Pengkajian Nyeri CPOT dan Wong Bekker Pasien Penurunan Kesadaran

Abstract
ABSTRAK Pengkajian nyeri pada pasien penurunan kesadaran yang tidak mampu mengekspresikan respon nyeri yang dialami secara verbal merupakan hal penting yang harus dicermati. CPOT merupakan instrumen untuk menilai nyeri pasien yang tidak dapat berkomunikasi secara verbal , sedangkan Wong Bekker merupakan pengkajian nyeri yang mudah dan cepat dalam memprediksi. Pengkajian nyeri yang sistematis pada pasien penurunan kesadaran akan menurunkan lamanya hari rawat serta menurunkan angka infeksi nasokomial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan pengkajian nyeri menggunakan instrumen CPOT dan Wong Bekker pada pasien penurunan kesadaran di Ruang ICU RSUD Ratu Zalecha Martapura. Penelitian observasional analitik dengan cross sectional pada 31 responden di ruang ICU RSUD Ratu Zalecha Martapura dengan purposive sampling. Penelitian ini dilaksanakan September – Oktober 2017. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil CPOT lebih efektif yaitu 17,48 di bandingkan Wong Bekker 12,54. (P= 0,000 < 0,05) dengan uji mann whitney. Pengkajian nyeri dengan instrumen CPOT lebih unggul karena evaluasi nyeri didasarkan pada tanda-tanda perilaku dan indikator komprehensif. Rumah sakit dapat menggunakan pengkajian nyeri dengan instrument CPOT. Kata – kata Kunci : CPOT, Pengkajian Nyeri, Penurunan Kesadaran, Wong Bekker ABSTRACT Pain assessment of unconsciousness patiens who unable to show their pain respon verbally is an important thing to learn. CPOT is an instrument for scoring the pain of patients who couldn’t doing verbal communication, and Wong Bekker is an easier and faster instrument for pain scale prediction. A sistematic pain assessment on critical unconsciousness patients will reduce long of stay and Healthcare-Associated Infections number. Objective for this research were knowing the effectivity of pain assessment used CPOT and Wong Bekker on critical unconsciousness patients in ICU of Ratu Zalecha Hospital Martapura. Analytic observational experimental by cross sectional on 31 responden in ICU of Ratu Zalecha Martapura, used purposive sampling. This experiment in September up October 2017. Based on the experiment that the CPOT was more effective (17.48) than Wong Bekker (12,54). P Value < 0,05 by mann whitney test. Pain assessment used CPOT was better because pain evaluating based on comprehensive behave signs and indicators. Hospitals may doing pain assessmenet used CPOT. Keywords : CPOT, Pain Assesment, Unconciousness, Wong Bekker.