Chronic Liver Disease Lowering Physical and Mental Health Dimensions

Abstract
The most prevalent diseases within the world related to major illness and mortality are chronic liver diseases. The developing pervasiveness of chronic liver disease has resulted in increased interest in health-related quality of life, which incorporates the physical well-being of a patient and his emotional and social well-being. This study aimed to define the quality of life of patients with chronic liver disease. This study used the Quality-of-Life Short Form 36 Indonesian version to examine 102 patients with chronic liver disease from two hospitals with a descriptive design. The quality of life of the patients was comparatively low (M ± SD: physical, 42.4 ± 18.33; mental, 48.44 ± 17.19). On both the physical and mental health dimensions of quality of life, the patients in this study scored less than 50 on a scale of 0 to 100, with low scores indicating the low quality of life both physically and mentally. Improving quality of life necessitates a multidisciplinary strategy that combines physical and mental health screening and management. Surrounding support will encourage adaptive coping mechanisms to manage the illness for improving quality of life. AbstrakPenyakit Hati Kronis Menurunkan Dimensi Kesehatan Fisik dan Mental. Penyakit yang paling umum di dunia yang berhubungan dengan penyakit utama dan kematian adalah penyakit hati kronis. Penyebaran penyakit hati kronis yang berkembang telah menghasilkan peningkatan minat pada kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan, yang mencakup kesejahteraan fisik pasien dan kesejahteraan emosional dan sosialnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjabarkan kualitas hidup pasien penyakit hati kronis. Penelitian ini menggunakan Quality-of-Life Short Form 36 versi Bahasa Indonesia untuk mengumpulkan data dari 102 pasien dari dua rumah sakit melalui desain deskriptif. Penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas hidup pasien relatif rendah (M ± SD: fisik, 42,4 ± 18,33; mental, 48,44 ± 17,19). Pada kedua dimensi kualitas hidup yaitu kesehatan fisik dan mental, pasien dalam penelitian ini mendapat nilai kurang dari 50 pada skala 0 hingga 100, dengan nilai rendah menunjukkan kualitas hidup rendah baik fisik maupun mental. Peningkatkan kualitas hidup pasien memerlukan strategi multidisiplin yang menggabungkan skrining dan manajemen kesehatan fisik dan mental. Dukungan lingkungan akan mendorong mekanisme koping yang adaptif untuk mengelola penyakit dalam meningkatkan kualitas hidup.Kata Kunci: Indonesia, kualitas hidup, penyakit hati kronis, sirosis