 20.045.577 tangkai, sedangkan pada tahun 2018 sebesar 24.717.840 tangkai (BPS, 2019). Permintaan yang terus meningkat harus diikuti dengan persediaan bibit dalam jumlah yang besar dan mutu yang baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh media tumbuh dan jenis pupuk daun yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman anggrek (Dendrobium sp.). Penelitian ini merupakan penelitian faktorial yang menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan menggunakan 2 faktorr yaitu faktor pertama sebagai petak utama adalah perlakuan pupuk daun Mamigro (P1), Super Bionik (P2), Grow Quick LB (P3) dan pada faktor kedua sebagai anak petak adalah perlakuan media tanam arang kayu (M1), moss hitam (M2), serabut kelapa (M3), arang sekam (M4). Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa terdapat interaksi antara penggunaan pupuk daun dengan media tanam terhadap panjang tanaman sebesar 8,30 cm, panjang daun sebesar 5,27 cm, jumlah daun 5,00 helai dan lebar daun sebesar 0,48 cm. Penggunaan pupuk daun Grow Quick LB dengan media tanam arang sekam menunjukkan hasil yang terbaik pada pertumbuhan tanaman anggrek.
Roona Roosyidah Nabilah, Euis Elih Nurlaelih, Sitawati Sitawati
Published: 26 August 2022
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 010, pp 427-434; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2022.010.08.04

Abstract:
Tanaman krisan (Chrysanthemum) merupakan tanaman hias potong atau tanaman hias pot. Permintaan tanaman krisan pot cukup banyak. Semakin banyak permintaan maka produksi juga akan semakin meningkat. Permasalahan yang terjadi yaitu ketersediaan bibit terbatas. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan pinching. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan pinching dan jumlah bibit yang paling sesuai terhadap pertumbuhan dan pembungaan krisan pot tipe spray yang memenuhi standar. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April – Juli 2021 di greenhouse Atha Flora yang berlokasi di Dusun Gondang Legi, Daungsengon, Tutur, Pasuruan, Jawa Timur yang berada pada ketinggian 900 mdpl dan memiliki suhu rata-rata harian 24ºC. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 ulangan dan terdiri dari 9 perlakuan yaitu: (P1N1) tanpa pinching 4 bibit per pot, (P1N2) tanpa pinching dengan 3 bibit per pot, (P1N3) tanpa pinching 2 bibit per pot, (P2N1) single pinching 4 bibit per pot, (P2N3) single pinching 2 bibit per pot, (P2N2) single pinching 3 bibit per pot, (P3N1) double pinching 4 bibit perpot, (P3N2) double pinching 3 bibit per pot, (P3N3) double pinching 2 bibit per pot. Hasil menunjukkan perlakuan pinching dan pengurangan jumlah bibit per pot dapat meningkatkan jumlah daun, luas daun, jumlah cabang, dan menambah umur vase life. Akan tetapi menurunkan diameter bunga, memperpanjang waktu muncul bunga dan coloring. Perlakuan double pinching dengan penggunaan bibit 2 per pot mampu menghemat penggunaan bibit hingga 50 % dengan kualitas yang sama dengan 4 bibit per pot.
Devira Cantika, Arifin Noor Sugiharto
Published: 26 August 2022
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 010, pp 458-464; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2022.010.08.08

Abstract:
Jagung ketan memiliki kandungan amilopektin yang lebih tinggi daripada jagung lainnya. Permintaan jagung ketan untuk industri pakan terus meningkat. Peningkatan produksi jagung ketan dapat menggunakan varietas unggul. Pembentukan varietas unggul memerlukan galur yang memiliki karakter unggul sebagai tetua. Dalam penentuan tetua unggul dilakukan proses penilaian penampilan melalui keragaan sebagai identitas galur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaan karakter kualitatif dan kuantitatif, untuk menduga nilai heritabilitas arti luas dan koefisien keragaman genetik, dan untuk mendapatkan tetua potensial. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Areng-areng, Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur pada September - Desember 2021. Bahan tanam yang digunakan berupa koleksi benih jagung ketan dari CV. Blue Akari yaitu galur S2 hasil persilangan (jagung ketan x jagung ungu manis). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan yaitu galur sejumlah 13 perlakuan, setiap perlakuan terdapat 39 satuan percobaan. Variabel pengamatan tanaman yang diamati terbagi menjadi 2 yaitu, karakter kualitatif dan karakter kuantitatif. Analisis karakter kualitatif berdasarkan metode skoring masih terdapat keragaman. Analisis karakter kuantitatif berdasarkan Analisis ragam terdapat beberapa karakter kuantitatif yang berbeda nyata. Analisis KKG memiliki keragaman yang tergolong rendah berkisar antara 0,48 – 10,88%, sedangkan nilai KKF tergolong rendah hingga agak rendah berkisar antara 0,53 – 35,33%. Pendugaan heritabilitas tergolong rendah hingga tinggi berkisar antara 0,058 – 97,79%. Galur yang berpotensi untuk dijadikan tetua unggul yaitu JP-D3, JP-D7, JP-D8, JP-D10, JP-D11, dan JP-D13 karena memiliki keunggulan dan keseragaman pada karakter kualitatif dan karakter kuantitatif.
Evita Dwi Yustikasari, Sumeru Ashari
Published: 27 April 2022
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 10, pp 260-267; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2022.010.04.07

Abstract:
Jagung manis merupakan tanaman yang sangat memerlukan kecukupan akan kebutuhan unsur hara. Unsur hara di peroleh tanaman dari dalam tanah maupun dari penambahan pupuk organik dan anorganik. Penggunaan pupuk anorganik berlebihan menyebabkan degradasi lahan. Pengurangan penggunaan pupuk anorganik dapat dimulai dengan penambahan pupuk organik vermikompos. Tujuan penelitian ini mempelajari interaksi antara pupuk vermikompos dan pupuk anorganik, untuk menentukan dosis pupuk organik vermikompos dan anorganik yang tepat pada budidaya tanaman jagung manis. Peneitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2014 di Dusun Ngujung, Kecamatan Batu. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok yang di susun secara faktorial (RAK Faktorial) yang terdiri dari faktor pertama Vermikompos ton ha-1 (K) dan faktor 2 Anorganik kg ha-1 (V) Masing-masing faktor terdiri dari 3 taraf yang diulang 3 kali. Parameter pengamatan adalah parameter pertumbuhan. Hasil penelitian menunjukan bahwa Terdapat interaksi nyata antara pemberian pupuk vermikompos dengan pupuk anorganik terhadap parameter pertumbuhan. Terdapat interaksi nyata antara pemberian pupuk vermikompos dengan pupuk anorganik. Pada parameter pertumbuhan yaitu tinggi tanaman, luas daun, indeks luas daun, bobot kering total tanaman. Pertumbuhan tanaman terbaik pada pada perlakuan vermikompos 5 ton ha-1 dengan penambahan pupuk anorganik Urea 150 kg ha-1, SP36 50 kg ha-1, KCl 25 kg ha-1 dan tidak berbeda nyata dengan vermikompos 10 ton ha-1 dengan anorganik Urea 150 kg ha-1, SP36 50 kg ha-1, KCl 25 kg ha-1. Kata kunci : Jagung Manis, Vermikompos, Pupuk Anorganik, Pertumbuhan
Euis Elih Nurlaelih, Utari Putri Anbarwati, Dewi Ratih Rizki Damaiyanti, Frelyta Ainun Zahro
Published: 27 April 2022
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 10, pp 242-250; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2022.010.04.05

Abstract:
Produksi benih mentimun dipengaruhi oleh waktu masaknya bunga jantan dan bunga betina. Ketersediaan bunga jantan dan bunga betina juga mempengaruhi hasil benih mentimun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu penyerbukan dan proporsi bunga jantan dengan bunga betina terhadap hasil dan kualitas benih mentimun. Penelitian dilaksanakan di Desa Tumpuk, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek yang dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2014. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial. Faktor 1 adalah waktu penyerbukan yang terdiri 3 level yaitu (W1) pukul 06.00-07.00, (W2) pukul 08.00-09.00, dan (W3) pukul 10.00-11.00. Faktor 2 adalah proporsi buga jantan dengan bunga betina 3 level yaitu P1 = 1 ♀ : 1 ♂, P2 = 2 ♀ : 1 ♂, dan P3 = 3 ♀ : 1 ♂. hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan waktu penyerbukan memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah buah panen, bobot buah pertanaman, panjang buah, jumlah benih pertanaman, bobot benih pertanaman, persentase benih bernas, bobot 100 biji, keserempakan perkecambahan, dan daya kecambah. Proporsi bunga jantan dengan bunga betina menunjukkan pengaruh nyata terhadap bobot buah pertanaman, panjang buah, jumlah benih pertanaman, bobot benih pertanaman, persentase benih bernas, bobot 100 biji, keserempakan perkecambahan, dan daya kecambah. Interaksi nyata antara proporsi bunga betina dengan bunga jantan dan waktu penyerbukan ditunjukkan pada diameter buah dan jumlah benih pertanaman. Kata kunci: Mentimun, Waktu Penyerbukan, Rasio Bunga Jantan-betina, dan Kualitas Benih.
Fauzi Ashar, Agus Suryanto, Rima Putri Dewantari, Nur Edy Suminarti, Setyono Yudo Tyasmoro
Published: 27 April 2022
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 10, pp 226-234; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2022.010.04.03

Abstract:
Salah satu teknik budidaya untuk meningkatkan produksi tanaman kedelai yang maksimum yaitu dengan memodifikasi iklim mikro di sekitar tanaman, salah satunya adalah dengan menggunakan mulsa dimana selain dapat memperbaiki iklim mikro, mulsa juga berfungsi dapat menghambat pertumbuhan gulma. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh dari kombinasi ukuran mulsa jerami padi dan frekuensi waktu penyiangan gulma pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai serta menentukan kombinasi ukuran mulsa jerami padi dan waktu penyiangan gulma yang tepat agar diperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai paling tinggi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2014 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Malang. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok sederhana, dengan menempatkan 9 perlakuan yaitu M0 : tanpa mulsa + tanpa disiang; M1 : mulsa jerami tanpa dicacah + tanpa disiang; M2 : mulsa jerami tanpa dicacah + disiang umur 24 hst; M3 : mulsa jerami tanpa dicacah + disiang umur 44 hst; M4 : mulsa jerami tanpa dicacah + disiang umur 24 dan 44 hst; M5 : mulsa jerami dicacah + tanpa disiang; M6 : mulsa jerami dicacah + disiang umur 24 hst; M7 : mulsa jerami dicacah + disiang umur 44 hst; M8 : mulsa jerami dicacah + disiang umur 24 dan 44 hst. Kata kunci: Kedelai, Gulma, Mulsa jerami padi, Waktu penyiangan.
Exaudi Kirana T Simorangkir, Nunun Barunawati
Published: 14 June 2022
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 10, pp 216-327; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2022.010.06.02

Abstract:
Buncis merupakan salah satu produk hortikultura yang banyak diminati oleh masyarakat karena memiliki kandungan gizi yang bermanfaat bagi kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari interaksi dosis dan waktu pemberian pupuk NPK majemuk terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buncis, mempelajari pengaruh aplikasi dosis pupuk NPK majemuk terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buncis, dan mempelajari pengaruh waktu pengaplikasian pupuk NPK majemuk terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buncis. Penelitian dilaksanakan pada Agustus sampai November 2021, di Lahan Percobaan dengan ketinggian berkisar 460 meter diatas permukaan laut dengan suhu rata-rata berkisar antara 20°C-28°C. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas 9 perlakuan dengan 2 faktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara perlakuan dosis dan waktu aplikasi pupuk NPK majemuk terhadap pertumbuhan tanaman buncis. Pada parameter pertumbuhan, parameter yang berbeda nyata dan memiliki interaksi yaitu pada parameter panjang tanaman, jumlah daun, jumlah ruas, dan luas daun. Parameter pertumbuhan yang tidak memiliki pengaruh yang berbeda nyata yaitu pada parameter jumlah daun 21 HST dan jumlah ruas pada 12 dan 35 HST. Sedangkan hasil tertinggi dan pengaruh nyata pada hasil panen tanaman buncis diperoleh dari pemberian dosis pupuk NPK 300 kg ha-1 (P2) dengan waktu aplikasi saat tanam (W1) pada parameter jumlah bunga, jumlah polong, dan bobot polong sedangkan pada parameter panjang polong hasil tertinggi diperoleh pada dosis 250 kg ha-1 (P1) dan waktu aplikasi saat tanam, 7 HST dan 14 HST (W3).
Ahnan Mubarok, Agus Suryanto
Published: 27 April 2022
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 10, pp 235-241; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2022.010.04.04

Abstract:
Tanaman Ubi kayu merupakan salah satu tanaman bahan pangan utama selain tanaman biji-bijian dan tanaman kentang. Budidaya ubi kayu sering dilakukan dengan pola tanam tumpangsari dengan berbagai cara yang ditujukkan untuk mengoptimalkan penggunaan lahan. Pengaturan waktu tanam dan jumlah bibit dalam tumpangsari yaitu untuk mengatur daya kompetisi antar tanaman pokok dengan tanaman sela. Salah satu tanaman yang sering ditanam secara tumpangsari dengan ubi kayu adalah tanaman padi gogo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan September 2021 di lahan pertanian Universitas Brawijaya, Mrican, Kediri. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan menempatkan waktu tanam (-7 hst, 0 hst, 7 hst) pada petak utama, dan jumlah benih (2 benih, 4 benih, 6 benih) pada anak petak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola tanam tumpangsari dengan pengaturan waktu tanam dan jumlah benih per lubang tanam padi gogo memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman ubi kayu. Berdasarkan analisa ragam perlakuan W3 memberikan pengaruh nyata pada luas daun, bobot kering, dan jumlah ubi kayu tertinggi. Perlakuan 2 benih per lubang tanam (J3) menghasilkan luas daun dan jumlah umbi tertinggi.
Ferina Rizqiasari, Titin Sumarni
Published: 27 April 2022
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 10, pp 268-275; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2022.010.04.08

Abstract:
Produktivitas jagung di Indonesia masih terbilang rendah. Hal ini dikarenakan hasil tersebut masih kurang dari rata-rata produktivitas jagung bersari bebas yang dapat mencapai 8 t ha-1 dan varietas jagung hibrida yang dapat mencapai 13 t ha-1. Pengaturan jarak tanam yang sesuai merupakan salah satu program intensifikasi untuk meningkatkan produktivitas tanaman. Selain itu, peningkatan hasil tanaman juga dapat dilakukan dengan mengatur intersepsi dan penyerapan energi radiasi matahari serta menciptakan kondisi yang optimal melalui defoliasi daun dan bunga jantan. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan kombinasi jarak tanam dan defoliasi yang tepat pada pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.). Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret - Juni 2021 di Desa Suko, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok non-faktorial dengan kombinasi jarak tanam dan defoliasi yang terdiri dari 9 perlakuan, yaitu : Jarak tanam 75 × 20 cm + Tanpa Defoliasi, Jarak tanam 75 × 20 cm + Defoliasi 25%, Jarak tanam 75 × 20 cm + Defoliasi 50%, Jarak tanam 60 × 25 cm + Tanpa Defoliasi, Jarak tanam 60 × 25 cm + Defoliasi 25%, Jarak tanam 60 × 25 cm + Defoliasi 50%, Jarak tanam 50 × 30 cm + Tanpa Defoliasi, Jarak tanam 50 × 30 cm + Defoliasi 25% dan Jarak tanam 50 × 30 cm + Defoliasi 50%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak tanam 75 × 20 cm dan Jarak tanam 60 × 25 cm yang dikombinasikan dengan tanpa defoliasi, defoliasi 25% dan defoliasi 50% menghasillkan bobot pipilan kering hasil per ha dan bobot 100 biji cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan Jarak tanam 50 × 30 cm yang dikombinasikan dengan tanpa defoliasi, defoliasi 25% maupun defoliasi 50%. Perlakuan jarak tanam 60 × 25 cm + defoliasi 25% mampu menghasilkan jagung 11,02 t ha-1 meningkat 3,57% dibandingkan dengan perlakuan jarak tanam 60 × 25 cm + tanpa defoliasi dengan hasil 10,64 t ha-1.
Muhammad Ario Pambudi, Euis Elih Nurlaelih, Agus Suryanto
Published: 12 March 2022
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 10, pp 196-202; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2022.010.03.07

Abstract:
Pertanian perkotaan merupakan salah satu bukti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang pertanian, disisi lain tanaman cabai rawit menjadi salah satu sayuran yang banyak dibutuhkan masyarakat dan mudah dibudidayakan diperkotaan, dengan demikian tanaman cabai rawit dapat dibudidayakan pada lahan yang sempit dengan cara menanamnya secara vertikultur. Pada budidaya vertikultur memiliki kendala yaitu tidak meratanya distribusi cahaya matahari dan air bagi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh intensitas radiasi matahari yang datang dari empat mata angin dan interval penyiraman terhadap produktivitas tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) secara vertikultur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Agustus 2021 di Wonosari Go Green Malang, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan petak tersarang (Nested Design) dengan 2 faktor dan 3 kali ulangan. Faktor pertama yaitu arah penyinaran dan faktor kedua yaitu interval penyiraman. Hasil Pengamatan panen menunjukkan perlakuan radiasi matahari yang datang dari arah barat dengan interval penyiraman 2 kali sehari memberikan hasil total buah cabai per tanaman dan total bobot buah tertinggi dibanding dengan interaksi perlakuan lain.
Debora Simanjuntak, Titin Sumarni
Published: 12 March 2022
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 10, pp 160-167; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2022.010.03.03

Abstract:
Keterbatasan lahan menjadi kendala dalam melakukan budidaya tanaman sehingga mengakibatkan menurunnya produksi tanaman. Tumpangsari merupakan suatu pola tanam dengan membudidayakan lebih dari satu jenis tanaman pada satu area lahan dalam waktu yang bersamaan atau hampir bersamaan dan salah satu upaya dari intensifikasi pertanian. Penelitian bertujuan untuk mengetahui respon tanaman tomat terhadap berbagai jenis tanaman sela. Penelitian dilaksanakan pada bulan April – Juli 2021 di Kebun Percobaan Jatimulyo Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 6 kombinasi perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah tomat monokultur (P1), tomat + kangkung (P2), tomat + kailain (P3), tomat + sawi (P4), tomat + selada (P5) dan tomat + bayam (P6). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tumpangsari tomat dan selada memberikan produktivitas tertinggi yaitu 77.79 ton/ha dan produktivitas terendah yaitu 55.00 ton/ha pada tumpangsari tomat dan bayam. Tumpangsari tomat dan selada memberikan NKL tertinggi sebesar 1.79 dan NKL terendah terdapat pada tumpangsari tomat dan bayam sebesar 1.43
Zikry Ramadhan, Ariffin Ariffin
Published: 11 February 2022
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 10, pp 69-77; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2022.010.02.01

Abstract:
Produktivitas tanaman sawi masih tergolong rendah. Salah satu usaha dalam meningkatkan produktifitas tanaman sawi ialah dengan memperhatikan iklim mikro untuk mendukung pertumbuhannya, perlu diketahui sifat tanaman terkait dengan iklim yang sesuai dengan pertumbuhannya. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mempelajari pengaruh perlakuan jarak tanam terhadap iklim mikro tanaman, untuk mempelajari pengaruh perlakuan varietas tanaman terhadap iklim mikro tanaman, untuk memplajari interaksi antara perlakuan jarak tanam dan perlakuan varietas terhadap iklim mikro tanaman, dan untuk memplajari perlakuan jarak tanam dan varietas yang memiliki daya tumbuh yang sesuai. Penelitian ini di laksanakan di Agro Techno Park, Universitas Brawijaya Jalan Cangar, Kecamatan Bumiaji, Batu, Jawa Timur dari bulan November sampai bulan Januari 2021. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAK F), yang terdiri dari 9 perlakuan yaitu, jarak tanam 20 cm x 25 cm varietas tosakan, jarak tanam 20 cm x 25 cm varietas shinta, jarak tanam 20 cm x 25 cm varietas dora, jarak tanam 25 cm x 25 cm varieatas tosakan, jarak tanam 25 cm x 25 cm varietaas shinta, jarak tanam 25 cm x 25 cm varietas dora, jarak tanam 30 cm x 25 cm varietas tosakan, jarak tanam 30 cm x 25 cm varietas shinta, jarak tanam 30 cm x 25 cm varietas dora, dan 3 kali ulangan sehingga diperoleh 27 satuan plot percobaan. Hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa terdapat interaksi antara perlakuan jarak tanam dengan varietas terhadap parameter kelembaban udara, suhu udara, dan luas daun.
Ketrin Gracia Dyah Riadi, Nunun Barunawati
Published: 11 February 2022
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 10, pp 105-111; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2022.010.02.05

Abstract:
Strawberry merupakan tanaman subtropis yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan saat ini sudah banyak dikembangkan di Indonesia, salah satunya di Pulau Lombok. Desa Senaru, Lombok Utara yang berada pada dataran medium di ketinggian 750 mdpl memiliki potensi ekologi untuk budidaya strawberry. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi antara dosis pupuk KCl dan komposisi media tanam tanah dan kompos terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman strawberry varietas Sweet Charlie, untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk KCl terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman strawberry varietas Sweet Charlie, dan untuk mengetahuii pengaruh komposisi media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman strawberry varietas Sweet Charlie. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Juli 2021 di Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Lombok Utara. Penelitian merupakan percobaan faktorial yang dirancangkan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Faktor pertama adalah dosis pupuk kalium yang terdiri dari 3 level yaitu pupuk kalium 120 kg/ha (K1), pupuk kalium 240 kg/ha (K2) dan pupuk kalium 360 kg/ha (K3), dan faktor kedua yaitu media tanam yang terdiri dari 3 level yaitu tanah : kompos (1 : 1) (M1), tanah : kompos (1 : 2) (M2), tanah : kompos (2 : 1) (M3). Setiap kombinasi diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara perlakuan dosis pupuk KCl dan komposisi media tanam terhadap variabel total jumlah buah dan total bobot buah. Dosis pupuk KCl 120 kg ha-1 dan komposisi media tanam tanah : kompos (1 : 2) (K1M2) memberikan hasil terbaik pada total jumlah buah dan total bobot buah.
Diana Audina, Ellis Nihayati
Published: 12 March 2022
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 10, pp 178-185; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2022.010.03.05

Abstract:
Kedelai merupakan komoditas pertanian penting di Indonesia, karena dapat digunakan sebagai pangan, pakan maupun bahan baku industri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari dan mendapatkan pengaruh berbagai dosis pupuk NPK dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni – September 2021 di Desa Mekarwangi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini merupakan percobaan faktorial yang dirancang dengan Rancangan Acak Kelompok. Faktor pertama yaitu jarak tanam yang terdiri dari 3 taraf, yaitu J1: 40 x 15 cm, J2: 40 x 25 cm, dan J3: 40 x 35 cm. Faktor kedua yaitu dosis pemupukan NPK yang terdiri atas 4 taraf, yaitu P1: 200 kg ha-1, P2: 250 kg ha-1, P3: 300 kg ha-1, dan P4: 350 kg ha-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara jarak tanam dan pupuk NPK terhadap bobot 100 biji tanaman kedelai. Tidak terdapat pengaruh interaksi yang nyata dari pemberian jarak tanam dan dosis pupuk NPK terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang produktif, jumlah polong total, jumlah polong isi, jumlah polong hampa, bobot 100 biji kering, bobot biji per tanaman, hasil panen per petak, dan hasil panen per hektar. Pada jarak tanam 40 x 35 cm dan 40 x 25 cm memberikan pengaruh sama terhadap parameter jumlah polong hampa tanaman kedelai. Jarak tanam 40 x 35 cm memberikan hasil paling tinggi pada parameter bobot biji per tanaman, jumlah cabang produktif, jumlah polong total, jumlah polong isi per tanaman dan bobot biji per tanaman.
Krisna Reza Darmawan, Agus Suryanto
Published: 11 February 2022
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 10, pp 112-118; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2022.010.02.06

Abstract:
Kailan (Brassica oleraceae sp.) merupakan sayuran yang berasal dari Negara Cina yang mirip dengan tanaman sawi dan kembang kol. Kailan mempunyai gizi yang tinggi dan bermanfaat bagi kesehatan. Kebutuhan kailan bagi masyarakat semakin meningkat seiring berjalannya waktu dan meningkatnya kepadatan penduduk khususnya di daerah perkotaan. Sedangkan luas lahan di perkotaan semakin sedikit untuk dilakukannya kegiatan budidaya kailan. Salah satu upaya untuk mengatasi hal ini adalah melakukan teknik budidaya hidroponik. Selain larutan nutrisi, faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman yaitu media tanam. Kekurangan rockwool adalah harganya yang masih terbilang mahal karena masih impor. Penggunaan media tanam dari limbah rumah tangga seperti spons dapat menjadi alternatif dalam mengganti rockwool yang memiliki harga relatif mahal. Selain spons, pecahan batu bata dapat digunakan sebagai media tanam. Penelitian dilaksanakan di Desa Ngunut, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga Mei 2021. Perlakuan pemberian konsentrasi nutrisi 6 ml.l-1 dengan media tanam rockwool memberikan hasil tertinggi pada pengamatan parameter pertumbuhan. Perlakuan pemberian konsentrasi nutrisi memiliki hasil yang berbeda nyata pada parameter hasil. Sedangkan perlakuan penggunaan jenis media tanam memiliki hasil yang tidak berbeda nyata pada parameter hasil.
Cecelia Tiana Noverani, Sudiarso Sudiarso
Published: 11 January 2022
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 10, pp 35-44; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2022.010.01.05

Abstract:
Tomat adalah salah satu sayuran buah yang cukup diminati oleh masyarakat karena memiliki banyak manfaat serta rasa yang enak. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui apakah terdapat interaksi pengaruh PGPR dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-September 2021 di Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Penelitian merupakan percobaan yang dirancang dengan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) yang terdiri dari dengan 2 faktor dan didapatkan 9 kombinasi perlakuan sehingga terdapat 27 unit percobaan. Faktor pertama yaitu penggunaan PGPR : P0: Tanpa PGPR, P5: 5 L/ ha, dan P10: 10 L/ ha. Faktor kedua yaitu jarak tanam: J0: 70x 50 cm, J1: 60 x 50 cm , dan J2: 50 x 50 cm . Hasil penelitian menunjukkan bahwa Interaksi antara pengaplikasian PGPR dan pengaturan jarak tanam dapat dilihat dari data tinggi tanaman pada 2-4 MST dengan presentase peningkatan sebesar 56,3%, data jumlah daun dari 2-4 MST dengan presentase peningkatan sebesar 51,43%, data bobot segar tanaman per minggu pada 2-4 MST dengan presentase peningkatan sebesar 26,76%, data bobot kering tanaman per minggu pada 2-4 MST dengan presentase peningkatan sebesar 46,65%, data jumlah buah per tanaman dengan presentase peningkatan sebesar 55,76%, data bobot buah per tanaman 183,56%, dan data hasil panen per-hektar dengan presentase peningkatan sebesar 69,67%. Dosis PGPR 5L/ha dan PGPR 10L/ha dapat digunakan di seluruh jarak tanam.
Mukhlash Amali, Andy Soegianto, Budi Waluyo
Published: 11 January 2022
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 10, pp 1-9; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2022.010.01.01

Abstract:
Jarak kepyar (Ricinus communis L.) tergolong dalam famili Euphorbiaceae. Tanaman ini berpeluang secara ekonomis. Bijinya mengandung minyak hingga 40-60%. Minyak jarak kepyar dapat dimanfaatkan ke banyak kegunaan di dunia industri di antaranya sumber bahan bakar biodesel, bahan kosmetika, polimer plastik berupa resin dan cat. Produksi jarak kepyar di Indonesia masih fluktuatif. Salah satu cara dalam meningkatkan produktivitas tanaman jarak kepyar ialah dengan pemuliaan tanaman. Untuk memperoleh varietas yang memiliki sifat yang unggul diperlukan adanya keragaman genetik. Keragaman genetik merupakan hal mendasar agar seleksi bisa berjalan efektif. Adapun karakteristik fisik biji jarak kepyar sendiri dapat digunakan sebagai dasar dalam kegiatan seleksi. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui keragaman karakter kuantitatif dan kualitatif biji pada 22 genotipe jarak kepyar sebagai dasar dalam seleksi. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya di Jatimulyo, Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Juli 2021. Bahan yang digunakan dalam penelitian ialah 22 genotipe jarak kepyar hasil seleksi tahan layu fusarium, pupuk NPK dan urea, deskriptor UPOV (Ricinus communis L.), polibag 40×40 cm, tanah, dan air. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok diulang 2 kali. Setiap plot terdiri dari 3 tanaman. Jarak antar plot 60x60 cm. Pengamatan dilakukan pada karakter kuantitatif dan kualitatif biji jarak kepyar. Hasil analisis menunjukkan hasil yang sangat nyata. Nilai koefisien variasi genetik (KVG) dan koefisien variasi fenotip (KVF) diperoleh hasil berkriteria rendah hingga tinggi pada karakter kuantitatif biji. Sedangkan pada karakter kualitatif biji diperoleh nilai koefisien kemiripan yang rendah atau keragaman genetik yang tinggi.
Raden Rubi Robana, Dick Dick Maulana, Irfan Sudrajat
Published: 14 April 2023
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 011, pp 225-233; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2023.011.04.02

Abstract:
Padi merupakan salah satu komoditas pangan penting di kalangan masyarakat Indonesia dalam menunjang kebutuhan makanan pokok. Konsumsi beras di Indonesia sangat tinggi, rata-rata 130 kg/kapita/tahun. Tetapi, produktivitasnya masih rendah diakibatkan oleh berbagai kendala. Kendala utama usaha tani padi yaitu pemilihan kultur teknik yang kurang tepat untuk memunculkan pertumbuhan yang optimal. Beberapa kultur teknik yang dapat meningkatkan pertumbuhan adalah pelaksanaan umur bibit pindah tanam, pengaturan jarak tanam dan penggunaan jumlah bibit perumpun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jumlah bibit perumpun, jarak tanam dan umur pindah tanam yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman padi. Penelitian ini menggunakan kultivar padi yang dilepas oleh Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BBPADI) Subang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 9 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan umur pindah tanam 0 HSTB Tanam Benih Langsung (TABELA) berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah anakan produktif) tanaman padi. perlakuan 2 bibit per rumpun berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan (jumlah anakan) panen tanaman padi.
Anatje Lihiang, Ferny M. Tumbel, Meity N. Tanor, Regina R. Butarbutar
Published: 14 April 2023
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 011, pp 219-224; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2023.011.04.01

Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kerapatan tanaman terbaik pada pertumbuhan dan hasil tanaman dan pengaruh interaksi antara kerapatan tanaman dan pupuk nitrogen terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman paprika. Lahan penelitian berada di ketinggian 600 m dpl, dengan suhu 24 – 26 oC. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah polibag 9 kg, meteran, alat tulis, gunting, kamera, timbangan analitik, dan ayakan. Bahan yang digunakan selama penelitian adalah benih paprika merah, tanah, kompos, pupuk urea (N) dan air. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 48 percobaan. Petak perlakuan penelitian ini adalah: N0: Tanpa pupuk nitrogen (Urea), N1: Pupuk nitrogen 50 kg/ha, N2: Pupuk Nitrogen 100 kg/ha, N3: Pupuk Nitrogen 150 kg/ha dan K1: 20 x 20 Cm, K2: 30 x 30 cm, K3: 40 x 40 cm, K4: 50 x 50 cm. Apabila terdapat pengaruh yang berbeda nyata pada perlakuan, maka dilanjutkan dengan menggunakan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) dengan taraf 5%. Pengamatan yang dilakukan meliputi: Tinggi tanaman, jumlah daun, bobot buah segar per tanaman dan per hektar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak tanam yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman seperti tinggi tanaman, jumlah daun dan hasil buah paprika adalah pada jarak tanaman 40 X 40 cm dengan pupuk urea 150 kg/ha. Begitu juga dengan berat segar per tanaman dan per hektar terdapat pada perlakuan yang sama yaitu pada perlakuan N3K3 (pupuk urea 150 kg/ha dan jarak tanam 40 X 40 cm) yang memberikan hasil tertinggi. Kata kunci : Jarak tanam, Paprika, Pertumbuhan tanaman, Urea.
Mohammad Rangga Ramasandy, Titin Sumarni
Published: 14 April 2023
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 011, pp 241-247; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2023.011.04.04

Abstract:
Mentimun (Cucumis sativus L.) adalah tanaman hortikultura dari famili Cucurbitaceae. Produktivitas mentimun di Indonesia tergolong rendah yaitu 10,67 ton ha-1 padahal potensinya mencapai 20 ton ha-1. Permintaan mentimun juga meningkat seiring dengan pertambahan penduduk. Upaya peningkatan pertumbuhan dan hasil mentimun dapat dilakukan dengan cara pemupukan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman. Penggunaan pupuk anorganik secara terus-menerus secara berlebihan menyebabkan kualitas tanah menurun sehingga perlu diimbangi dengan penggunaan pupuk organik. Kombinasi penggunaan pupuk organik dan anorganik diharapkan mampu menjaga kualitas tanah tetap optimal serta menyediakan unsur hara bagi tanaman dalam jumlah yang cukup. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang kambing dan pupuk N pada pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus hingga November 2022 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya di Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Rancangan yang digunakan adalah rancangan faktorial yang disusun dengan Rancangan Acak Kelompok. Faktor pertama adalah pupuk kandang kambing dengan 3 taraf, faktor kedua adalah pupuk N dengan 3 taraf sehingga terdapat 9 kombinasi perlakuan dan dilakukan 3 ulangan sehingga terdapat 27 satuan percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara dosis pupuk kandang dan pupuk N pada panjang tanaman, bobot buah per tanaman dan bobot buah per hektar. Pupuk kandang kambing berpengaruh pada jumlah daun, sedangkan pupuk N berpengaruh pada jumlah daun, panjang buah, diameter buah dan jumlah buah.
Shelfina Indrayanti, Sabaria Sabaria, Anisa Luthfia Basri, Muh Farid Bdr
Published: 31 March 2023
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 011, pp 153-160; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2023.011.03.01

Abstract:
Widuri adalah tanaman hias dengan daya tarik utama terletak pada keindahan daunnya dan termasuk tanaman hias yang secara komersial sangat prospektif dikembangkan. Akan tetapi, tanaman aglaonema ini memiliki kendala terkait pertumbuhan yang lambat. Oleh sebab itu, dilakukan perbanyakan melalui bioteknologi seperti kultur jaringan yang dipadukan dengan teknik mutasi agar mendapatkan tanaman yang tumbuh cepat, seragam dan bernilai tinggi. Untuk itu dikombinasikan bahan EMS karena terbukti dapat menyebabkan terjadinya mutasi titik dan bahan GA3 yang dapat meregenerasi tunas secara in vitro sehingga diperoleh kombinasi dengan konsentrasi terbaik dalam menginduksi variegata dan mengetahui heritabilitas keragaman dan pertumbuhan tanaman variegata aglaonema widuri. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap 2 Faktorial dengan faktor pertama yaitu EMS dengan konsentrasi (0%, 0.3%, 0.6%, 0,9) dan Faktor kedua yaitu GA3 dengan konsentrasi (0 ppm, 15 ppm, 30 ppm, 45 ppm) sehingga di peroleh hasil bahwa perlakuan yang memberikan data kecepatan tumbuh tunas, panjang tunas, banyak tunas yang paling baik adalah perlakuan E2G2 meliputi perlakuan EMS (E2) 0,6 % dan Konsentrasi GA3 (G2) 25 ppm. Selain itu, pada tahap analisis regresi semua variabel memiliki pengaruh terhadap variabel lain yang diamati, dan hasil analisis korelasi mengarah ke positif. Kemudian untuk hasil analisis nilai heritabilitas setiap variabel memiliki nilai heritabilitas yang tinggi, hal ini menunjukkan bahwa perbedaan pertumbuhan dan arah variegata dari setiap karakter, lebih banyak dipengaruhi oleh faktor genetik dibandingkan dengan faktor lingkungan. Olehnya, terdapat interaksi yang nyata berbagai konsentrasi perlakuan terhadap parameter yang di amati.
Meisy Ardianti, Moch Dawam Maghfoer
Published: 14 April 2023
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 011, pp 265-272; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2023.011.04.07

Abstract:
Soybean is one of the potential food crops that has a high vegetable protein content, which is around 40%. The aim of this study was to obtain an optimal combination of manure dose and PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) concentration on the growth and yield of soybean (Glycine max L.). The study used a randomized block design (RBD) with two factors repeated three times. The first factor is the dose of manure: K1 = 0 tons ha-1, K2 = 10 tons ha-1, and K3 = 20 tons ha-1. The second factor was the concentration of PGPR, namely P0 = 0 ml l-1, P1 = 5 ml l-1, P2 = 10 ml l-1, and P3 = 15 ml l-1. The results showed that there was no interaction between the treatment dose of manure and the PGPR concentration. Separately, the treatment dose of manure and concentration of PGPR had a significant effect on the parameters of plant height, number of leaves, stem diameter, leaf area, plant dry weight, number of productive nodes, number of pods per plant, percent of filled pods, dry seed weight, and weight of 100 seeds. The dose of manure 20 tons ha-1, was able to increase the dry seed yield to 21.42 g plant--1 and 2.91 tons ha-1, and the weight of 100 seeds was 30.49 g plant-1. While the application of PGPR with a concentration of 15 ml l -1 resulted in a dry seed weight of 21.11 g plant-1 and 2.93 tons ha-1 and a weight of 100 seeds of 30.09 g plamt-1, which was higher than without PGPR treatment.
Alif Almer Muhammad, Bambang Guritno
Published: 31 March 2023
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 011, pp 175-183; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2023.011.03.04

Abstract:
Hidroponik merupakan kegiatan budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah di dalam prosesnya. Terdapat berbagai sistem dalam melakukan budidaya secara hidroponik, salah satunya adalah hidroponik sistem sumbu (wick system). Sistem sumbu merupakan salah satu metode hidroponik yang memanfaatkan sumbu untuk mengalirkan larutan nutrisi ke media tanam. Salah satu tanaman yang cocok dibudidayakan dengan menggunakan hidroponik sistem sumbu adalah selada merah. Tanaman yang dibudidayakan secara hidroponik harus diberikan nutrisi dengan dosis yang tepat. Larutan nutrisi tepat dosis dan berimbang yang diberikan akan mendukung pertumbuhan tanaman dengan baik. Selain dosis nutrisi, pemilihan varietas juga menentukan hasil produksi tanaman yang dibudidayakan secara hidroponik. Salah satu faktor penentu produksi, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, yaitu sifat genetik yang dibawa oleh tanaman dan adaptasi tanaman terhadap lingkungan. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur pada bulan Desember 2021 hingga Februari 2022. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama yaitu varietas dan faktor kedua yaitu Konsentrasi Nutrisi. Dari hasil penelitian tidak diperoleh interksi antara perlakuan varietas dan konsentrsi nutrisi baik terhadap parameter pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah. Varietas red rapid selada merah memiliki bobot konsumsi, bobot total, dan kadar air lebih tinggi. Penggunaan nutrisi AB Mix dengan konsentrasi 500-1500 ppm tidak menunjukan perbedaan pada pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah.
Syela Nathasya Tuelah, Emma Mauren Moko, Helen Joan Lawalata, Regina Butarbutar
Published: 31 March 2023
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 011, pp 209-218; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2023.011.03.08

Abstract:
Tumbuhan paku memiliki tingkat sebaran yang tinggi serta tingkat keanekaragaman spesies yang tinggi. Keanekaragaman jenis tumbuhan paku memiliki manfaat bagi kehidupan karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi misalnya tumbuhan paku-pakuan dapat dijadikan sumber obat tradisional, sebagai tanaman hias serta berperan dalam menjaga keseimbangan hutan, namun informasi tentang jenis serta nilai kegunaannya masih kurang diketahui oleh masyarakat. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melakukan identifikasi dan mengetahui indeks keragaman tumbuhan paku-pakuan di kawasan hutan Rurukan Kecamatan Tomohon Timur, Sulawesi Utara. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei eksploratif dengan cara melakukan penjelajahan di setiap stasiun atau plot penelitian. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara purposive sampling pada stasiun atau plot yang telah ditentukan. Analisis data dilakukan dengan metode kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kawasan hutan Rurukan Kecamatan Tomohon Timur terdapat 11 jenis tumbuhan paku dari 8 famili, dengan indeks keanekargaman yang dikategorikan pada tingkat keanekaragaman sedang.
Achmad Riadhul Ikhsan, Nurul Aini
Published: 14 April 2023
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 011, pp 258-264; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2023.011.04.06

Abstract:
Melon merupakan salah satu komoditas buah-buahan semusim yang digemari oleh masyarakat karena mempunyai banyak keunggulan pada rasanya yang enak. Namun produktivitas buah melon di indonesia dari tahun 2017-2019 mengalami hasil panen yang naik turun. Demi meningkatkan produktivitas buah melon agar optimum diperlukan teknologi budidaya pertanian untuk meningkatkan hasil dan kualitas buah melon. Diperlukan budidaya dengan sistem hidroponik untuk meningkatkan hasil tanaman melon dengan penambahan Kalium dan Giberelin. Kalium dapat meningkatkan kualitas buah melon dan Giberelin berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tanaman dan perkembangan buah. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh interaksi antara penambahan Kalium dan Giberelin dengan konsentrasi yang berbeda terhadap pertumbuhan, hasil dan kualitas buah Melon. Penelitian ini telah dilaksanakan di Greenhouse Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya mulai November 2020-Maret 2021. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Petak Terbagi (RPT). Perlakuan konsentrasi Kalium pada pupuk KNO3 ditempatkan di petak utama. Sedangkan perlakuan konsentrasi Giberelin ditempatkan pada anak petak. Hasil Penelitian menunjukan perlakuan penambahan Kalium berpengaruh terhadap variabel tebal daging buah melon yang dipengaruhi oleh Giberelin. Penambahan KNO3 menunjukan pengaruh yang berbeda nyata pada variabel luas daun, berat kering tanaman, berat buah, diameter buah dan kemanisan buah melon. Sedangkan perlakuan Giberelin juga menunjukan hasil yang berbeda nyata pada variabel luas daun, berat kering tanaman dan diameter buah melon. Perlakuan Giberelin dengan konsentrasi 60 ppm mampu menghasilkan berat buah melon tertinggi.
Nurmi Nurmi, Nikmah Musa, Angry Pratama Solihin
Published: 31 March 2023
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 011, pp 161-166; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2022.011.03.02

Abstract:
Tanaman sorgum (Sorghum bicolor) merupakan salah satu jenis tanaman budidaya yang dapat dimanfaatkan baik sebagai bahan pangan maupun pakan. Pertumbuhan dan produksi sorgum yang baik memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai, baik iklim maupun tanah. Tanah dengan kadar bahan organik yang rendah kurang mampu mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman yang baik. Salah satu jenis bahan organik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kadar bahan organik tanah pada pertanaman sorgum adalah eceng gondok (Eichhornia crassipes) karena produksi biomassnya cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh bahan organik eceng gondok untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman sorgum. Penelitian ini didesain dalam Rancangan Lingkungan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan Rancangan Perlakuan 2 Faktor (RAK-Faktorial). Faktor pertama adalah varietas sorgum yang terdiri dari 2 taraf sebagai berikut: V1 = Varietas Numbu V2 = Varietas Kawali. Faktor kedua adalah dosis bahan organik eceng gondok yang terdiri dari lima taraf sebagai berikut: P0 = tanpa bahan organik eceng gondok; P1 = 10 ton. ha-1; P2 = 20 ton.ha-1; P3 = 30 ton. ha-1; P4 = 40 ton.ha-1. Penelitian ini dilaksanakan dilahan pertanian Desa Hulawa, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo selama 4 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan varietas dan bahan organik eceng gondok berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, panjang malai dan hasil biji kering panen, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun. Terdapat interkasi antara varietas dengan bahan organik eceng gondok terhadap panjang malai dengan interaksi terbaik pada kombinasi perlakuan V2P4 = Varietas Kawali dengan bahan organik eceng gondok 40 ton.ha-1 dengan panjang malai 28,90 cm.
Faiz Tsauban Alima Fazari, Kartika Yurlisa, Husni Thamrin Sebayang
Published: 28 February 2023
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 011, pp 136-143; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2023.011.02.07

Abstract:
Produktivitas jagung di Indonesia pada tahun 2016 sebesar 53,05 ku ha-1 mengalami penurunan sebesar 0,78 pada tahun 2017 menjadi 52,27 ku ha-1. Penurunan produktivitas tanaman jagung manis dapat disebabkan kurangnya pengaplikasian pupuk organik dan pengolahan tanah secara intensif. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari interaksi metode pengolahan tanah dan dosis pupuk kompos terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Penelitian dilaksanakan di Desa Bulupasar, Kabupaten Kediri pada bulan Agustus hingga Oktober 2021 menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) Faktorial dengan 9 perlakuan dan mendapatkan ulangan sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi perlakuan metode olah tanah dan dosis pupuk kompos tidak menunjukkan interaksi nyata pada pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Perlakuan tanpa olah tanah meningkatkan tinggi tanaman sebesar 13,30% pada 21 HST, jumlah daun sebesar 11,48% pada 14 HST dan 8,14% pada 42 HST, diameter batang pada 14 HST 12,35% serta 13,37% pada 21 HST dibandingkan perlakuan olah tanah konvensional. Perlakuan dosis pupuk kompos 20 t ha-1 meningkatkan diameter batang tanaman sebesar 10,11% pada 14 HST, diameter tongkol tanpa kelobot 3,33%, berat segar tongkol tanpa kelobot 8,68% dan kadar gula 6,54% dibandingkan perlakuan tanpa pupuk kompos. Kata Kunci: Dosis Pupuk Organik, Jagung Manis, Olah Tanah, Pupuk Kompo
M. Sonydio Geovandi, Didik Hariyono
Published: 28 February 2023
Journal: Produksi Tanaman
Produksi Tanaman, Volume 011, pp 126-135; https://doi.org/10.21776/ub.protan.2023.011.02.06

Abstract:
Ubi jalar merupakan komoditas pangan yang penting bagi kehidupan manusia khususnya masyarakat Indonesia. Ubi jalar merupakan tanaman pangan yang berpotensi sebagai pengganti beras karena efisien dalam menghasilkan energi. Produksi tanaman ubi jalar di Kabupaten Malang mengalami penurunan setiap tahunnya dari 2018 hingga 2021 sebesar 10.694 ton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas curah hujan dan hari hujan terhadap produktivitas tanaman ubi jalar di Kabupaten Malang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2022 dengan metode survei di Kabupaten Malang, yang dilaksanakan di tiga tempat yaitu Kecamatan Pakis, Kecamatan Jabung dan Kecamatan Ngajum. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer berupa data wawancara sedangkan data sekunder berupa data iklim seperti intensitas curah hujan, hari hujan, bulan basah dan bulan kering serta data produktivitas ubi jalar di Kecamatan Pakis, Jabung dan Ngajum selama 11 tahun dari 2011-2021. Analisis data dilakukan dengan uji korelasi antara intensitas curah hujan, hari hujan, bulan basah, dan bulan kering terhadap produktivitas tanaman ubi jalar di Kabupaten Malang dan apabila ada hubungan maka dilanjutkan dengan uji regresi linear berganda. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tiga lokasi sentra produksi ubi jalar (Pakis, Jabung dan Ngajum) terdapat korelasi positif dan negatif antara unsur iklim (intensitas curah hujan, hari hujan, bulan basah dan bulan kering) terhadap produktivitas ubi jalar. Hari hujan dan bulan basah berkorelasi positif sedangkan intensitas curah hujan berkorelasi negatif, bulan kering tidak berkorelasi di Kecamatan Ngajum sedangkan dua kecamatan yang lain tidak berkorelasi terhadap intensitas curah hujan, hari hujan, bulan basah dan bulan kering terhadap produktivitas tanaman ubi jalar
Page of 3
Articles per Page
by
Show export options
  Select all
Back to Top Top