Kajian Sifat Enjiniring Puree Wortel (Daucus carrota L.)

Abstract
Pengolahan wortel pasca panen di Indonesia masih sebatas diolah menjadi bahan utama sup atau sayur cap cay dan kadang diblender untuk diminum sebagai jus dan saat ini masih ada yang mencoba membuat tepung dari wortel. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor yaitu perbandingan wortel dan air serta lama waktu penggilingan. Tahapan pengukuran sifat keteknikan yaitu dimulai dari penyiapan bahan baku, pencucian, pemotongan, pemurnian, kemudian dilakukan pengukuran sifat keteknikan. Sifat keteknikan yang diukur adalah viskositas, total padatan, densitas, warna, dan konduktivitas termal. Perbandingan wortel dan air yang digunakan masing-masing adalah 3: 1 (450 gr: 150 ml), 2: 1 (400 gr: 200 ml), dan 1: 2 (200 gr: 400 ml) untuk lama waktu pemakaian yaitu 150 detik, 210 detik, dan 270 detik. Analisis data menggunakan uji statistik ANOVA dua arah dengan dua faktor yang mempengaruhi yaitu perbandingan wortel dan air serta lama waktu pakai. Nilai viskositas berkisar antara 1697,78 cP hingga 4661,44 cP. Nilai total padatan berkisar antara 3,11% sampai 7,20%. Nilai kepadatan berkisar dari 1,004 g / ml hingga 1,015 g / ml. Nilai indeks warna L berkisar antara 34,33 hingga 42,77. Nilai indeks warna berkisar antara -1,06 hingga 6,44. Nilai indeks warna b berkisar antara 12,65 hingga 26,95. Nilai konduktivitas termal berkisar antara 0,577 W / m.K hingga 0,682 W / m.K. Semakin banyak proporsi wortel dalam larutan haluskan, semakin tinggi nilai viskositas, total padatan, massa jenis, dan indeks warna L, a, dan b. Sedangkan nilai konduktivitas termal tidak berpengaruh terhadap perbandingan wortel dan air. Pada perlakuan waktu pemurnian tidak berpengaruh terhadap nilai total solid, nilai indeks warna L, a, dan b. Namun, hal itu mempengaruhi nilai densitas dan viskositas puree wortel. Semakin lama waktu penggilingan, semakin besar nilai viskositas dan densitasnya.