Karakteristik Nata De Soya Dari Limbah Cair Tahu dengan Pengaruh Penambahan Ekstrak Jeruk Nipis dan Gula

Abstract
Banyaknya produksi tahu di Indonesia menyebabkan melimpahnya pula limbah cair tahu. Limbah tersebut jika tidak diolah akan mencemarkan lingkungan sekitar yang nantinya akan menimbulkan dampak yang buruk bagi masyarakat. Salah satu pengolahan limbah cair tahu adalah dengan membuat Nata de Soya. Artikel ini merupakan hasil penelitian mengenai pengolahan limbah cair tahu menjadi Nata de Soya dengan penambahan ekstrak jeruk nipis dan gula dari bakteri Acetobacter xylinum. Selama proses fermentasi, metabolisme Acetobacter xylinum dipengaruhi oleh keasamaan mediaPenambahan asam yang digunakan yaitu asam sitrat yang terdapat dalam jeruk nipis. Asam sitrat ini juga digunakan untuk membentuk asam glukonat dengan bantuan bakteri. Selain penambahan ekstrak jeruk nipis, adanya penambahan gula pada pembuatan Nata de Soya akan berpengaruh terhadap karakteristik ketebalan, berat dari Nata de Soya, kadar air, kadar serat, kadar vitamin C dan rendemennya. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa Nata de Soya dengan konsentrasi jeruk nipis 10 mL dan gula 28 (g/L) mempunyai kadar air tertinggi sebesar 98,86%, pada uji kadar serat hasil tertinggi yaitu pada kadar gula 42 (g/L) dan jeruk nipis 10 mL dengan perolehan kadar serat sebesar 1,18%, uji kadar vitamin C tertinggi yaitu pada kadar gula 42 (g/L) dan ekstrak jeruk nipis 30 mL sebesar 7,40%. Pada hasil berat nata didapatkan hasil tertinggi yaitu pada ekstrak jeruk nipis 10 ml dan kadar gula 42 (g/L) sebesar 0,55 mm dan untuk uji berat nata didapatkan hasil tertinggi sebesar 44,87 cm untuk konsentrasi jeruk nipis 10 mL dan gula 42 (g/L). Untuk hasil uji rendemen tertinggi diperoleh sebesar 7,40% pada konsentrasi jeruk nipis 10 mL dan gula 42 (g/L).